Palembang (ANTARA) - Biro Sumberdaya Manusia (SDM) Polda Sumatera Selatan membekali personel Polri di jajarannya dengan kemampuan hipnoterapi.
Kemampuan hipnoterapi itu perlu diberikan kepada personel karena diyakini dapat membantu mencegah terjadinya hal-hal yang di luar kesadaran jiwa seperti bunuh diri, kata Kepala Biro SDM Polda Sumsel, Kombes Pol. Ucu Kuspriyadi di Palembang, Jumat.
Dia menjelaskan, kasus bunuh diri tidak hanya biasa terjadi di kalangan masyarakat, tetapi di sekitar kalangan personel kepolisian juga sering terjadi.
"Kejadian bunuh diri itu sangat disayangkan, sehingga perlu adanya upaya pencegahan sedini mungkin salah satunya dengan membekali personel dengan kemampuan hipnoterapi," ujar Ucu.
Berkaitan pencegahan hal demikian di kalangan kepolisian, hipnoterapi dapat menjadi salah satu alternatif pencegahan agar tidak ada kasus bunuh diri dilakukan personel kepolisian baik di satuan kerja (satker) maupun jajaran.
Kemampuan hipnoterapi juga dinilai cukup efektif membantu pencegahan tindakan bunuh diri atau di luar alam sadarnya bagi mereka yang memiliki beban kerja berat setiap harinya, ujarnya.
Sementara sebelumnya pihaknya juga membekali personel terutama Polwan dengan kemampuan pertolongan pertama psikologis atau "Psychological First Aid (PFA)".
Kemampuan pertolongan pertama psikologis itu diberikan kepada Polwan untuk melatih mereka agar bisa berkontribusi dalam membantu masyarakat jika terjadi permasalahan sosial maupun terjadi bencana alam.
"Jika terjadi permasalahan sosial atau terjadi bencana alam maka Polwan yang sudah kita latih Pscyhological First Aid bisa membantu memulihkan trauma (trauma healing) yang dialami masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, Polwan yang diturunkan di lokasi bencana, berperan sebagai tenaga konselor untuk memberikan konseling "trauma healing" kepada masyarakat yang trauma akibat bencana alam maupun permasalahan sosial lainnya.
Pertolongan pertama psikologis, merupakan serangkaian tindakan yang diberikan guna membantu menguatkan mental seseorang yang mengalami krisis, ujar Kombes Pol. Ucu Kuspriyadi.
Kemampuan hipnoterapi itu perlu diberikan kepada personel karena diyakini dapat membantu mencegah terjadinya hal-hal yang di luar kesadaran jiwa seperti bunuh diri, kata Kepala Biro SDM Polda Sumsel, Kombes Pol. Ucu Kuspriyadi di Palembang, Jumat.
Dia menjelaskan, kasus bunuh diri tidak hanya biasa terjadi di kalangan masyarakat, tetapi di sekitar kalangan personel kepolisian juga sering terjadi.
"Kejadian bunuh diri itu sangat disayangkan, sehingga perlu adanya upaya pencegahan sedini mungkin salah satunya dengan membekali personel dengan kemampuan hipnoterapi," ujar Ucu.
Berkaitan pencegahan hal demikian di kalangan kepolisian, hipnoterapi dapat menjadi salah satu alternatif pencegahan agar tidak ada kasus bunuh diri dilakukan personel kepolisian baik di satuan kerja (satker) maupun jajaran.
Kemampuan hipnoterapi juga dinilai cukup efektif membantu pencegahan tindakan bunuh diri atau di luar alam sadarnya bagi mereka yang memiliki beban kerja berat setiap harinya, ujarnya.
Sementara sebelumnya pihaknya juga membekali personel terutama Polwan dengan kemampuan pertolongan pertama psikologis atau "Psychological First Aid (PFA)".
Kemampuan pertolongan pertama psikologis itu diberikan kepada Polwan untuk melatih mereka agar bisa berkontribusi dalam membantu masyarakat jika terjadi permasalahan sosial maupun terjadi bencana alam.
"Jika terjadi permasalahan sosial atau terjadi bencana alam maka Polwan yang sudah kita latih Pscyhological First Aid bisa membantu memulihkan trauma (trauma healing) yang dialami masyarakat," ujarnya.
Menurut dia, Polwan yang diturunkan di lokasi bencana, berperan sebagai tenaga konselor untuk memberikan konseling "trauma healing" kepada masyarakat yang trauma akibat bencana alam maupun permasalahan sosial lainnya.
Pertolongan pertama psikologis, merupakan serangkaian tindakan yang diberikan guna membantu menguatkan mental seseorang yang mengalami krisis, ujar Kombes Pol. Ucu Kuspriyadi.