Rachma Saraswati Kecewa Dicoret dari Pelatnas

id rachma, menembak, pelatnas sea games

Palembang (ANTARA News) - Atlet menembak Sumatera Selatan, Rachma Saraswati, mengaku kecewa dicoret dari Pemusatan Latihan Nasional SEA Games XXVI setelah memutuskan absen pada Kejurnas Kapolri Cup di Jakarta, 20-26 Juli 2011.

Bukan tanpa alasan, Rachma memilih absen pada ajang seleksi tim inti SEA Games itu karena harus mengikuti Prajabatan Calon PNS di Palembang.

"Kecewa pasti ada. Tapi mau bagaimana lagi, itu sudah keputusan PB Perbakin. Lagi pula, saya dicoret dari Pelatnas bukan karena gagal tanpa usaha melainkan persoalan pilihan hidup," kata Rachma lagi.

Menurut dia, Prajabatan CPNS itu sangat penting, mengingat menjadi dasar pengangkatan dirinya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) nanti.

"Keputusan itu bukan berarti saya mengesampingkan dunia menembak. Kebetulan saja waktunya yang berbenturan, sehingga harus memilih yang terbaik," ujar dia pula.

Menurut Saras, bukan kali ini saja dia dihadapkan pada pilihan yang sulit. Kondisi serupa sempat dialaminya pada pertengahan April 2011 lalu.

"Saya mendapatkan penghargaan dari Pemprov Sumsel untuk berangkat umroh ke Tanah Suci Mekkah karena memenuhi katagori atlet berprestasi. Pada saat yang sama saya sudah didaftarkan untuk mengikuti prajabatan, tapi kala itu saya memilih berangkat umroh," kata peraih medali emas PON Kaltim ini lagi.

Saraswati merupakan peraih medali perak SEA Games XXV Laos 2009 pada nomor women sport rifle prone team, bersama Maharani Ardy dan Erlinawati Chalid.

Meskipun peluang untul turun pada SEA Games XXVI nanti telah tertutup, tapi Saras tidak patah semangat.

"Saya masih bisa membawa nama daerah pada PON nanti, ini yang saat ini menjadi fokus saya setelah gagal turun di SEA Games. Target saya, setidaknya menyamai hasil pada PON Kaltim," ujar CPNS di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumsel ini.

3.300 Pelajar

Berkaitan persiapan memeriahkan SEA Games ke-26, Pemprov Sumsel siap mengerahkan 3.300 pelajar untuk dijadikan suporter SEA Games XXVI di Palembang, 11-22 November 2011, kata Koordinator Sumber Daya Manusia InaSOC Sumsel, Rozali Djailani.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Palembang untuk merekrut sebanyak 3.300 siswa SMA untuk dijadikan tenaga sukarela menjadi pemandu sorak atau suporter," ujar Rozali.

Dia menerangkan, ribuan suporter itu akan dibagi ke seluruh negara peserta, sehingga masing-masing negara mendapatkan 300 orang.

"Para suporter itu nanti akan mengawal negara yang didukung pada setiap pertandingan, seperti tiga pertandingan sekaligus maka akan dibagi menjadi 100 orang untuk tiap pertandingan," kata dia.

Menurut dia, para suporter itu akan dilatih dalam memberikan dukungan supaya dapat membuat suatu pertandingan menjadi lebih meriah dan ramai.

"Suporter yang terpilih akan dilatih yel-yel dari negara yang didukungnya. Selain itu mereka juga mengenakan seragam yang melambangkan negara yang didukung, seperti Malaysia yang identik dengan warna kuning, dan Vietnam dengan warna merahnya," ujar dia pula.

Dia menambahkan, untuk menjalankan tugas itu, para suporter akan mendapatkan biaya transportasi, biaya konsumsi, seragam, dan biaya jasa. Namun, untuk jumlah pastinya, Rozali belum bisa menyebutkannya.

"Untuk lebih menghemat biaya, kami meminta Diknas untuk mengoptimalkan sekolah-sekolah yang berada dalam radius Komplek Olahraga Jakabaring. Tapi, ini baru sebatas usulan, karena untuk pemilihan suporter kami mempercayakannya kepada Diknas," kata dia.

Dia menambahkan, pihaknya membutuhkan sekitar 9 ribu orang untuk dijadikan tenaga sukarela SEA Games nanti.

"Kami telah meminta bantuan dari Kodam II/Sriwijaya untuk perekrutan ribuan tenaga sukarela, mengingat mereka memiliki divisi hingga ke level bawah," ujar dia lagi.

Menurut dia, tak hanya dalam perekrutan, personel Kodam II/Sriwijaya juga diminta untuk mengawasi para tenaga sukarela, seperti tukang parkir, tenaga lapangan, petugas kebersihan, dan tukang becak.

"Jelas tidak mudah mengawasi ribuan tenaga sukarela pada SEA Games nanti, tapi kami yakin Kodam II/Sriwijaya mampu melaksanakannya karena mereka biasa bekerja dalam satu jalur komando," kata dia lagi.

(ANT-037/B014)