Jakarta (ANTARA) - Peneliti menemukan dan mengidentifikasi spesies katak kecil bermulut sempit dari Pulau Belitung dan Lampung yang dinamai Microhyla sriwijaya.
"Di dalam kelompok katak mulut sempit ini, populasi dari Lampung dan Pulau Belitung itu membentuk kelompok tersendiri dibandingkan dengan semua jenis katak mulut sempit yang ada di muka bumi ini," kata peneliti dari Kantor Pusat Riset Biologi Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amir Hamidy saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Peneliti herpetologi yang ikut menulis publikasi mengenai katak kecil bermulut sempit dari Belitung dan Lampung itu mengatakan, kata "sriwijaya" dalam nama jenis katak mengacu pada nama Kerajaan Sriwijaya di wilayah Kepulauan Melayu.
Ia menjelaskan, katak jantan dewasa jenis Microhyla sriwijaya berukuran kecil dengan panjang moncong 12,3 hingga 15,8 mm. Jenis katak itu moncongnya tumpul dan bulat dan memiliki tanda punggung berwarna coklat kemerahan atau oranye dengan tuberkel kulit yang menonjol.
Spesimen katak Microhyla sriwijaya ditemukan tahun 2018 dan 2019 di perkebunan kelapa sawit Pulau Belitung dan Lampung di Sumatera bagian tenggara oleh tim peneliti herpetologi.
Hasil pengidentifikasian spesies katak dari genus Microhyla itu telah dipublikasikan di jurnal Zootaxa pada 2 September 2021.
Amir menuturkan, upaya penemuan dan pengidentifikasian katak Microhyla sriwijaya melibatkan Rury Eprilurahman dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sedang mengerjakan disertasi tentang katak bermulut sempit.
Museum Zoologi Bogor, UGM, Universitas Bengkulu, Belitung Biodiversity Observer Foundation, Universitas Delhi di India, Universitas Kyoto di Jepang, serta University of Texas at Arlington di Amerika Serikat juga terlibat dalam penelitian mengenai jenis katak mulut sempit dari Belitung dan Lampung.
"Ini memang kolaborasi baik di level nasional maupun internasional untuk menemukan jenis baru itu karena dalam konsep keahlian suatu spesies tidak bisa hanya sendiri, kita harus menjalin kerja sama dengan para pakar," kata Amir.
"Di dalam kelompok katak mulut sempit ini, populasi dari Lampung dan Pulau Belitung itu membentuk kelompok tersendiri dibandingkan dengan semua jenis katak mulut sempit yang ada di muka bumi ini," kata peneliti dari Kantor Pusat Riset Biologi Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amir Hamidy saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Peneliti herpetologi yang ikut menulis publikasi mengenai katak kecil bermulut sempit dari Belitung dan Lampung itu mengatakan, kata "sriwijaya" dalam nama jenis katak mengacu pada nama Kerajaan Sriwijaya di wilayah Kepulauan Melayu.
Ia menjelaskan, katak jantan dewasa jenis Microhyla sriwijaya berukuran kecil dengan panjang moncong 12,3 hingga 15,8 mm. Jenis katak itu moncongnya tumpul dan bulat dan memiliki tanda punggung berwarna coklat kemerahan atau oranye dengan tuberkel kulit yang menonjol.
Spesimen katak Microhyla sriwijaya ditemukan tahun 2018 dan 2019 di perkebunan kelapa sawit Pulau Belitung dan Lampung di Sumatera bagian tenggara oleh tim peneliti herpetologi.
Hasil pengidentifikasian spesies katak dari genus Microhyla itu telah dipublikasikan di jurnal Zootaxa pada 2 September 2021.
Amir menuturkan, upaya penemuan dan pengidentifikasian katak Microhyla sriwijaya melibatkan Rury Eprilurahman dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sedang mengerjakan disertasi tentang katak bermulut sempit.
Museum Zoologi Bogor, UGM, Universitas Bengkulu, Belitung Biodiversity Observer Foundation, Universitas Delhi di India, Universitas Kyoto di Jepang, serta University of Texas at Arlington di Amerika Serikat juga terlibat dalam penelitian mengenai jenis katak mulut sempit dari Belitung dan Lampung.
"Ini memang kolaborasi baik di level nasional maupun internasional untuk menemukan jenis baru itu karena dalam konsep keahlian suatu spesies tidak bisa hanya sendiri, kita harus menjalin kerja sama dengan para pakar," kata Amir.