Jakarta (ANTARA) - Dolce & Gabbana menjadi rumah mode besar pertama yang menghidupkan kembali pertunjukan pagelaran busana "catwalk" secara fisik di era normal baru, yang dihadiri oleh ratusan tamu undangan.
Pagelaran busana khusus pria pada Rabu (15/7) malam waktu setempat itu diadakan di halaman Universitas Humanitas Milan, universitas di mana penelitian tentang vaksin virus corona saat ini sedang berlangsung.
Dari 260 tamu yang hadir sebagian besar bukanlah orang Italia. Para tamu diminta menjaga jarak minimal 1 meter serta mengenakan masker sepanjang acara berlangsung. Selain itu para tamu wajib diperiksa suhu tubuhnya, dan ditolak aksesnya bila suhu tubuh mereka melebihi 37 derajat celcius pada saat kedatangan.
"Kami tidak bisa membayangkan dunia mode tanpa pertunjukan langsung. Desainer, jurnalis, pembeli, dan kita semua membutuhkannya," kata Domenico Dolce seperti dikutip dari The Guardian, Jumat.
"Perlahan kita harus memulai dari awal, namun sepenuhnya menghormati peraturan keselamatan dan kesehatan yang berlaku. Bagi kami peragaan busana langsung adalah hal mendasar, itu bagian dari mimpi," tambah Dolce.
Wilayah belakang panggung biasanya terbuka untuk pers, namun kini dibatasi hanya boleh diakses oleh penata rambut dan penata rias yang mengenakan masker serta perisai wajah.
Keputusan Dolce & Gabbana menggelar pertunjukkan fisik yang dihadiri ratusan orang ini jelas memicu pro dan kontra, terutama di saat rekan-rekan label mewah lain termasuk Prada, Dior dan Gucci semua memilih untuk presentasi digital di pekan mode Milan sebagai pengganti acara langsung.
Sementara itu, sesama label mewah Italia lainnya, Etro, juga mengadakan pertunjukan langsung di luar ruangan yang kemudian memunculkan banyak kritik setelah foto tamu undangan yang tidak mengenakan topeng tersebar di media sosial.
Terkait beberapa rumah mode yang menggelar presentasi busana secara fisik di kota Milan, Italia, Walikota Milan Giuseppe Sala pada Selasa (14/7) menyambut kembalinya aktivitas mode di kota itu. Dia mengatakan bahwa industri mode Italia sangat penting bagi perekonomian.
"Kita tidak hanya harus kembali ke bisnis seperti sedia kala, tetapi juga harus mencari cara mengembangkan bisnis di tengah normal baru yang jauh berbeda," kata Sala.
Sala kemudian menambahkan,"Milano adalah fesyen dan fesyen adalah Milano."
Berita Terkait
Ini skema harga tiket konser Yura Yunita tahun 2025 di Jakarta
Rabu, 27 November 2024 16:35 Wib
Film "Muriara" legend Minahasa
Selasa, 26 November 2024 7:56 Wib
Sheila on 7 tampilkan sisi emosional lewat "Memori Baik"
Senin, 25 November 2024 16:36 Wib
Loka Manya Prawiro hadirkan lagu kolaborasi dengan Vina Panduwinata
Senin, 25 November 2024 13:04 Wib
Grup asal Jepang bawakan lagu "A Go Go" milik Dara Puspita di Joyland
Minggu, 24 November 2024 8:23 Wib
Roziana Cindy rilis single debut "Paling Sejati" bersama Ade Govinda
Jumat, 22 November 2024 14:57 Wib