Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Dokter spesialis gizi klinik menyarankan agar masyarakat yang menggunakan obat kumur dengan antiseptik tidak digunakan terlalu sering atau seperlunya saja.
Dokter spesialis gizi klinik dari Departemen Ilmu Gizi RS Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Fiastuti Witjaksono SpGK dalam diskusi kesehatan mulut di Jakarta, Senin, menjelaskan pemakaian obat kumur antiseptik pada kondisi tertentu seperti saat berpuasa.
"Kondisi puasa itu kondisi yang tidak biasa. Puasa menyebabkan daya tahan tubuh menurun, mulut dan tenggorokan kering, dehidrasi, sehingga risiko infeksi meningkat dibanding saat tidak puasa," kata Fiastuti.
Edukator dan pelatih kesehatan dari Mundipharma Indonesia dr Mery Sulastri menyatakan memang sebaiknya pemakaian obat kumur antiseptik seperlunya.
"Pada waktu puasa di mana risiko infeksi tenggorok meningkat, untuk pencegahan saat di sekitar kita ada yang sedang sakit tenggorok, atau saat tenggorok dirasa mulai kering dan sakit," kata Mery.
Mery menjelaskan penyebab sakit tenggorokan dikarenakan bakteri, virus, atau keduanya. Namun dia memaparkan hasil penelitian yang menyebutkan 85 persen penyebab sakit tenggorok adalah virus.
Sakit tenggorok yang merupakan gejala awal influenza sebaiknya tidak diobati dengan antibiotik yang spesifik untuk membunuh bakteri karena dominan penyebab sakit tenggorok adalah virus.
Ia menyarankan agar menggunakan obat kumur dengan antiseptik yang dapat membunuh bakteri sekaligus virus.
Untuk menjaga kesehatan mulut dan tenggorok, masyarakat dianjurkan menyikat gigi secara menyeluruh hingga ke lidah, bersihkan sisa makanan dengan benang gigi, dan berkumur di mulut dan tenggorokan.
Berkumur tenggorok dianjurkan dengan cara menengadah lalu menghembuskan udara melalui mulut sehingga cairan antiseptik terkumur di tenggorokan. Berkumur mulut dan tenggorokan dianjurkan selama 30 detik.