Mengantisipasi stagnasi penumpang di pelabuhan merak

id pelabuhan merak,Direktur Utama PT ASDP,ira Puspadewi,berita sumsel,berita palembang

Mengantisipasi stagnasi penumpang di pelabuhan merak

Arsip- Suasana antrean kendaraan di Pelabuhan Merak yang akan diseberangkan ke Pulau Sumatera. (ANTARA)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Diperkirakan sebanyak 4,2 juta orang akan menggunakan jasa penyeberangan pada musim mudik Idul Fitri 1439 Hijriyah.

Perkiraan jumlah pemudik sebenyak itu naik enam persen dibandingkan tahun lalu sebanyak 3,98 juta orang. Artinya, kenaikan membutuhkan ketersediaan moda transportasi dan kesiapan pengorganisasian, termasuk pengerahan tenaga dari seluruh jajaran terkait di pemerintahan maupun operator penyeberangan.

Pemudik akan menggunakan jasa penyeberangan yang tersebar di berbagai daerah dengan moda penyeberangan yang disediakan perusahaan-perusahaan milik pemerintah dan swasta. Dari kapal cepat, kapal feri (roro) hingga moda transportasi penyeberangan lainnya.

Selain sebanyak 4,2 juta orang, juga terdapat kendaraan yang akan diseberangkan atau diantarpulaukan untuk keperluan transportasi di daerah tujuan mudik atau kampung halaman. Jumlahnya diprediksi mencapai sejutar kendaraan.

Jenis kendaraan yang diseberangkan ini beragam pula. Dari sepeda, sepeda motor dan kendaraan pribadi (sekelas minibus).

Jumlah kendaraan roda dua diprediksi mencapai 451.340 unit atau naik 6,3 persen dibandingkan tahun lalu 424.470 unit. Sedangkan roda empat mencapai 563.615 unit atau naik 5,7 persen dibandingkan tahun lalu sebanyak 532.970 unit.

Arus mudik inilah yang tampaknya sedang diantisipasi PT Angkutan Sungai, danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero). Fokusnya adalah menangani sebanyak 4,2 juta penumpang dan 1,02 juta kendaraan yang diperkirakan akan menggunakan jasa penyeberangan pada masa mudik Lebaran 2018.

Mobilitas orang dan kendaraan sebanyak itu akan melintas di tujuh lintasan utama ASDP. Yakni, Merak-Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk, Padangbai-Lembar, Kayangan-Pototano, Panajam-Kariangau (Balikpapan), Bajoe-Kolaka dan Tanjung Kelian-Tanjung Api-api.

Salah satu yang menjadi fokus adalah di lintasan penyeberangan antarpulau Merak (Banten)-Bakauheni (Lampung Selatan). Bahkan penyeberangan di Selat Sunda ini bisa dikatakan lintasan yang paling sibuk di Indonesia.

Hal itu karena dominasi kepadatan dan kesibukan di lintasan Merak-Bakauheni mencapai 50 persen, Ketapang-Gilimanuk 30 persen dan sisanya di lima lintasan lain. Bisa dibayangkan betapa kesibukan dan kepadatan manusia berikut beragam kendaraan pada puncak musim mudik lebaran.

Dalam beberapa tahun terakhir, antrean dan kepadatan menuju Merak juga mencapai hingga beberapa kilometer sebelum pintu penyeberangan Pelabuhan Merak. Bahkan antrean sudah terjadi ketika kendaraan belum keluar pintu tol Merak.

Keadaan seperti itu sama sekali tidak memberi kepastian kepada pemudik baik yang berkendara maupun tidak berkendara untuk bisa diseberangkan. Itulah sebabnya dalam setiap puncak musim mudik atau arus balik sudah demikian akrab istilah "penumpukan penumpang" dan "penumpang terlantar".

Kondisi seperti itu menjadi tantangan bagi ASDP untuk mengatasinya agar tidak muncul lagi istilah "penumpukan penumpang" dan "penumpang terlantar". Dua istilah itu tampaknya sangat memojokan pemerintah terutama operator transportasi mengenai kemampuannya mengatasi gelobang mudik dan arus balik.

Puncak Arus PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memperkirakan puncak arus mudik akan terjadi dua kali dalam Lebaran 2018, yaitu Senin (11/6) dan Selasa (12/6) dan puncak arus balik pada Selasa (19/6) dan Rabu (20/6).

"Karakteristik layanan angkutan Lebaran tahun ini akan berbeda dibandingkan tahun lalu," kata Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi, pekan lalu.

