Ziarah Kubro tradisi khas Palembang jelang Ramadhan

id ziarah kubro,ziarah kubro palembang,palemabng ,tradisi palembang,ulama palemabng,kesultanan darussalam,haul dan ziarah k

Ziarah Kubro tradisi khas Palembang jelang Ramadhan

Ribuan masyarakat mengikuti ziarah kubro di Kota Palembang, Jumat (26/4) (Antara News Sumsel/Aziz Munajar/19)

....Ziarah Kubro masuk agenda nasional agar menarik lebih banyak pengunjung atau peziarah, dampaknya tidak hanya untuk ziarah itu sendiri, juga ekonomi masyarakat," ujar Isnaini.
Palembang (ANTARA) - Sebelum datangnya Bulan Ramadhan, masyarakat Kota Palembang khususnya komunitas keturanan Arab melaksanakan tradisi tahunan yakni Ziarah Kubro untuk menghormati para ulama serta Kesultanan Palembang Darussalam tempo dulu.

Ziarah Kubro selama tiga hari (Jumat-Sabtu-Minggu) atau tiap akhir Bulan Syakban, dengan agenda menziarahi makam-makam ulama dan kesultanan yang tersebar di beberapa titik berdekatan seperti Kambang Koci 5 Ilir, Kawah Tekurep, hingga ke wilayah Seberang Ulu.

Dari satu makam ke makam lain ribuan penziarah arak-arakan berjalan kaki dengan iringan tabuhan hajir marawis dan untaian qasidah, serta  membawa umbul-umbul  bertuliskan kalimat tauhid, asmaul husna dan asmaun nabi.

Seperti Ziarah Kubro tahun 2019, tak kurang dari 20.000 penziarah dari dalam maupun luar negeri ikut dalam tiga hari agenda ziarah, ramainya penziarah karena sebagian besar merupakan kelompok-kelompok keluarga yang mayoritas laki-laki.

Rangkaian Ziara Kubro 2019 selama tiga hari meliputi ziarah ke Pemakaman Auliya’ dan Habaib Al-Habib Ahmad bin Syeikh Shahab (Gubah Duku), Rauhah dan Taushiah di Pondok Pesantren Ar-Riyadh, ziarah pemakaman Auliya’ dan Habaib Seberang Ulu (Telaga Sewidak dan Babus Salam As-Seggaf).

Kemudian hari kedua, menziarahi Rauhah dan Haul Al-Faqihil Muqaddam Tsani Al-Imam Al-Habib Abdurrahman As-Seggaf bin Muhammad Maula Ad-Dawilaih, Haul Al-Habib Abdullah bin Idrus Shahab dan Al-Habib Abdurrahman bin Ahmad Al-Bin Hamid.

Puncak ziarah kubro ribuan massa tersebut menziarahi makam Al-Habib Pangeran Syarif Ali Syeikh Abubakar, Pemakaman Kesultanan dan Auliya’ Kawah Tengkurep, serta Pemakaman Kesultanan, Auliya’ dan Habaib Kambang Koci.

Selama tiga hari tersebut jalan-jalan utama sekitar lokasi makam akan ditutup dan dialihkan oleh polisi, meski ditutup masyarakat sudah terbiasa karena terjadi setiap tahun.

Siapkan ratusan ekor kambing

Padatnya ribuan massa yang selalu tumpah ruah saat ziarah kubro membuat panitia berinisiatif menyediakan konsumsi berupa makanan khas nasi minyak dengan tambahan daging kambing bakar.

Ketua panitia Ziarah Kubro, Alhabib Abdurrahman Alhabsyi, mengatakan total dana yang disiapkan untuk Ziarah Kubro sebesar Rp300 juta, selain itu disiapkan juga 300 ekor kambing yang berasal dari donasi masyarakat.

"Panitia menyiapkan sekitar 300-350 ekor kambing, cukup untuk konsumsi puluhan ribu jama'ah, dananya sendiri berasal dari sumbangan masyarakat, fasilitas pemerintah kota dan dinas pariwisata," ujar Alhabib Abdurrahman Alhabsyi.

Hidangan dinikmati peziarah dengan cara 'ngobeng', yakni makan dengan sajian nampan setelah shalat zuhur berjamaah, metode makan seperti itu dapat menambah erat jalinan silaturahmi antar peziarah.

Ziarah Kubro  mencapai kepopuleranya di tingkat domestik maupun mancangera beberapa tahun terakhir, tak heran jika Kementerian Pariwisata memasukannya sebagai kalender pariwisata.

Kepala Dinas Pariwisata Palembang, Isnaini Madani, mengatakan ziarah kubro telah menjadi agenda nasional, sehingga proses pelaksanaanya mendapat bantuan langsung dari kementrian Pariwisata.

"Ziarah Kubro masuk agenda nasional agar menarik lebih banyak pengunjung atau peziarah, dampaknya tidak hanya untuk ziarah itu sendiri, juga ekonomi masyarakat," ujar Isnaini.

Menurutnya Ziarah Kubra akan ikut membantu ekonomi kerakyatan dan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Palembang dari para peziarah yang menginap, membeli oleh-oleh, serta pajak.

Selain itu Dinas Pariwisata ikut membantu promosi ke segala platform media dan terlibat langsung dalam kepanitiaan agar kombinasi ziarah serta pariwisata tetap utuh tanpa mengurangi nilai religinya.

"Kami berharap akan lebih lebih banyak wisatawan yang datang dan para stakeholder ikut membantu sehingga kegiatan ziarah kubro semakin sempurna," demikian Isnaini.