BKKBN Sumsel ajak pemda kembangkan Kampung KB

id bkkbn,kampung kb,keluarga berencana,kb,ajak pemda bangun kampung kb

BKKBN Sumsel ajak pemda kembangkan Kampung KB

Arsip - Wali Kota Palembang Harnojoyo (kanan) didampingi Kepala BKKBN RI Surya Chandra Surapaty menyerahkan perangko kampung KB kepada perwakilan BKKBN Kota Palembang pada pencanangannya Kampung KB di Kecamatan Gandus Kota Palembang,Sumsel, Kamis (18/2). (ANTARA News Sumsel/Feny Selly)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sumatera Selatan mengajak pemerintah daerah bersama-sama mengembangkan Kampung Keluarga Berencana hingga pelosok desa.

Sebab sekarang ini sudah ada 232 Kampung Keluarga Berencana (KB) yang sebagian besar di sekitar pusat kecamatan. Melihat kondisi tersebut perlu segera dikembangkan ke desa terpencil, kata Kepala Perwakilan BKKBN Sumsel Waspi, di Palembang, Senin.

Menurut dia, pengembangan Kampung KB perlu dikembangkan secara bersama-sama hingga pelosok desa sebagai upaya mengendalikankan laju pertumbuhan penduduk.

Untuk mengembangkan Kampung KB di provinsi berpenduduk sekitar 8,6 juta jiwa itu, pihaknya berupaya melakukan koordinasi dengan BKKBN di 17 kabupaten dan kota.

Melalui koordinasi itu, diharapkan bisa dijalankan program percepatan pengembangan Kampung KB bersinergi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait lainnya yang ada di jajaran pemerintah daerah.

Dengan bersinergi, berkolaborasi dan saling mendukung satu sama lain, jumlah Kampung KB diharapkan dalam waktu dekat bisa berkembang sesuai dengan target yang diharapkan, katanya.

Dia menjelaskan, sinergi antar OPD di kabupaten/kota dalam provinsi ini, tidak hanya dalam melakukan pengembangan jumlah Kampung KB tetapi juga dalam mengisi berbagai kegiatan yang dapat memotivasi masyarakat mengikuti program pengendalian laju pertumbuhan penduduk.

Manfaat mengikuti program KB, selain dapat mencegah pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali, juga bermanfaat meningkatkan kesehatan ibu dan anak, menghindari kehamilan yang tidak dinginkan, meningkatkan kesejahteraan keluarga, menurunkan angka kematian ibu dan anak (maternal), serta meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM), ujarnya.