Banjarnegara (ANTARA) - Dokter spesialis bedah dari Rumah Sakit Islam Banjarnegara dr. Mohammad Fikri Hafidhi SpB. menyampaikan tata cara yang tepat dalam menangani gigitan ular berbisa.
Di Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat, ia menjelaskan, tata laksana yang tepat dalam menangani gigitan ular berbisa adalah dengan memberikan bantalan kain atau kasa yang bersih dan empuk pada bagian dengan bekas gigitan ular kemudian mengikatnya dengan ikatan yang tidak terlalu kencang.
Selanjutnya, ia mengatakan, orang yang terkena gigitan ular berbisa sebaiknya diimobilisasi agar tidak terlalu banyak bergerak atau diberi bidai (spalk).
"Setelah itu diberi bantalan dan diberi kayu atau botol yang diikat pelan. Misalnya, ada gigitan di lengan maka diberi kayu atau ranting pada ujung atas dan bawah, diikat agar tidak terjadi pergerakan," katanya.
Ia mengatakan, jika semua itu telah dilakukan, maka orang yang digigit ular berbisa dapat dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat agar mendapat penanganan lebih lanjut.
Pasien yang mengalami gigitan ular berbisa, ia mengatakan, bisa diberi serum antibisa ular.
"Serum antibisa ular di Indonesia umumnya hanya ada satu jenis yang berasal dari plasma kuda serta berisi tiga antibisa ular, yakni ular sendok jawa (Naja sputatik), ular weling (Bungarus faciatus), dan ular tanah (Callosellasma rhodostoma)," kata Fikri.
Ia mengemukakan bahwa beberapa cara yang selama ini diterapkan kalangan masyarakat awam dalam menangani gigitan ular berbisa justru bisa membahayakan.
"Sering kita temui di masyarakat awam jika terjadi gigitan ular berbisa justru bisanya disedot pakai mulut. Ini berbahaya bagi keduanya, karena bisa yang tersedot ke mulut akan meracuni tubuhnya, ini sangat berbahaya," katanya.
Menangani gigitan ular berbisa dengan cara mengikat kencang bagian atas dan bawah bekas gigitan ular berbisa, ia melanjutkan, juga berbahaya karena dapat berdampak buruk terhadap bagian gigitan yang berada di antara dua ikatan tersebut.
Bagian yang terisolasi itu, menurut dia, bisa menjadi busuk dan kondisi tersebut dapat berujung pada tindakan amputasi.
"Saya juga sering temui kejadian, ada orang kena gigitan ular berbisa dikasih oli bekas. Ini salah dan efeknya juga berbahaya. Masih pula terjadi dilakukan sayatan lokal, dan cara penusukan pada lokasi gigitan ular tersebut," katanya.
Berita Terkait
Tiga warga Badui korban gigitan ular berbisa kondisinya parah
Selasa, 6 Februari 2024 9:22 Wib
Waspada gigitan ular selama musim hujan
Jumat, 2 Februari 2024 9:33 Wib
Warga Badui digigit ular berbisa saat membuka ladang
Jumat, 23 September 2022 17:59 Wib
Komunitas reptil di Bali edukasi masyarakat mengenai ular lewat Car Free Day
Minggu, 18 September 2022 11:34 Wib
Empat warga Badui tergolek lemas dan digigit ular berbisa dirujuk ke RSUD Banten
Sabtu, 20 Agustus 2022 23:03 Wib
Cerita dokter Maharani, penyelamat korban gigitan ular daboia ruseli siamensis
Rabu, 22 Januari 2020 12:10 Wib
Petani Badui saat buka ladang waspadai ular berbisa
Rabu, 4 September 2019 11:25 Wib
BKSDA lepasliarkan ular di Pararawen
Sabtu, 10 Februari 2018 21:04 Wib