Jakarta (ANTARA) - Tim kuasa hukum Waroeng Brothers (WB) membantah pemukulan terhadap Lurah Cipete Utara dilakukan oleh pemilik warung karena keributan terjadi antara pengunjung warung dengan pejabat kelurahan tersebut.
"Keributan antara Bu Lurah dengan tamu. Jadi, saya pernah melihat laporannya ke Wali Kota, ke Polres Jaksel bahwa pemilik WB juga ikut menganiaya, itu fitnah, tidak pernah ada," kata Wisnu Wardhana, selaku kuasa hukum WB, di Jakarta Selatan, Jumat.
Menurut Wisnu, pada saat keributan terjadi, pemilik WB justru yang berupaya melerai dan melindungi, jangan sampai terjadi apa-apa dengan pejabat kelurahan tersebut.
"Kita buktikan dengan video, sudah kita sampaikan ke Polres," kata Wisnu.
Selain membantah penyataan Lurah Cipete Utara yang dipukul oleh sejumlah orang di WB, kuasa hukum juga menilai laporan tersebut mengada-ngada dan fitnah sehingga masuk kategori laporan palsu.
Penyataan yang dianggap mengada-ngada adalah terkait jumlah pengunjung saat penertiban yang dinyatakan lebih dari 100 orang.
Kuasa hukum berdalih, warung kopi dan kafe tersebut tidak bisa memuat lebih dari 50 orang.
"Bu Lurah tanpa atribut kelurahan tengah malam datang ke mari tidak didampingi aparatur kelurahan, ataupun aparatur yang sah mendampingi dia sekalipun itu Satpol PP. Bu Lurah datang bersama dengan FKDM yang kita tidak tahu itu apa, tapi sudah dilengkapi dengan atribut Satgas COVID-19," kata Wisnu.
Menurut Wisnu, kedatangan Lurah Cipete Utara tanpa atribut dan pendampingan aparatur kelurahan sebagai tindakan hukum yang ilegal.
Bu Lurah, lanjut Wisnu, datang dengan tiga orang anggota FKDM langsung memerintahkan dengan lantang kepada anggotanya untuk memfoto warung dan menggebrak-gebrak meja.
"Misalnya saya sebagai pengunjung yang tidak kenal itu Lurah tanpa adanya atribut, pasti tamu-tamu itu terpancing emosi dan memang pada kenyataannya terpancing emosi dan akhirnya bentrok," kata Wisnu.
Urus perizinan
Pada malam itu, menurut pengakuan Wisnu, pihak WB telah berkoordinasi dan berkomunikasi dalam kaitannya melindungi Lurah Cipete Utara dari cekcok.
Pihak pengacara juga membantah pernyataan Lurah Cipete Utara yang mencium aroma minum keras dari pengunjung yang datang pada saat pemukulan terjadi. Pernyataan tersebut dinilai tidak memiliki bukti yang kuat.
Saat ditanya jam operasional WB melebihi batas aturan, karena pukul 01.30 WIB masih beroperasi, Wisnu beralasan pada malam itu tengah terjadi transisi mau tutup, tetapi pengunjung masih ada, sehingga menunggu pengunjung pulang satu per satu.
Terkait izin usaha, Wisnu mengaku pihak WB sedang mengurus perizinan secara daring dan kini sudah memegang nomor izin bersama (NIB) sebagai dasar membuka usaha.
"WB sudah memiliki nomor izin bersama (NIB) izin usaha dan izin lokasi," ujar Wisnu.
Sementara itu, Satpol PP DKI Jakarta telah menyegel dan menutup WB secara permanen karena kedapatan sudah berkali-kali melanggar aturan PSBB serta puncaknya peristiwa pemukulan terhadap Lurah Cipete Utara.
Berita Terkait
APP Group di COP-29, mengarahkan transisi energi menuju masa depan hijau
Kamis, 14 November 2024 12:08 Wib
3 Cawagub Sumsel juga bahas transisi energi hingga penyelesaian konflik agraria
Senin, 11 November 2024 19:52 Wib
Pengetahuan laki laki lebih tinggi soal perubahan iklim
Senin, 28 Oktober 2024 16:55 Wib
Menag: Haji tak boleh gagal hanya karena transisi pemerintahan
Senin, 28 Oktober 2024 16:19 Wib
ESDM tetapkan harga indeks biodiesel Oktober Rp12.633 per liter
Rabu, 2 Oktober 2024 8:39 Wib
APP Group perkuat komitmen dalam transisi energi bersih pada Talkshow ICCEF 2024
Sabtu, 21 September 2024 14:56 Wib
Kemenko Marves: Transisi energi juga untuk amankan energi terjangkau
Jumat, 6 September 2024 13:04 Wib
Pemkab OKU prioritaskan perbaikan jembatan gantung rusak akibat banjir
Selasa, 27 Agustus 2024 1:01 Wib