Wah, kontes tato rambah kampus

id tato, seniman tato

Wah, kontes tato rambah kampus

Ilustrasi - Seni tato (Foto Antarasumsel.com/Aw)

Semarang (ANTARA Sumsel) - Kontes tato bertajuk "Tattoo Goes To Campus" yang diikuti puluhan seniman tato dari berbagai daerah di Pulau Jawa digelar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) AKA Semarang, Rabu.

Para seniman tato terlihat memamerkan keahliannya melukis bagian tubuh dengan berbagai motif, baik dengan model yang disiapkan sendiri maupun pengunjung yang secara sukarela menginginkan tubuhnya ditato.

Mereka adalah seniman tato dari berbagai studio tato yang tersebar di Pulau Jawa, mulai seniman lokal dari Semarang dan sekitarnya, seperti Ambarawa, dan Salatiga, hingga Solo, Yogyakarta, dan Surabaya.

Menurut ketua panitia "Tattoo Goes To Campus" Danang Eko Saputra, kontes tato itu sengaja digelar untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa tato merupakan sebuah seni yang membutuhkan kreativitas tinggi.

"Kalau dulu, orang yang badannya bertato diidentikkan penjahat, kriminal, dan sebagainya. Namun, sekarang sudah mulai bergeser. Tato tak lagi diidentikkan dengan kriminal, namun sudah dipandang sebagai seni," katanya.

Ia menjelaskan bahwa para seniman tato dalam ajang itu berkompetisi menampilkan kreasi tato terbaiknya dengan tema yang sudah ditentukan, yakni "mitology creature" berupa gambar yang berkaitan dengan mitologi.

"Sebagai contoh, motif Medusa, Sphinx, dan sebagainya. Peserta perlombaan ini sekitar 15 seniman tato dari studio yang tersebar di berbagai daerah," kata remaja yang memiliki lima tato di tubuhnya itu.

Penilaian tato terbaik, kata mahasiswa Jurusan Manajemen STIE AKA Semarang itu, didasarkan banyak aspek, mulai keselarasan tema, pemilihan warna dan gradasi, garis-garis, dan kekontrasan warna yang ditampilkan.

Sementara itu, Tommy Kurniawan, asisten seniman tato dari Studio Bluth Tattoo Surabaya mengatakan, saat ini semakin banyak anak muda yang ingin tubuhnya ditato, seiring dengan pergeseran stigma tato ke arah positif.

"Tato tak lagi diidentikkan dengan kriminalitas, namun murni sebagai seni. Kalau dulu mungkin masih seperti itu, sekarang sudah tidak lagi. Buktinya, banyak anak muda datang ke studio untuk ditato," katanya.

Ia mengakui menyukai tato sejak setahun lalu dengan merelakan tangan kirinya ditato pertama bermotif "biomechanical", seraya mengatakan bahwa motif "dark image" yang kini banyak digemari oleh anak muda.

Ditanya cara menghapus tato permanen, Tomy menjelaskan bahwa tato sebenarnya bisa dihapus dengan cara dilaser dan formula khusus, namun menghapus tato rasanya lebih sakit dibandingkan saat membuat tato.
(ANT-KR-ZLS/Z003)