Penyanyi Tony Bennett didiagnosis Alzheimer

id tony bennett,alzheimer,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara sumsel hari ini, palembang hari ini

Penyanyi Tony Bennett didiagnosis  Alzheimer

Tony Bennett (REUTERS/Carlo Allegri)

Jakarta (ANTARA) - Keluarga Tony Bennett mengungkapkan, penyanyi legendaris itu sedang berjuang melawan penyakit Alzheimer. Tony Bennett didiagnosis menderita Alzheimer sejak empat tahun lalu.

Istrinya, Susan, mengatakan kepada Majalah AARP dalam wawancara yang diterbitkan pada Senin (1/2), bahwa penyanyi 94 tahun yang dikenal dengan lagu "I Left My Heart in San Francisco" telah kehilangan kemampuan untuk membuat keputusan.

Kendati didiagnosis pada 2016, Bennett masih merekam album baru bersama Lady Gaga yang diperkirakan akan rilis tahun ini, kata publisis Bennett. Album baru yang jadi kelanjutan kolaborasi mereka pada 2014, "Cheek to Cheek", direkam antara 2018 dan 2020.

Majalah AARP mengatakan cuplikan video dokumenter duet mereka memperlihatkan Lady Gaga ketika Bennett, yang menyanyi dengan suara indah tapi kadang terlihat kebingungan, menyanyikan bagian solo dari lagu cinta.

"Gaga melihat, dari balik mikrofon, senyumnya berubah jadi getaran, matanya berkaca-kaca, sebelum dia menutup wajah dengan tangannya dan terisak," kata majalah itu seperti dikutip dari Reuters.

Tony Bennett, pemenang 18 penghargaan Grammy yang memulai karier pada 1950-an, tetap ceria namun kondisinya makin memburuk, kata istrinya.

"Dia akan bertanya kepadaku, 'Apa itu Alzheimer?' Saya jelaskan, tapi dia tidak mengerti," kata istrinya kepada Majalah AARP.

Gayatri Devi, ahli saraf di Lenox Hill Hospital di Manhattan, mendiagnosis Bennett pada 2016. Devi mendorong keluarga Bennett untuk membiarkan sang penyanyi tetap menyanyi dan manggung selama ia masih menikmatinya.

Menurut Asosiasi Alzheimer, penyakit fatal itu menyebabkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan nalar.

Bennett sejauh ini terhindar dari disorientasi yang terkadang dapat mendorong pasien untuk berkeliaran di luar rumah atau mengalami teror, kemarahan, atau depresi, kata artikel majalah itu.