Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Zainut Tauhid Saadi menyebut kasus teror bom di Sri Lanka pada Minggu (21/4), bertepatan dengan perayaan Paskah, sebagai tragedi kemanusiaan.
"Peristiwa tersebut merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan dan menjadi catatan kelam dalam sejarah perjalanan hidup manusia," kata dia kepada wartawan di Jakarta, Senin.
"Apapun alasannya tindakan brutal tersebut tidak dapat diterima akal sehat," katanya.
Dia mengatakan MUI mengutuk keras serangan bom beruntun yang menyasar tiga gereja, empat hotel dan sebuah rumah di Sri Lanka, Minggu (21/4). Peristiwa tersebut telah merenggut 290 korban jiwa dan 500 korban luka.
Menurut dia, ajaran agama manapun tidak membenarkan tindakan kekerasan, menebar ketakutan, membunuh orang yang tidak berdosa dan membunuh orang yang sedang melaksanakan ibadah.
Dia juga mengatakan bahwa dalam Islam, bahkan saat peperangan pun tidak boleh membunuh perempuan, orang tua, anak-anak, para rahib, dan pendeta; merusak bumi; memutilasi mayat; dan merusak rumah ibadah.
"Maka sangat menyedihkan jika ada sekelompok orang yang mengatasnamakan agama melakukan tindakan brutal dan sadis. Hal tersebut hakikatnya justru menodai kesucian ajaran agama," katanya.
MUI, kata Zainut, meminta pemerintah Indonesia memelopori penyelenggaraan pertemuan negara-negara untuk melawan ancaman terorisme di dunia.
Dia juga menyampaikan belasungkawa MUI kepada masyarakat Sri Lanka.
"Semoga masyarakat Sri Lanka khususnya keluarga korban diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menerima musibah tersebut," katanya.