Perangkat lunak "open source" tekan biaya TI perusahaan

id software

Perangkat lunak "open source" tekan biaya TI perusahaan

Pakar PostgreSQL sekaligus CEO PT Equnix Business Solutions Julyanto Sutandang (kiri). (ANTARA/HO/20)

Palembang (ANTARA) - Penggunaan perangkat lunak kode sumber terbuka atau software open source dinilai mampu menekan biaya Teknologi Informasi perusahaan.

Pakar PostgreSQL sekaligus CEO PT Equnix Business Solutions Julyanto Sutandang, Selasa, mengatakan perangkat lunak ini menawarkan kebebasan dan keleluasaan ketimbang software berlisensi yang cenderung kurang adil dan bersifat kapitalistik.

Sebagai salah satu penyedia solusi open source, PT Equnix Business Solutions menemukan bahwa peralihan dari software lisensi berbayar ke open source bisa menghemat setidaknya sekitar 50 persen dari total anggaran TI pada sistem tersebut.

“Untuk bisa bersaing, perusahaan harus memiliki infrastruktur TI yang mumpuni karena itulah PostgreSQL hadir sebagai solusi,” kata dia.

Ia mengatakan tumbuhnya perusahaan startup yang bagai jamur di musim hujan saat ini tak mungkin tanpa peran software open source.

“Tak mungkin mereka akan berkembang pesat jika sejak awal mereka sudah terbenani dengan biaya tinggi untuk software. Efisiensi biaya hanya bisa terjadi dengan menggunakan software open source,” kata dia.

Sementara di sisi perbankan, persaingan yang sangat ketat juga menuntut efisiensi tinggi dan sistem database open source PostgreSQL akan menjadi solusi terbaik untuk Database RDBMS.

Performanya yang tinggi dan terpercaya akan menjadikan perusahaan tidak lagi tergantung pada sistem database komersial.

PostgreSQL adalah raja database untuk sistem transaksional tinggi yang dapat digunakan sebagai alternatif utama dalam dunia bisnis.

PostgreSQL adalah RDBMS dengan fitur paling lengkap di dunia saat ini dan dinobatkan sebagai RDBMS of the Year 2018 oleh DB-Engine selama dua tahun berturut-turut.

Di sisi popularitas, DB-Engines melaporkan bahwa database open source mengalami peningkatan popularitas setiap tahunnya sejak 2013 dan telah menggerus pangsa pasar database komersial.

Sekali pun database komersial masih memimpin pasar, tapi database open source menunjukkan tren penguatan untuk menjadi mayoritas dalam tempo 12 hingga 18 bulan mendatang.

Sesuai hukum alam modern, perbankan dan perusahaan yang mampu mengikuti perkembangan teknologi digital secara terus-menerus diyakini akan memiliki masa depan yang cerah.

“Karena mereka mampu menciptakan aneka produk inovatif, memanfaatkan big data berbasis open source untuk melakukan cross-selling serta peningkatan efisiensi guna menekan biaya operasional bank,” kata dia.