Palembang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Selatan memborong medali emas dan perak cabang olahraga anggar nomor sabre perorangan putra pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua tahun 2021 melalui dua atlet andalannya Ricky Dhisullimah dan Irfan Nurkamil.
Kedua atlet bertemu pada partai puncak di Aula Serbaguna Gereja St Yoseph, Kabupaten Merauke, Papua, Senin, setelah Ricky mengalahkan Angga Maulana (Jawa Tengah) dengan skor 15-6, dan Irfan Nurkamil mengalahkan Iqbal Jailani (Jawa Barat) juga dengan skor yang sama 15-6 pada semifinal.
Kemenangan ini menjadi sangat berarti bagi Sumsel karena mengulang kesuksesan pada PON XVIII di Pekan Baru, Riau, tahun 2012. Ketika itu Sumsel meloloskan dua atletnya yakni Rully Mauliadhani dan Hendri Eko Budianto ke final.
Bagi Ricky yang saat ini menginjak usia 26 tahun, kemenangan tersebut seakan menjawab penantiannya untuk meraih medali emas PON, karena dirinya yang diharapkan meraih emas pada PON XIX Jabar tahun 2016 lalu terhenti di final karena dikalahkan atlet tuan rumah Idon Jaya Wiguna.
“Saya sangat bersyukur sekali, akhirnya bisa dapat medali emas PON. Dari mulai bertanding hari ini, saya berusaha tenang dan tidak ada beban saja,” kata atlet nasional ini.
Rasa sukacita juga diungkapkan Irfan Nurkamil (21), karena pada debut pertamanya di PON bisa meraih medali perak pada nomor perorangan.
“Ini seakan menjadi berkah buat saya, bisa ikut berprestasi seperti senior. Awalnya saya sempat gugup, karena baru pertama kali, tapi saya berusaha enjoy, apalagi selalu didampingi pelatih,” kata Irfan.
Pelatih Anggar Sumsel Rully Mauliadhani mengatakan sedari awal timnya menargetkan medali emas pada nomor sabre perorangan putra ini.
Nomor ini sejak PON XVI tahun 2004 sudah menjadi andalan Sumsel, baik untuk perorangan dan beregu.
Sejak itu, Sumsel selalu berhasil mempertahankan tradisi meraih medali emas nomor beregu sabre putra.
“Memang selalu ada kepercayaan diri dari Sumsel untuk nomor sabre putra, lebih bersyukur lagi kami dapat bonus hari ini bisa 'All Sumsel final'. Untuk nomor beregu, kami berharap bisa mempertahankan tradisi,” kat Rully.
Kedua atlet bertemu pada partai puncak di Aula Serbaguna Gereja St Yoseph, Kabupaten Merauke, Papua, Senin, setelah Ricky mengalahkan Angga Maulana (Jawa Tengah) dengan skor 15-6, dan Irfan Nurkamil mengalahkan Iqbal Jailani (Jawa Barat) juga dengan skor yang sama 15-6 pada semifinal.
Kemenangan ini menjadi sangat berarti bagi Sumsel karena mengulang kesuksesan pada PON XVIII di Pekan Baru, Riau, tahun 2012. Ketika itu Sumsel meloloskan dua atletnya yakni Rully Mauliadhani dan Hendri Eko Budianto ke final.
Bagi Ricky yang saat ini menginjak usia 26 tahun, kemenangan tersebut seakan menjawab penantiannya untuk meraih medali emas PON, karena dirinya yang diharapkan meraih emas pada PON XIX Jabar tahun 2016 lalu terhenti di final karena dikalahkan atlet tuan rumah Idon Jaya Wiguna.
“Saya sangat bersyukur sekali, akhirnya bisa dapat medali emas PON. Dari mulai bertanding hari ini, saya berusaha tenang dan tidak ada beban saja,” kata atlet nasional ini.
Rasa sukacita juga diungkapkan Irfan Nurkamil (21), karena pada debut pertamanya di PON bisa meraih medali perak pada nomor perorangan.
“Ini seakan menjadi berkah buat saya, bisa ikut berprestasi seperti senior. Awalnya saya sempat gugup, karena baru pertama kali, tapi saya berusaha enjoy, apalagi selalu didampingi pelatih,” kata Irfan.
Pelatih Anggar Sumsel Rully Mauliadhani mengatakan sedari awal timnya menargetkan medali emas pada nomor sabre perorangan putra ini.
Nomor ini sejak PON XVI tahun 2004 sudah menjadi andalan Sumsel, baik untuk perorangan dan beregu.
Sejak itu, Sumsel selalu berhasil mempertahankan tradisi meraih medali emas nomor beregu sabre putra.
“Memang selalu ada kepercayaan diri dari Sumsel untuk nomor sabre putra, lebih bersyukur lagi kami dapat bonus hari ini bisa 'All Sumsel final'. Untuk nomor beregu, kami berharap bisa mempertahankan tradisi,” kat Rully.