Depok (ANTARA News Sumsel) - Ketua Yayasan Satu Keadilan (YSK) Sugeng Teguh Santoso menilai kentongan merupakan simbol kebersamaan dalam menghadapi permasalahan.Kentongan mengingatkan kita agar tidak takut, bunyinya dipercaya mampu mengusir hal-hal tidak baik. Ketika dibunyikan, kentongan mampu mengumpulkan warga bersama, bersatu padu menghadapi masalah. Ia juga menjadi pengingat sebagai tanda bahaya, katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu.
Untuk itu YSK, Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI), Setara Institute, Relawan Kesehatan Masyarakat (REKAM), Gusdurian Bogor, Badan Sosial Lintas Agama (Basolia), dan Cadre of Confucian melakukan kegiatan perayaan Hari toleransi internasional yang jatuh pada 16 November menjadi sebuah momentum untuk kembali mengingatkan publik tentang arti penting hidup harmonis.
Semangat yang coba dibawa oleh Panitia Bersama Peringatan hari Toleransi Internasional di Kabupaten Bogor. Kentongan dipilih menjadi medium untuk saling mengingatkan kebersamaan, keharmonisan mampu menjadi solusi dari semua perbedaan.
Kegiatan ini melibatkan serta mengundang seluruh pemangku kepentingan baik yang berada di Kabupaten dan Kota Bogor.
"Kami percaya toleransi dibangun atas usaha bersama. Hari ini sebagai pengingat. Dan semoga di masa depan, kita selalu mengingat bunyi kentongan yang kita pukul bersama untuk mengusir rasa takut kita, rasa kuatir kita terhadap kenyataan perbedaan. Justru perbedaan akan semakin menguatkan kita," ungkapnya perwakilan dari Basolia Bogor.
Sebelumnya juga dilakukan diskusi publik dengan mengangkat tema "Pemuda, Media, dan Toleransi" dengan narasumber Roy Murthado, Remotivi, dan dimoderasi oleh Rio Tuasikal.
Untuk itu YSK, Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI), Setara Institute, Relawan Kesehatan Masyarakat (REKAM), Gusdurian Bogor, Badan Sosial Lintas Agama (Basolia), dan Cadre of Confucian melakukan kegiatan perayaan Hari toleransi internasional yang jatuh pada 16 November menjadi sebuah momentum untuk kembali mengingatkan publik tentang arti penting hidup harmonis.
Semangat yang coba dibawa oleh Panitia Bersama Peringatan hari Toleransi Internasional di Kabupaten Bogor. Kentongan dipilih menjadi medium untuk saling mengingatkan kebersamaan, keharmonisan mampu menjadi solusi dari semua perbedaan.
Kegiatan ini melibatkan serta mengundang seluruh pemangku kepentingan baik yang berada di Kabupaten dan Kota Bogor.
"Kami percaya toleransi dibangun atas usaha bersama. Hari ini sebagai pengingat. Dan semoga di masa depan, kita selalu mengingat bunyi kentongan yang kita pukul bersama untuk mengusir rasa takut kita, rasa kuatir kita terhadap kenyataan perbedaan. Justru perbedaan akan semakin menguatkan kita," ungkapnya perwakilan dari Basolia Bogor.
Sebelumnya juga dilakukan diskusi publik dengan mengangkat tema "Pemuda, Media, dan Toleransi" dengan narasumber Roy Murthado, Remotivi, dan dimoderasi oleh Rio Tuasikal.