Palembang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik menargetkan sebanyak 450 desa di Tanah Air mengikuti program Desa Cinta Statistik (Cantik) pada 2022 untuk mendorong pemanfaatan data bagi pembangunan di pedesaan.
Kepala BPS Margo Yuwono di Palembang, Kamis, mengatakan, program yang berjalan sejak Februari 2021 ini merupakan jawaban atas perubahan yang sedang terjadi, yang mana menuntut desa untuk mandiri.
“Untuk mandiri perlu membangun dan untuk membangun membutuhkan data sehingga apa yang dilakukan merupakan yang terbaik,” kata Margo setelah kegiatan Kunjungan Kerja ke Sumsel.
Untuk itu, BPS membina petugas di tingkat pemerintahan desa agar memiliki literasi statistik supaya dapat merancang program pembangunan yang tepat.
Pada 2021, sebanyak 300 desa di Indonesia ambil bagian dalam program Desa Cantik ini atau melebihi target dari semula hanya 100 desa.
Atas dasar itu, pada 2022, BPS percaya diri mengusung target hingga 450 desa menjadi desa binaan program Desa Cantik.
Tahapan proses statistik ini dimulai dengan menginventarisasi kebutuhan data. Lalu, BPS mendampingi pihak desa dalam menyusun instrumen pengumpulan data.
Kemudian dilakukan pengumpulan data, pengolahan, analisis, dan diseminasi data, manajemen kualitas data, hingga akhirnya data tersebut dimanfaatkan dalam berbagai kebijakan pembangunan desa.
Margo menegaskan manfaat program Desa Cantik dapat dirasakan tidak hanya bagi desa, BPS, namun juga bagi pemda setempat.
Bagi desa, program ini diharapkan mampu menyediakan data yang mutakhir pada suatu sistem aplikasi profil desa yang bersifat mikro, sehingga perencanaan pembangunan akan lebih tepat sasaran.
Sedangkan bagi pemda setempat, dia menambahkan program Desa Cantik mampu menyediakan data yang mutakhir pada Aplikasi Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat dan Indeks Desa Membangun.
Program ini dapat menjadi sumber utama dalam proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa. Pemda juga semakin mudah untuk mengakses berbagai data desa.
Sementara itu, Kepala BPS Sumsel Zulkipli, mengatakan pada 2021, satu desa di Sumsel yakni Kelurahan Beringin Jaya di Pagaralam terpilih masuk dalam jajaran 10 besar Desa Cantik dan satu desa di Empat Lawang masuk dalam jajaran 15 besar Desa Cantik.
Lantaran itu, pada 2022, pihaknya diminta Gubernur Sumsel Herman Deru menjadikan setidaknya 15 desa masuk program Desa Cantik.
“Nantinya 15 desa ini akan menjadi role modelnya, karena sebenarnya Gubernur Sumsel menginginkan semua desa menerapkan Desa Cantik,” kata dia.
Kepala BPS Margo Yuwono di Palembang, Kamis, mengatakan, program yang berjalan sejak Februari 2021 ini merupakan jawaban atas perubahan yang sedang terjadi, yang mana menuntut desa untuk mandiri.
“Untuk mandiri perlu membangun dan untuk membangun membutuhkan data sehingga apa yang dilakukan merupakan yang terbaik,” kata Margo setelah kegiatan Kunjungan Kerja ke Sumsel.
Untuk itu, BPS membina petugas di tingkat pemerintahan desa agar memiliki literasi statistik supaya dapat merancang program pembangunan yang tepat.
Pada 2021, sebanyak 300 desa di Indonesia ambil bagian dalam program Desa Cantik ini atau melebihi target dari semula hanya 100 desa.
Atas dasar itu, pada 2022, BPS percaya diri mengusung target hingga 450 desa menjadi desa binaan program Desa Cantik.
Tahapan proses statistik ini dimulai dengan menginventarisasi kebutuhan data. Lalu, BPS mendampingi pihak desa dalam menyusun instrumen pengumpulan data.
Kemudian dilakukan pengumpulan data, pengolahan, analisis, dan diseminasi data, manajemen kualitas data, hingga akhirnya data tersebut dimanfaatkan dalam berbagai kebijakan pembangunan desa.
Margo menegaskan manfaat program Desa Cantik dapat dirasakan tidak hanya bagi desa, BPS, namun juga bagi pemda setempat.
Bagi desa, program ini diharapkan mampu menyediakan data yang mutakhir pada suatu sistem aplikasi profil desa yang bersifat mikro, sehingga perencanaan pembangunan akan lebih tepat sasaran.
Sedangkan bagi pemda setempat, dia menambahkan program Desa Cantik mampu menyediakan data yang mutakhir pada Aplikasi Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat dan Indeks Desa Membangun.
Program ini dapat menjadi sumber utama dalam proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa. Pemda juga semakin mudah untuk mengakses berbagai data desa.
Sementara itu, Kepala BPS Sumsel Zulkipli, mengatakan pada 2021, satu desa di Sumsel yakni Kelurahan Beringin Jaya di Pagaralam terpilih masuk dalam jajaran 10 besar Desa Cantik dan satu desa di Empat Lawang masuk dalam jajaran 15 besar Desa Cantik.
Lantaran itu, pada 2022, pihaknya diminta Gubernur Sumsel Herman Deru menjadikan setidaknya 15 desa masuk program Desa Cantik.
“Nantinya 15 desa ini akan menjadi role modelnya, karena sebenarnya Gubernur Sumsel menginginkan semua desa menerapkan Desa Cantik,” kata dia.