Itulah sebabnya diperkirakan puncak arus terjadi dua kali, yakni saat mudik terjadi pada Senin (11/6) dan Selasa (12/6) dan puncak arus balik pada Selasa (19/6) dan Rabu (20/6).

Arus mudik dan balik diperkirakan jauh lebih lancar menyusul ketentuan cuti bersama yang relatif panjang sehingga periode waktu libur juga lebih lama. Hal itu karakteristik cuti bersama Hari Raya Idul Fitri dan libur kenaikan kelas anak sekolah yang bersamaan.

Dengan periode hari libur yang cukup panjang, ASDP optimistis layanan arus mudik dan balik akan terdistribusi lebih baik. Salah satunya diimbau kepada pengguna jasa penyeberangan menempuh perjalanan di pagi dan siang hari agar tidak mengalami kepadatan di malam hari, khususnya di lintasan Merak-Bakauheni.

Jadwal perjalanan harus diatur baik agar dapat menikmati perjalanan mudik yang menyenangkan dan tidak terjebak dalam kemacetan yang signifikan saat puncak arus.

ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyatakan siap melayani Angkutan Lebaran Tahun 2018 dengan lancar, tertib, aman dan nyaman. Fokusnya adalah mampu mengangkut 4,22 juta pemudik dan 1,01 juta unit kendaraan di 7 lintasan utama terpantau nasional selama periode mudik pada H-1 hingga H+7 Lebaran.

PT ASDP memastikan kesiapan alat produksi Angkutan Lebaran 2018 memadai, yang akan dilayani oleh delapan cabang, 13 pelabuhan, 43 dermaga dan 217 unit kapal (termasuk swasta).

Tiket Daring Untuk menghadapi kepadatan tersebut, diantisipasi dengan menjual tiket secara daring sejak H-90 untuk mempermudah pembagian klaster kendaraan. ASDP "menjemput bola" dengan menyediakan tiket 'online' 90 hari sebelum hari H.

"Klasterisasi paling banyak motor, kita tahu polanya," katanya yang menambahkan pihaknyan juga membuat area penyangga atau "buffer zone" untuk mengantisipasi kepadatan di jalan raya ke arah pelabuhan.

Di KM 43 arah Pelabuhan Merak sudah ada tempat para pengguna berhenti beli tiket. "Kita antar tiket terutama di daerah Tangerang kalau di Ketapang-Gilimanuk di Batudodol dan Cekik. Jadi bisa beli tiket sebelum di pelabuhan," katanya.

Mengenai kemampuan ASPD mengatasi puncak arus mudik, ditegaskan bahwa kapasitas angkut melebihi dari prediksi jumlah penumpang. Itulahs ebabnya diyakini cukup antara kapasitas angkut dan permintaan paling tinggi.

"Bedanya cuma 20 persen, saat puncak kita ada penyangga 25 persen. Kita sediakan kapasitas di atas permintaan," katanya.

Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang, dioperasikan kapal besar dari 5.000 GRT hingga 15.000 GRT. Selain itu juga terdapat dermaga khusus motor, yaitu Dermaga 6.

Untuk jadwal keberangkatan juga dipercepat, yaitu setiap delapan menit. "Port time" biasa satu jam jadi 45 menit, namun alau penuh sebelum 45 menit kapal diberangkatkan.

Terakhir layanan "ship journey" dan "post journey", PT ASDP memaksimalkan kecepatan kapal lebih dari 10 knot dan waktu pelayaran maksimal dua jam (lintasan Merak-Bakauheni). Pengaturan jadwal kapal lebih tepat waktu, pengoperasian kapal ukuran besar saat jam sibuk dan menyiapkan tempat istirahat di pelabuhan jika penumpang harus menunggu lebih lama sebelum melanjutkan perjalanan.

Tidak hanya layanan dan fasililtas, PT ASDP juga memastikan jumlah kapasitas kapal terpasang sangat memadai selama periode Angkutan Lebaran. Di Pelabuhan Merak, dari proyeksi rata-rata jumlah kendaraan tahun 2018 sebanyak 15.766 unit kendaraan per hari, jumlah kapasitas terpasang tahun ini mencapai 31.939 unit kendaraan per harinya.

Selanjutnya di Pelabuhan Bakauheni, dari proyeksi rata-rata jumlah kendaraan tahun ini sebanyak 13.837 unit kendaraan per hari, jumlah kapasitas kapal terpasang mencapai 31.939 unit kendaraan per harinya.