BKSDA lepasliarkan ular di Pararawen

id ular,ular liar,ular berbisa,berita palembang,berita sumsel,bksda,pararawen,kalimantan tengah

BKSDA lepasliarkan ular di Pararawen

Arsip- Ular sanca (ANTARA)

Muara Teweh (ANTARA News Sumsel)- Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Tengah Seksi Konservasi Wilayah III Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, melepasliarkan satwa liar berupa ular sanca kembang (Phyton reticulatus)  dan musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus)  di kawasan Cagar Alam Pararawen Kecamatan Teweh Tengah.

"Pelepasliaran ini merupakan salah satu upaya untuk mengembalikan satwa-satwa tersebut ke alam, karena alam adalah rumah mereka yang sesungguhnya di mana tidak ada satu makhluk pun yang bebas tanpa bergantung pada makhluk lain," kata Anggota Tim Rescue Reaksi Cepat pada Kantor Seksi Konservasi Wilayah III Muara Teweh, Perdi di Muara Teweh, Sabtu.

Menurut Perdi, satwa liar ular sanca kembang berjenis kelamin jantan sepanjang 1 meter dengan usia diperkirakan lima tahun tersebut merupakan hasil dari penyerahan pihak Polres Barito Utara.Sedangkan musang luwak yang juga jantan ini berumur satu tahun diserahkan oleh warga Kelurahan Lanjas Muara Teweh. 

Kedua satwa tersebut telah melalui beberapa tahap observasi baik oleh petugas medis maupun lapangan sampai pada tahap kesimpulan bahwa kedua satwa tersebut layak untuk dilepasliarkan di kawasan cagar alam.

"Terima kasih atas kerjasama semua pihak dalam upaya memerdekakan satwa liar kembali ke alam dalam rangka melindungi dan menjaga satwa dari kepunahan," kata Perdi.

Kawasan CA Pararawen seluas 5.855 hektare terbagi dua yakni Pararawen I seluas 2.015 hektare dan Pararawen II mencapai 3.840 hektare  terletak di kawasan Dusun Pararawen  Desa Pendreh dan Desa Lemo Kecamatan Teweh Tengah.

Kawasan ini merupakan perwakilan hutan hujan tropika pegunungan yang didominasi oleh Dipterocarpaceae dan sebagai habitat fauna penting.

Selain bekantan satwa yang dilindungi lainnya di CA tersebut di antaranya kancil (Tragulus javanicus), beruang madu (Helarctus malayanus), dan owa-owa (Hylobates muelleri). Satwa dilindungi lainnya, kijang (Muntiacus muntjak), bangkui (Presbytis rubicunda), ayam hutan (Galus galus), serta burung rangkong (Buceros sp).

CA Pararawen I dan II dimanfaatkan masyarakat lokal sebagai sumber air bersih dan telah pula dimanfaatkan untuk kepentingan wisata alam karena panorama alamnya yang indah. Nama flora terdapat di wilayah ini antara lain meranti (Shorea sp), geronggang (Cratoxylon arborescens), tembesu (Fagreacsororea sp), palawan (Tristania obovata), laban (Vitex pubescens), ulin (Eusideroxylon zwageri), serta madang batu (Litsea sp).
(T.K009/I.K. Sutika)