Palembang (ANTARA) - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Palembang, Sumatera Selatan optimistis bisa mewujudkan target penurunan angka kasus
kekerdilan atau gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis (stunting) sebesar 14 persen pada 2024.
"Kasus stunting secara bertahap berhasil diturunkan, pada Agustus 2021 tercatat 24,4 persen sedangkan tahun ini 16,1 persen, angka stunting itu akan terus ditekan sesuai target bahkan diupayakan lebih rendah lagi," kata Kepala Dinas PPKB Palembang Altur Febriansyah, di Palembang, Kamis.
Menurut dua, kasus stunting di Ibu kota Provinsi Sumsel itu setiap tahun bisa diturunkan sesuai dengan target yang ditetapkan.
Melihat data keberhasilan menekan angka kasus stunting itu, pihaknya berupaya lebih menggalakkan lagi kegiatan penyuluhan dan kegiatan lain yang dapat menurunkan angka kasus gagal tumbuh kembang pada anak, kata Altur.
Sementara Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda mengatakan kegiatan untuk menurunkan kasus stunting tidak hanya dibebankan kepada satu atau dua instansi seperti Dinas Kesehatan dan PPKB, tetapi kepada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Dengan melibatkan semua OPD terkait diharapkan kegiatan pencegahan dan pemberantasan stunting di kota ini bisa berjalan maksimal sehingga target penurunan angka kasus tersebut dapat dicapai.
Salah satu kegiatan yang dapat menurunkan angka stunting yang dilakukan baru-baru ini yakni pemberian makanan tambahan bagi balita.
Pemberian makanan tambahan terutama kepada anak balita dari keluarga miskin diharapkan bisa mencegah kasus stunting yang salah satu penyebabnya kekurangan gizi secara kronis.
Pemberian makanan tambahan kepada balita itu berupa protein hewani, seperti telur dan susu.
Jika protein hewani dimakan setiap hari atau sesering mungkin oleh anak balita bisa mencegah kasus stunting pada anak, kata Wawako Fitrianti.
kekerdilan atau gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis (stunting) sebesar 14 persen pada 2024.
"Kasus stunting secara bertahap berhasil diturunkan, pada Agustus 2021 tercatat 24,4 persen sedangkan tahun ini 16,1 persen, angka stunting itu akan terus ditekan sesuai target bahkan diupayakan lebih rendah lagi," kata Kepala Dinas PPKB Palembang Altur Febriansyah, di Palembang, Kamis.
Menurut dua, kasus stunting di Ibu kota Provinsi Sumsel itu setiap tahun bisa diturunkan sesuai dengan target yang ditetapkan.
Melihat data keberhasilan menekan angka kasus stunting itu, pihaknya berupaya lebih menggalakkan lagi kegiatan penyuluhan dan kegiatan lain yang dapat menurunkan angka kasus gagal tumbuh kembang pada anak, kata Altur.
Sementara Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda mengatakan kegiatan untuk menurunkan kasus stunting tidak hanya dibebankan kepada satu atau dua instansi seperti Dinas Kesehatan dan PPKB, tetapi kepada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Dengan melibatkan semua OPD terkait diharapkan kegiatan pencegahan dan pemberantasan stunting di kota ini bisa berjalan maksimal sehingga target penurunan angka kasus tersebut dapat dicapai.
Salah satu kegiatan yang dapat menurunkan angka stunting yang dilakukan baru-baru ini yakni pemberian makanan tambahan bagi balita.
Pemberian makanan tambahan terutama kepada anak balita dari keluarga miskin diharapkan bisa mencegah kasus stunting yang salah satu penyebabnya kekurangan gizi secara kronis.
Pemberian makanan tambahan kepada balita itu berupa protein hewani, seperti telur dan susu.
Jika protein hewani dimakan setiap hari atau sesering mungkin oleh anak balita bisa mencegah kasus stunting pada anak, kata Wawako Fitrianti.