Pemkot Palembang ingatkan warga waspada ancaman DBD

id Yudi Setiawan, Demam Berdarah, dbd, musim hujan, nyamuk, nyamuk Aedes aegypti

Pemkot Palembang ingatkan warga waspada ancaman DBD

Ilustrasi fogging di permukiman warga (Antarasumsel.com/Edo Permana)

Palembang (Antarasumsel.com) - Pemerintah Kota Palembang mengingatkan warga untuk waspada pada ancaman penyakit Demam Berdarah Dengue karena bulan Maret-April menjadi puncak musim hujan.

Kepala Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Palembang Yudi Setiawan di Palembang, Selasa, mengatakan tingginya curah hujan ini berpotensi meningkatnya penyebaran dan perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

"Tahun ini ada pergeseran puncak musim hujan. Jika tahun-tahun sebelumnya puncak musim hujan itu ada di bulan Desember-Januari, kini terjadi pada Maret dan April. Masyarakat harus waspada," kata Yudi.

Ia mengatakan warga diminta waspada jika bertempat tinggal dengan radius jarak 100-200 meter dengan tetangga yang teridentifikasi menderita DBD.

Untuk itu, warga harus mencegah penyebarannya dengan segera melakukan fogging, setelah terlebih dahulu melakukan 3M.

"Fogging itu langsung membunuh nyamuknya, bukan jentik-jentik atau telur nyamuk. Tapi dengan metode 3M akan lebih tepat karena dapat menghindari jentik-jentik nyamuk untuk dapat berkembangbiak," kata dia.

Terkait penentuan status suatu wilayah, ia menjelaskan Dinkes terlebih dahulu mendapatkan laporan dari rumah sakit.

Kemudian, Dinkes akan menurunkan tim untuk melakukan Penelitian Epidemologi (PE) mencari angka bebas jentik pada radius 100-200 meter dari rumah penderita.

Jika ditemukan tingginya angka bebas jentik di atas 5 persen artinya daerah tersebut absolut kasus atau daerah tertinggi kasus DBD.

"Jika PE-nya negatif maka tidak perlu melakukan fogging cukup dengan kegiatan 3M saja," kata dia.

Sementara itu, berdasarkan data Puskesmas di Kota Palembang, untuk kasus DBD ini selama tiga tahun terakhir mengalami fluktuatif. Pada Tahun 2014 ditemukan sebanyak 622 kasus DBD dengan korban meninggal 1 orang.

Tahun 2015 ada peningkatan menjadi 979 kasus dengan korban meninggal 2 orang.Tahun 2016 terjadi penurunan menjadi 930 kasus dengan korban meninggal 2 orang. Sedangkan pada tahun 2017 sampai dengan Bulan Februari ditemukan 176 kasus.

"Untuk Bulan Januari itu ada 99 kasus dan Bulan Februari ada 77 kasus dengan minus korban meninggal," kata dia.