"Bubu Gila" akan tampil pada Festival Tabot

id bubu gila, kesenian bubu gila bengkulu, bubu gilo, bubu gila tabot

"Bubu Gila" akan tampil pada Festival Tabot

Ilustrasi - Seorang perajin bubu membuat bubu (jala ikan) yang terbuat dari bambu dan kayu yang dirakit (FOTO ANTARA)

Bengkulu (ANTARA Sumsel) - Kesenian rakyat tradisional Bengkulu "Bubu Gila" yang nyaris punah akan ditampilkan kembali pada festival tahunan Tabot pada 14 hingga 24 November 2012.

"Kami akan menampilkan kembali permainan rakyat tradisional Bengkulu yang telah ada sejak ratusan tahun silam yakni Bubu Gila atau Bubu Gilo pada Festival Tabot untuk memperkenalkannya di hadapan publik agar tidak punah," kata tokoh masyarakat Bengkulu sekaligus Penasihat Sanggar Anggrek Bulan, Zakaria Saleh(70), Senin.

Zakaria menjelaskan, bubu yang oleh warga Bengkulu disebut lukah gila merupakan permainan yang pada zaman dulu diciptakan untuk hiburan rakyat dari masyarakat Lembak.

"Untuk menampilkannya pada Festival Tabot (peti mati) kami telah mempersiapkan bubunya, yang masih kurang hanya pawangnya yang akan memantrai Bubu tersebut.Nanti akan ditampilkan bersama bersama penari dan iringan musik kulintang dan gong," ujarnya.

Ia menambahkan, selain Bubu Gila juga akan ditampilkan kesenian rakyat Barong Landong yang mirip ondel-ondel dan juga nyaris punah. Ia berharap Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kota Bengkulu menggali lagi adat istiadat dan tradisi di daerah itu, bukan hanya Tabot.

"Pemerintah daerah ini harus terus berupaya menggali lebih dalam adat istiadat dan tradisi di Bengkulu agar tidak punah, seperti permainan Beruang-Beruang yang kini hanya tinggal kenangan saja," katanya.

Bubu Gila merupakan permainan tradisional rakyat Bengkulu yang menggunakan media berupa bubu (alat tangkap ikan tradisional) yang dihiasi sedemikian rupa hingga menyerupai orang-orangan sawah.Bubu Gila tersebut dikenal dengan sebutan Setuyu oleh orang Lembak yang merupakan suku asli di Provinsi Bengkulu.

Permainan tradisional tersebut dimainkan dengan menggunakan pawang khusus dan dibumbui mantra-mantra sehingga Bubu akan bergoyang-goyang dan menari mengikuti irama ketukan antara sapu lidi hijau dan tempurung kelapa yang sudah disiapkan oleh pawang.

Selanjutnya, orang yang menonton akan diminta untuk memegang bubu tersebut dan menahan goyangannya. Semakin kuat orang tersebut menahannya maka akan semakin kuat pula goyangan bubunya.
(KR-MAM/F002)