Jakarta (ANTARA) - Ekspor PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia melonjak 60 persen pada periode Januari sampai Juli 2022 mencapai 159.500 unit dibandingkan periode yang sama 2021 yang 99.600 unit.
External Corporate Affairs Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan pertumbuhan pesat ekspor mobil utuh (completely built up/CBU) Toyota tersebut tidak lepas dari kondisi perekonomian negara-negara tujuan ekspor seperti kawasan Asia Tenggara dan Timur Tengah.
"Timur Tengah diuntungkan dengan naiknya harga minyak, sedangkan kawasan Asia Tenggara dalam pemulihan ekonomi yang cukup bagus, pertumbuhan ekonominya mencapai 5-6 persen," kata Bob di Jakarta, Rabu.
Selain itu, lanjutnya, kenaikan ekspor juga dipicu oleh adanya model baru yaitu Toyota New Veloz, yang disukai negara-negara tujuan ekspor baik di Asia Tenggara maupun Timur Tengah, dan kawasan Amerika Latin.
Pada Januari-Juli 2022, ekspor Toyota Veloz mencapai 33.000 unit, mendominasi pencapaian ekspor TMMIN pada periode tersebut.
Secara rinci pada periode tersebut ekspor Toyota Indonesia ke lebih dari 100 negara mencapai 159.500 unit yang terdiri dari Veloz 33.000 unit, Rush 28.600 unit, Raize 25.000, Fortuner 24.000, sedan Vios 19.000 unit, Agya 14.500 unit, TownAce 12.700 unit, Kijang Innova 1.700 unit, dan Sienta 440 unit.
Dengan pencapaian tersebut Bob optimistis target ekspor Toyota Indonesia pada 2022 sebesar 284.000 unit akan tercapai. Apalagi, lanjutnya, pada sisa 5 bulan terakhir meski dunia terancam resesi global dan ada kecenderungan harga minyak turun, namun ekonomi negara-negara tujuan ekspor Toyota Indonesia cenderung masih tumbuh.
"Jadi begitu harga minyak turun, mungkin negara-negara yang tidak menghasilkan minyak ekonominya menguat, tapi nanti musim dingin negara-negara di Timur Tengah, ekonominya akan menguat," ujarnya.
Ia mengaku bersyukur di tengah ancaman krisis global kinerja ekspor Toyota Indonesia justru melesat, bahkan bakal melampaui kinerja sebelum pandemi yang pada 2019 ekspornya hanya mencapai 208.500 unit.
"Mengikuti permintaan Pemerintah Indonesia, kami juga ekspansi pasar ekspor ke negara-negara nontradisional seperti di kawasan Asia, Afrika, serta Amerika Tengah dan Selatan," ujar Bob.
External Corporate Affairs Director PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan pertumbuhan pesat ekspor mobil utuh (completely built up/CBU) Toyota tersebut tidak lepas dari kondisi perekonomian negara-negara tujuan ekspor seperti kawasan Asia Tenggara dan Timur Tengah.
"Timur Tengah diuntungkan dengan naiknya harga minyak, sedangkan kawasan Asia Tenggara dalam pemulihan ekonomi yang cukup bagus, pertumbuhan ekonominya mencapai 5-6 persen," kata Bob di Jakarta, Rabu.
Selain itu, lanjutnya, kenaikan ekspor juga dipicu oleh adanya model baru yaitu Toyota New Veloz, yang disukai negara-negara tujuan ekspor baik di Asia Tenggara maupun Timur Tengah, dan kawasan Amerika Latin.
Pada Januari-Juli 2022, ekspor Toyota Veloz mencapai 33.000 unit, mendominasi pencapaian ekspor TMMIN pada periode tersebut.
Secara rinci pada periode tersebut ekspor Toyota Indonesia ke lebih dari 100 negara mencapai 159.500 unit yang terdiri dari Veloz 33.000 unit, Rush 28.600 unit, Raize 25.000, Fortuner 24.000, sedan Vios 19.000 unit, Agya 14.500 unit, TownAce 12.700 unit, Kijang Innova 1.700 unit, dan Sienta 440 unit.
Dengan pencapaian tersebut Bob optimistis target ekspor Toyota Indonesia pada 2022 sebesar 284.000 unit akan tercapai. Apalagi, lanjutnya, pada sisa 5 bulan terakhir meski dunia terancam resesi global dan ada kecenderungan harga minyak turun, namun ekonomi negara-negara tujuan ekspor Toyota Indonesia cenderung masih tumbuh.
"Jadi begitu harga minyak turun, mungkin negara-negara yang tidak menghasilkan minyak ekonominya menguat, tapi nanti musim dingin negara-negara di Timur Tengah, ekonominya akan menguat," ujarnya.
Ia mengaku bersyukur di tengah ancaman krisis global kinerja ekspor Toyota Indonesia justru melesat, bahkan bakal melampaui kinerja sebelum pandemi yang pada 2019 ekspornya hanya mencapai 208.500 unit.
"Mengikuti permintaan Pemerintah Indonesia, kami juga ekspansi pasar ekspor ke negara-negara nontradisional seperti di kawasan Asia, Afrika, serta Amerika Tengah dan Selatan," ujar Bob.