Palembang (ANTARA) - Direktur Utama PT Bukit Asam Asral Ismail menyatakan perusahaannya memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri (DMO) untuk merespons berkurangnya cadangan energi batu bara PLN.

"Target DMO kami sudah melebihi target, tapi jika ada penugasan (dari pemerintah) akan penuhi,” kata Arsal di Palembang, Sumatera Selatan, Senin, setelah menghadiri rapat persiapan Proyek Gasifikasi Batu Bara yang dihadiri Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Dirut PT Pertamina Nicke Widyawati, dan Gubernur Sumsel Herman Deru dan di Palembang, Senin.

Ia mengatakan PT Bukit Asam (PTBA) sebagai BUMN sektor pertambangan batu bara akan mengutamakan kebutuhan dalam negeri, meski juga memiliki target ekspor setiap tahunnya.

Adanya keputusan pemerintah yang melarang ekspor batu bara bagi perusahaan tambang di dalam negeri terhitung 1 Januari-31 Januari 2022, menurutnya, harus dihormati semua pihak karena demi terjaganya ketahanan energi nasional.

Hingga saat ini, PTBA yang memiliki wilayah operasi di Tanjung Enim (Sumatera Selatan), di Ombilin (Sumatera Barat) dan Tarahan (Lampung) terus memenuhi kewajiban pasok dalam negeri.

Ia memperkirakan pada triwulan II pihaknya akan merevisi target ekspor batu bara ke sejumlah negara yang sebelumnya sudah direncanakan sejak tahun 2021.

“Ini kan baru awal tahun, kami penuhi dulu apa yang ditugaskan pemerintah. Kemungkinan revisi target (ekspor) di triwulan II,” kata Arsal.



 

Pewarta : Dolly Rosana
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024