Jakarta (ANTARA) - PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengembang Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) The Mandalika, membuat terobosan kreatif untuk mempromosikan pariwisata di destinasi tersebut melalui film "Akad".
Dalam melakukan upaya tersebut, ITDC bersinergi dengan IFI Sinema, E-Motion Entertainment, dan Maxstream, untuk memproduksi film "Akad" dengan mengambil lokasi syuting di DPSP The Mandalika.
Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer saat konferensi pers peluncuran poster dan trailer resmi film "Akad" di Jakarta, Jumat, mengatakan, terobosan tersebut penting dilakukan karena selama dua tahun terakhir, pariwisata Indonesia mengalami penurunan pendapatan, begitu juga dengan industri kreatif.
"Saya kira industri pariwisata dan kreatif ini sangat berhubungan, ya. Film ini dari awalnya memang digagas sebagai salah satu upaya untuk mempromosikan pariwisata," kata Abdulbar.
Melalui film yang terinspirasi dari lagu milik Moh. Istiqamah Djamad alias Is berjudul "Akad" itu, diharapkan dapat mendorong wisatawan untuk datang ke destinasi tersebut.
"Dukungan kami atas pembuatan film ini merupakan salah satu upaya kreatif kami dalam mempromosikan DPSP The Mandalika sekaligus meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke kawasan yang kami kelola," imbuh Abdulbar.
Abdulbar juga mengatakan, The Mandalika memiliki pemandangan alam yang indah sehingga akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung.
"Dan kami percaya film 'Akad" mampu menangkap potensi yang dimiliki The Mandalika dan menyampaikan pesan tersebut ke khalayak luas," ujarnya.
Film "Akad" yang dijadwalkan tayang pada Februari 2022 itu dibintangi oleh Kevin Julio, Indah Permatasari, Mathias Muchus, Debo Andryos, Jennifer Coppen, dan Nino Fernandez.
Terinspirasi dari lagu dengan judul yang sama, film "Akad" menyajikan kisah drama dan percintaan keluarga, menceritakan Indira (Indah Permatasari) yang terus didesak sang ayah untuk segera menikah.
Dalam film tersebut, Indira diceritakan sebagai wanita mandiri yang merasa tidak perlu menikah dan membangun rumah tangga. Dia juga tidak mau merasakan kesedihan seperti yang dirasakan sang ayah setelah ibunya meninggal dunia.