Jakarta (ANTARA) - LinkedIn, platform jejaring profesional buatan Microsoft Corp, menemukan sejumlah data dari pengguna mereka terekspos dan dijual.
Melalui blog resmi, LinkedIn mengatakan hasil penyelidikan mereka menemukan bahwa data tersebut merupakan agregasi dari sejumlah situs dan perusahaan.
"Data itu termasuk profil yang bisa dilihat publik, yang kelihatannya diambil dari LinkedIn," kata LinkedIn.
Mereka menegaskan tidak diretas, data tersebut diambil dengan cara scraping atau menghimpun informasi yang ada di profil publik.
LinkedIn juga menegaskan tidak ada data dari anggota akun privat dari set data yang mereka tinjau.
Dalam tulisan di blog resmi tersebut, LinkedIn tidak menyebutkan berapa banyak pengguna yang terdampak insiden ini.
Laman CyberNews menuluskan data yang dijual di situs gelap termasuk nama pengguna LinkedIn, nama lengkap, alamat email, nomor telepon dan jenis kelamin.
Terdapat juga tautan ke profil LinkedIn, tautan ke profil di berbagai media sosial dan jabatan serta informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
Situs tersebut menuliskan terdapat arsip berisi data dari 500 juta profil LinkedIn dijual di forum peretas.
Berita Terkait
Muara Enim gelar sosialisasi keamanan informasi cegah kebocoran data
Jumat, 8 November 2024 19:24 Wib
Pakar: Perencanaan kota perlupertimbangkan perubahan perilaku manusia
Jumat, 8 November 2024 15:36 Wib
Survei Polsentrum petakan persaingan dua paslon Pilkada Muba ketat
Jumat, 1 November 2024 21:35 Wib
Dinas Kominfo Muba dan Lahat berbagi pengalaman kelola data dan informasi
Selasa, 29 Oktober 2024 15:56 Wib
Data berperan penting untuk menjaga kestabilan pemerintah
Selasa, 29 Oktober 2024 14:16 Wib
Pemkab OKU verifikasi bakal penerima bantuan stimulan korban banjir
Senin, 21 Oktober 2024 20:55 Wib
Rupiah turun setelah data ekonomi AS membaik secara signifikan
Jumat, 18 Oktober 2024 9:25 Wib
Tim Kemenkumham Sumsel ikuti rapat percepatan perluasan data responden SPI KPK
Rabu, 16 Oktober 2024 20:44 Wib