Jakarta (ANTARA) - Akademisi yang juga praktisi klinis dari Universitas Indonesia Prof Ari F Syam mengatakan bahwa debu vulkanik Gunung Semeru di Jawa Timur dapat menyebabkan infeksi pernafasan.
“Efek dari terhirup debu juga bisa muncul dua minggu setelah debu tersebut bertahan dalam sistem pernafasan kita, sehingga menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan bawah,” ujar Ari di Jakarta, Senin.
Dia menambahkan jika kandungan silika terus bertahan di paru-paru dalam jangka panjang, akan menyebabkan silikosis yakni suatu kondisi yang pada akhirnya membuat fungsi paru akan menurun.
Debu tersebut bisa secara langsung menyebabkan gangguan kesehatan pada mata, kulit maupun saluran pernafasan.
“Fakta yang ada saat ini, memang bahwa debu vulkanik akan menyebabkan perih pada mata dan menimbulkan gangguan pernafasan berupa batuk dan sesak nafas. Pada kulitpun menyebabkan gatal-gatal jika kita terpapar debu vulkanik ini. Debu vulkanik telah menyebabkan jalan-jalan raya di beberapa kota seputar Semeru menjadi licin dan berlumpur setelah hujan tiba dan menyebabkan beberapa kecelakaan,” jelas dia.
Dia menambahkan pertanyaan seputar dampak akan debu itu harus dijawab, serta dilakukan survei kesehatan dan observasi yang terus menerus di rumah sakit dan tempat-tempat pengungsi mengenai kasus-kasus penyakit yang ditemukan.
Sampai sejauh ini jumlah korban meninggal 13 orang dan korban luka umumnya karena luka bakar, akibat semburan debu panas dari erupsi Gunung Semeru.
“Permasalahan kesehatan para pengungsi harus diidentifikasi sehingga langkah-langkah yang tepat harus dilakukan. Permasalahan kesehatan yang muncul seputar pengungsi adalah gangguan fisik maupun psikis. Kondisi pengungsian yang terbatas seperti keterbatasan tempat tidur yang layak, sarana air bersih khususnya untuk mandi, cuci dan kakus yang terbatas jelas akan berdampak bagi kesehatan para pengungsi,” terang dia.
Selain itu kejiwaan para pengungsi juga akan terganggu, karena terdapat faktor-faktor yang dapat mencetuskan stres bagi para pengungsi. Karena itu perlu upaya lebih lanjut untuk mengatasi persoalan yang timbul akibat dampak erupsi gunung tersebut.
Berita Terkait
BMKG: Waspadai abu vulkanik ganggu aktivitas penerbangan
Jumat, 5 April 2024 12:28 Wib
Gunung Ibu erupsi selama 68 detik lontarkan abu vulkanik ke arah barat
Senin, 5 Februari 2024 10:43 Wib
Otoritas bandara tutup lagi BIM imbas sebaran abu vulkanik Marapi
Jumat, 19 Januari 2024 16:28 Wib
PVMBG ungkap kondisi terkini Gunung Kerinci
Senin, 15 Januari 2024 10:02 Wib
Hujan abu turun di lereng Gunung Marapi
Minggu, 14 Januari 2024 8:02 Wib
Gunung Lewotobi Laki-laki lontarkan abu vulkanik setinggi 1.000 meter
Rabu, 27 Desember 2023 7:42 Wib
PVMBG sarankan masyarakat pakai masker cegah abu vulkanik Marapi
Jumat, 22 Desember 2023 15:48 Wib
Anak Krakatau kembali erupsi semburkan abu vulkanik 657 meter
Kamis, 7 Desember 2023 10:47 Wib