Konten dari Indonesia diminati luar negeri
Jakarta (ANTARA) - Ketua Yayasan Tujuhbelasribu Pulau Imaji Laura Prinsloo mengatakan konten Indonesia banyak diminati dari luar negeri.
"Hal itu terbukti dari banyaknya konten Indonesia yang laku di luar negeri, terutama pada pameran-pameran yang diikuti. Hal ini tidak pernah diperhatikan sebelumnya," ujar Laura dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Laura menambahkan konten yang diminati beragam, tergantung negara mana yang disasar. Namun sebagian besar, masih didominasi buku fiksi dan nonfiksi.
Untuk buku-buku lainnya, seperti buku pendidikan, lanjut dia, belum terlalu diminati penerbit dari luar negeri.
Hal itu menunjukkan Indonesia memiliki potensi yang baik dalam bidang konten, baik penerbitan buku, games, film, dan bahkan kuliner.
"Kalau di luar negeri banyak wadah untuk menampilkan konten kreatif. Indonesia rindu kegiatan serupa di Tanah Air. Dari 3.000 penerbit, hanya segelintir yang bisa menyaksikan pameran buku di luar negeri karena tidak murah. Belum lagi dari negara-negara tetangga," ujar dia.
Oleh karena itu, pihaknya bersama dengan Frankfurt Book Fair akan menyelenggarakan Jakarta Content Con/Week yang akan diselenggarakan pada November 2020.
Dalam kegiatan pameran konten itu, diselenggarakan festival film, klub bisnis, pasar kuliner, lokakarya, seminar, bincang interaktif, pertunjukan, dan berbagai agenda terkait industri kreatif lainnya.
"Keterlibatan Frankfurt Book Fair dalam ajang ini, berkat investasi yang kita lakukan dengan menjadi tamu kehormatan pada Frankfurt Book Fair 2015," jelas dia.
Sejak itu, pihak Frankfurt Book Fair terus memantau perkembangan besar konten-konten yang dihadirkan para pelaku penerbitan Indonesia yang telah menggerakkan roda perekonomian kreatif.'
Presiden Frankfurt Book Fair Juergen Boos mengatakan Indonesia telah bekerja dengan sangat baik dalam menyajikan konten Indonesia pada dunia dan telah menjadi pemain penting dalam komunitas penerbitan dan konten internasional.
"Penerbitan dan industri kreatif secara keseluruhan berkembang, tidak hanya di Indonesia, tetapi di Asia Tenggara. Kami bersemangat dalam menciptakan pasar baru untuk perdagangan penerbitan dan hak konten di Asia Tenggara. Saya berharap dapat membawa lebih banyak pemain dari Indonesia ke tingkat internasional," kata Juergen.
"Hal itu terbukti dari banyaknya konten Indonesia yang laku di luar negeri, terutama pada pameran-pameran yang diikuti. Hal ini tidak pernah diperhatikan sebelumnya," ujar Laura dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Laura menambahkan konten yang diminati beragam, tergantung negara mana yang disasar. Namun sebagian besar, masih didominasi buku fiksi dan nonfiksi.
Untuk buku-buku lainnya, seperti buku pendidikan, lanjut dia, belum terlalu diminati penerbit dari luar negeri.
Hal itu menunjukkan Indonesia memiliki potensi yang baik dalam bidang konten, baik penerbitan buku, games, film, dan bahkan kuliner.
"Kalau di luar negeri banyak wadah untuk menampilkan konten kreatif. Indonesia rindu kegiatan serupa di Tanah Air. Dari 3.000 penerbit, hanya segelintir yang bisa menyaksikan pameran buku di luar negeri karena tidak murah. Belum lagi dari negara-negara tetangga," ujar dia.
Oleh karena itu, pihaknya bersama dengan Frankfurt Book Fair akan menyelenggarakan Jakarta Content Con/Week yang akan diselenggarakan pada November 2020.
Dalam kegiatan pameran konten itu, diselenggarakan festival film, klub bisnis, pasar kuliner, lokakarya, seminar, bincang interaktif, pertunjukan, dan berbagai agenda terkait industri kreatif lainnya.
"Keterlibatan Frankfurt Book Fair dalam ajang ini, berkat investasi yang kita lakukan dengan menjadi tamu kehormatan pada Frankfurt Book Fair 2015," jelas dia.
Sejak itu, pihak Frankfurt Book Fair terus memantau perkembangan besar konten-konten yang dihadirkan para pelaku penerbitan Indonesia yang telah menggerakkan roda perekonomian kreatif.'
Presiden Frankfurt Book Fair Juergen Boos mengatakan Indonesia telah bekerja dengan sangat baik dalam menyajikan konten Indonesia pada dunia dan telah menjadi pemain penting dalam komunitas penerbitan dan konten internasional.
"Penerbitan dan industri kreatif secara keseluruhan berkembang, tidak hanya di Indonesia, tetapi di Asia Tenggara. Kami bersemangat dalam menciptakan pasar baru untuk perdagangan penerbitan dan hak konten di Asia Tenggara. Saya berharap dapat membawa lebih banyak pemain dari Indonesia ke tingkat internasional," kata Juergen.