Sipirok (ANTARA) - PDM (Pesantren Darul Mursyid) Coffee, Tapanuli Selatan (Tapsel) , salah satu produsen Kopi Arabika Sumatera Utara, mengikuti even lelang kopi imternasional di Singapura,
" Lelang kopi itu diadakan Singapore Coffe Asociation dalam rangka Singapore International Coffee Convention dan Specialty Coffee Auction 2021 di Midview City, Singapura baru-baru ini," kata Kepala Bagian Pengembangan Usaha PDM Coffee, Fahmul Hidayat Hasibuan, di Sipirok, Sabtu.
Ia mengatakan, seluruh negara produsen kopi terbaik di seluruh dunia seperti Brazil, Vietnam, Kolombia, India, Peru, Ethiopia dan lainnya ikut dalam even bergensi tersebut.
Mengikut even ini secara virtual terkecuali para buyer-buyer dunia yang terdaftar dan terigestrasi yang bisa hadir untuk tatap muka, disebabkan pandemi COVID-19.
"Namun sisi lain sistem itu, kata dia, cukup fair dan akuntable. Produsen kopi hanya mengirimkan sampel (30 kg) untuk di uji sekaligus promosi penjualan kepada buyer yang hadir," katanya.
Baca juga: Petani kopi di Madina tinggalkan lahan imbas COVID-19
PDM Coffe beralamat di Sidapdap Simanosor Julu, Kecamatan SD.Hole mewakili Produsen Kopi Arabika Sipirok Sumatera Utara - Indonesia dalam even ini masuk nominasi. Bahkan sampel Kopi Arabika Sipirok sebanyak 30 kilo yang dikirim habis terjual dengan harga U$5/kg atau setara Rp72 ribu per kilo.
"Menarik bukan soal lakunya, sampel Kopi Arabika Sipirok yang kita kirimkan dan informasikan "cupping score" nilainya 80,58. Ternyata setelah cek laboratoriun mesin sensory oleh panitia nilainya menjadi lebih baik yaitu 82,05," ungkapnya.
Tidak diduga, tambahnya, belum selesai acara, manajemen PDM Coffee langsung banjir menerima pesan WhatsApp dari buyer beberapa negara yang salah satunya buyer asal Belgia disusul Belanda dan Polandia yang mengaku tertarik Kopi Arabika Sipirok.
Baca juga: Sumatera Selatan bangun pabrik pengolahan kopi, munculkan brand dan tingkatkan PAD
"Soal tawaran harga tidak masalah. Hanya saja permintaan kontrak Kopi Arabika Sipirok yang harus ditandatangani cukup besar 100 ton per tahun, sementara produksi masih lebih kurang 5 ton per bulan," katanya.
"Kewalahannya disitu, dengan berat hati memang kami harus terpaksa mencancel memutus sepihak diakibatkan keterbatasan kami sendiri. Kami tidak putus asa, ini merupakan satu proses yang harus dihargai," tambahnya.
Menurut dia, lelang kopi internasional yang di helat negara Singapore ini cukup baik diikuti dalam upaya mengembangkan bisnis khusus komoditi Kopi Arabika Sipirok Sumut-Indonesia.
"Ada 8 produsen Kopi Arabika yang ada di Indonesia yang mengikuti lelang kopi internasional di Singapore diantaranya produsen kopi dari Sulawesi, Jawa, Bali dan Aceh di samping Sumut," katanya.
Baca juga: Kabupaten Tapanuli Selatan tonjolkan Kopi Arabika Sipirok di Padang Expo