Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) Aceh menyatakan hari tanpa bayangan atau kulminasi utama terjadi di Banda Aceh pada pukul 12.36.14 WIB.
"Diamati dari tempat yang tidak tertutup awan atau tempat cerah," kata Prakirawan/Forecaster on Duty BMKG Aceh Muhammad Rafly, di Banda Aceh, Sabtu.
Rafly menjelaskan kulminasi atau transit atau istiwa' adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama.
"Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit," ujarnya.
Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang" sekitar 30 detik sesudah dan sebelum waktu puncak di masing-masing wilayah, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.
Ia menjelaskan, kulminasi utama itu dapat terjadi karena bidang ekuator atau rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau revolusi Bumi sehingga posisi matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5o LU s.d. 23,5o LS.
"Hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari," katanya.
Tahun ini, kata dia, matahari tepat berada di khatulistiwa pada 21 Maret 2023 pukul 04.24 WIB dan 23 September 2023 pukul 13.50 WIB.
Adapun pada 21 Juni 2023 pukul 21.57 WIB, Matahari berada di titik balik Utara dan pada 22 Desember 2023 pukul 10.27 WIB Matahari berada di titik balik Selatan.
Lebih lanjut, Rafly menyampaikan kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa karena posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator.
"Secara umum, kulminasi utama tahun 2023 di Indonesia terjadi antara 21 Februari 2023 di Baa, Nusa Tenggara Timur hingga 5 April 2023 di Sabang, Aceh dan 8 September 2023 di Sabang, Aceh sampai dengan 21 Oktober 2023 di Baa, Nusa Tenggara Timur," demikian Rafly.
"Diamati dari tempat yang tidak tertutup awan atau tempat cerah," kata Prakirawan/Forecaster on Duty BMKG Aceh Muhammad Rafly, di Banda Aceh, Sabtu.
Rafly menjelaskan kulminasi atau transit atau istiwa' adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama.
"Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit," ujarnya.
Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang" sekitar 30 detik sesudah dan sebelum waktu puncak di masing-masing wilayah, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan.
Ia menjelaskan, kulminasi utama itu dapat terjadi karena bidang ekuator atau rotasi Bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau revolusi Bumi sehingga posisi matahari dari Bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5o LU s.d. 23,5o LS.
"Hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari," katanya.
Tahun ini, kata dia, matahari tepat berada di khatulistiwa pada 21 Maret 2023 pukul 04.24 WIB dan 23 September 2023 pukul 13.50 WIB.
Adapun pada 21 Juni 2023 pukul 21.57 WIB, Matahari berada di titik balik Utara dan pada 22 Desember 2023 pukul 10.27 WIB Matahari berada di titik balik Selatan.
Lebih lanjut, Rafly menyampaikan kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa karena posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator.
"Secara umum, kulminasi utama tahun 2023 di Indonesia terjadi antara 21 Februari 2023 di Baa, Nusa Tenggara Timur hingga 5 April 2023 di Sabang, Aceh dan 8 September 2023 di Sabang, Aceh sampai dengan 21 Oktober 2023 di Baa, Nusa Tenggara Timur," demikian Rafly.