"A Quiet Place" ketakutan dalam hening

id A Quiet Place,film,horor,film horor

"A Quiet Place" ketakutan dalam hening

Gambar potongan salah satu adegan dalam film "A Quiet Place" (istimewa)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - John Krasinski menyuguhkan konsep baru tentang ketakutan dalam "A Quiet Place".

Ia ikut menulis skenario serta menjadi sutradara dan aktor dalam film tentang sebuah keluarga yang berusaha hidup dalam sunyi demi bertahan dari monster buta berpendengaran super yang menyerang segala sumber suara itu.

Film ini tidak menampilkan jerit ketakutan sebagaimana yang biasa ada dalam film-film horor. Dalam "A Quiet Place", segila apa pun situasinya, tidak boleh ada suara yang keluar, karena nyawa menjadi taruhannya.  

Dengan format seperti jurnal harian, penonton langsung diajak bergabung dengan kehidupan Lee Abbott (John Krasinski), Evelyn (Emily Blunt) dan anak-anak mereka, Regan (Millicent Simmonds) serta Marcus (Noah Jupe).
 
Gambar potongan salah satu adegan dalam film "A Quiet Place" (istimewa)


Kota Mati

Di sebuah kota mati yang tidak lagi berpenghuni, Lee beserta istri dan anak-anaknya berkeliaran di sebuah toko tak terurus dan berdebu. Evelyn pelan-pelan mengambil obat untuk Marcus yang sedang sakit. 

Mereka kemudian berjalan menyusuri jalan berpasir melewati hutan, mencari tempat baru untuk tinggal di tengah dunia yang kini sunyi akibat serangan monster-monster asing.

Regan yang tuli tidak sengaja membuat keluarganya mendapat masalah, membuat gadis remaja itu menyalahkan dirinya sendiri. Hubungan dengan ayahnya menjadi kurang akur.

Lee mengandalkan segala cara agar keluarganya bisa hidup senormal mungkin tanpa banyak berbicara. Mereka berkomunikasi dengan bahasa isyarat, sesuatu yang sudah mereka kuasai karena salah satu anak mereka tuli. 

Di tengah kekacauan dunia, keluarga Abbott akan dikaruniai anggota keluarga baru yang menjadi salah satu tantangan terbesar di dunia itu. Namun, bagaimana pun caranya, Lee dan Evelyn berusaha agar anak-anak mereka tetap aman.
 
Gambar potongan salah satu adegan dalam film "A Quiet Place" (istimewa)


Metafora 

"Orang-orang bertanya, kenapa kamu bikin film horor?" kata Krasinski pada EW.

"Saya tidak bikin film horor. Saya memilih membuat film keluarga yang kebetulan menyeramkan."

Ketika John Krasinski mendapatkan skenario dari Bryan Woods dan Scott Beck, dia dan istrinya Emily Blunt baru saja menyambut kelahiran putri kedua mereka.

"Saya pikir cerita ini bisa jadi metafora terbaik untuk orangtua, saya pikir, tagline-nya akan sangat klise: Apa yang akan kau benar-benar lakukan untuk anak?"

John juga akhirnya ikut menulis skenario, bahkan Emily Blunt menyarankannya untuk sekalian menyutradarai "A Quiet Place". Ini menjadi film ketiga yang disutradarai Krasinski setelah "Brief Interviews With Hideous Men" (2009) dan "The Hollars" (2016).
 
Gambar potongan salah satu adegan dalam film "A Quiet Place" (istimewa)


Film ini juga menjadi film pertama di mana John Krasinski dan Emily Blunt bekerja sama, bahkan sama-sama berperan sebagai pasangan suami istri.

Blunt memutuskan Evelyn harus dia perankan setelah selesai membaca skenario. 

"Ini adalah pujian terbesar di sepanjang karir saya," kata Krasinski, mengungkapkan dia dan istrinya selalu ingin mencoba bekerja bersama namun di sisi lain sedikit khawatir karena mereka tidak ingin pusat perhatian berkisar pada hubungan mereka, bukan pada karya yang dibuat.

"Beberapa pekan sebelum mulai, kami berpikir, uh, apakah ini ide yang bagus?"

Tetapi chemistry antara Krasinski dan Blunt sebagai suami istri terasa sangat baik. Krasinski juga memuji kemampuan akting aktris pemeran utama "Mary Poppins Returns" itu.

"Saya sampai lupa dia istri saya -- padahal itu sulit terjadi-- karena dia aktris yang sangat hebat."

Keduanya bersyukur bisa berakting bersama dengan aktor cilik yang jadi anak mereka, Millicent dan Noah. Sejak awal, Krasinski memang ingin benar-benar mencari aktris tuli untuk memerankan karakter anak perempuannya yang tidak bisa mendengar. 

Selain untuk memberi kedalaman karakter, Krasinski juga belajar banyak dari Millicent mengenai cara berkomunikasi tanpa suara.

"A Quiet Place" langka dialog tapi kaya bahasa isyarat. Kata-kata yang terucap para pemeran digantikan dengan suara langkah kaki, derit kayu dan gemericik air. 

Alih-alih membosankan, ini justru jadi sumber ketegangan sepanjang film. "A Quiet Place" tidak memberi ruang sedikit pun untuk "bersantai", memaksa penonton ikut dag-dig-dug dari awal sampai akhir, dan tanpa sadar terhanyut, berusaha sunyi, sepertinya benar-benar akan ada monster yang siap menerkam kalau ada yang berisik di bioskop.