London, (ANTARA/AFP) - Petenis peringkat satu dunia Serena Williams dan Garbine Muguruza asal Spanyol akan berebut gelar juara Wimbledon setelah keduanya membuka jalan masing-masing ke final Sabtu.
Williams hanya memerlukan 79 menit untuk menghancurkan Maria Sharapova dengan skor 6-2, 6-4 di Lapangan Tengah pada Kamis, memberi juara Wimbledon lima kali itu kemenangan ke-18 sepanjang karirnya dari 20 pertemuan dengan rival utamanya itu.
Petenis 33 tahun asal AS itu akan melakukan penampilan ke-25nya di final Grand Slam, dan yang kedelapan di Wimbledon, ketika ia mengejar gelar utama ke-21nya.
"Saya sedikit gugup karena ini merupakan semifinal dan sudah lama sejak saya melaju sejauh ini di Wimbledon. Saya gembira karena dapat melaju," kata Williams, yang tidak membiarkan Sharapova mendapatkan satu 'break point' pun.
"Tidak mudah di sini, namun ketika ia meningkatkan permainannya saya mampu untuk meningkatkan permainan saya juga."
Laju mulus Williams kontras dengan perjuangan keras Muguruza (21), yang memerlukan waktu dua jam untuk menaklukkan unggulan ke-13 asal Polandia Agnieszka Radwanska dengan skor 6-2, 3-6, 6-3 dan menjadi petenis putri Spanyol pertama dalam 19 tahun yang mencapai final Wimbledon.
Arantxa Sanchez-Vicario merupakan petenis putri Spanyol terakhir yang menembus final di All England Club, sedangkan Conchita Martinez merupakan petenis putri Spanyol terakhir yang menjadi juara pada 1994.
"Saya berjuang seumur hidup untuk ini, saya tidak dapat berkata-kata," kata Muguruza, yang berencana menerbangkan seluruh keluarganya ke London tepat waktu untuk menyaksikan penampilan perdananya di final Grand Slam.
"Itu merupakan pertandingan berat. Agnieszka memiliki banyak pengalaman namun saya hanya ingin terus berjuang."
Muguruza, perempat finalis Prancis Terbuka sebanyak dua kalah, telah kalah dua kali dari tiga pertemuannya dengan Serena, dan petenis AS itu difavoritkan untuk mengamankan kemenangan ketiga dari petenis peringkat 20 dunia itu.
Namun Muguruza, yang lahir di Venezuela dan tumbuh di Barcelona, dapat berbesar hati berkat kemenangannya di putaran kedua Prancis Terbuka melawan Serena tahun lalu, di mana ia hanya membiarkan petenis AS itu memenangi empat game.
Pencapaian bersejarah
Serena, yang memperpanjang rekor kemenangannya di Grand Slam menjadi 27 pertandingan dan rekor 2015nya menjadi 38-1, hanya terpaut satu kemenangan lagi dari menggenggam empat gelar utama di tahun yang sama -- pencapaian yang pernah ia ukir pada 2002/2003.
Ia juga begitu dekat dengan menjadi petenis putri pertama yang memenangi Prancis Terbuka dan Wimbledon secara berturut-turut sejak ia mengukir gelar ganda sulit tersebut pada 2002.
Dan, menambah potensi pencapaian bersejarah lainnya, Serena tetap mengincar untuk menjadi petenis putri pertama sejak Steffi Graf pada 1988 yang memenangi Grand Slam kalender.
Ini merupakan kekalahan pahit lainnya bagi Sharapova dan, meski petenis peringkat empat dunia itu akan kembali ke posisi kedua pada daftar peringkat yang dirilis pekan depan, kekalahan dari pertandingan yang berlangsung berat sebelah ini menjadi bukti bahwa dirinya masih kalah kelas dari Williams.
Muguruza, yang menyingkirkan unggulan kelima Caroline Wozniacki dan unggulan kesepuluh Angelique Kerber untuk menembus empat besar, mengalami momen-momen yang membuat gugup sebelum ia menaklukkan runner up Wimbledon 2012 Radwanska.
Ia menyaksikan keunggulan 3-1nya di set kedua lenyap saat Radwanska mampu menyamakan kedudukan, dan kemudian mematahkan servenya pada game pertama di set terakhir.
Namun petenis Spanyol itu, yang hanya pernah mengantungi satu gelar, berbalik mematahkan serve lawannya dan kemudian beruntung saat Radwanska melakukan 'challenge' terhadap bola yang diyakininya keluar namun hasil tayangan ulang memperlihatkan bola mengenai garis.
"Saya berdoa agar (bola) itu mengenai garis," kata Muguruza perihal 'challenge' yang membuatnya mendapatkan match point.
Seandainya Radwanska tidak melakukan 'challenge,' ia akan memenangi point ketika petenis Spanyol itu meneruskan bermain dan memukul bola selanjutnya sehingga keluar.
"Itu adalah bola 50/50. Saya memutuskan untuk melakukan 'challenge.' Bukan keputusan bagus," kata Radwanska.
(Penterjemah: Uu.SYS/C/A.R.A Adipati)