Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI), Arya Sena Subyakto, berharap olahraga surfing atau selancar ombak dapat masuk ke dalam cabang olahraga yang diunggulkan melalui Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
"Saya berharap supaya surfing di Indonesia dimasukkan dalam cabor unggulan, mengingat prestasi yang sudah kita torehkan," ujar Arya kepada Antara melalui sambungan telepon, Jumat.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan secara resmi memperkenalkan DBON pada 9 September, bertepatan dengan peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-38. DBON merupakan cetak biru pembinaan olahraga prestasi nasional agar sistematis, berkelanjutan dan masif.
Di dalam DBON, tercantum 14 cabang olahraga unggulan, yaitu bulu tangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan, menembak, wushu, karate, taekwondo, balap sepeda, atletik, renang, dayung, senam artistik dan pencak silat.
Selancar ombak, menurut Arya, telah mengharumkan nama Indonesia sejak Asian Beach Games Bali 2008, di mana tim selancar ombak berhasil meraih tiga emas, satu perak dan empat perunggu.
Selanjutnya, pada SEA Games Filipina 2019, dari empat nomor pertandingan, timnas selancar ombak berhasil membawa pulang dua emas, satu perak dan tiga perunggu.
"Lagi-lagi di Olimpiade kita dapat tempat. Dengan prestasi seperti ini, saya harapannya surfing jadi olahraga yang prioritas, apalagi surfing sudah masuk olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade," kata Arya.
Masuknya Rio Waida sebagai perwakilan Indonesia di Olimpiade Tokyo, menurut Arya, telah membawa dampak yang luar biasa dan animo yang kuat dari masyarakat terhadap olahraga selancar ombak.
Terlebih, peselancar berdarah Jawa Timur-Jepang itu menjadi pembawa bendera Merah Putih dalam upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli lalu.
"Ini membuat anak-anak menjadi lebih semangat," kata Arya.
Lebih dari itu, menurut Arya, selancar ombak dapat menjadi payung dari pariwisata, sehingga sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan sport tourism.
"Indonesia is number one surfing destination in the world, dan makanya harus disadari bahwa pantai-pantai yang punya ombak kualitas dunia itu adalah sumber devisa negara," ujar Arya.
"Dan, kalau kita bisa lihat, surfer itu kalau mereka datang ke Indonesia, lenght of stay-nya lama banget karena Indonesia karena dari Sabang sampai Merauke ombaknya banyak, jadi turis-turis yang surfer itu pasti akan berkeliling Indonesia," dia menambahkan.
"Saya berharap supaya surfing di Indonesia dimasukkan dalam cabor unggulan, mengingat prestasi yang sudah kita torehkan," ujar Arya kepada Antara melalui sambungan telepon, Jumat.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) akan secara resmi memperkenalkan DBON pada 9 September, bertepatan dengan peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-38. DBON merupakan cetak biru pembinaan olahraga prestasi nasional agar sistematis, berkelanjutan dan masif.
Di dalam DBON, tercantum 14 cabang olahraga unggulan, yaitu bulu tangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan, menembak, wushu, karate, taekwondo, balap sepeda, atletik, renang, dayung, senam artistik dan pencak silat.
Selancar ombak, menurut Arya, telah mengharumkan nama Indonesia sejak Asian Beach Games Bali 2008, di mana tim selancar ombak berhasil meraih tiga emas, satu perak dan empat perunggu.
Selanjutnya, pada SEA Games Filipina 2019, dari empat nomor pertandingan, timnas selancar ombak berhasil membawa pulang dua emas, satu perak dan tiga perunggu.
"Lagi-lagi di Olimpiade kita dapat tempat. Dengan prestasi seperti ini, saya harapannya surfing jadi olahraga yang prioritas, apalagi surfing sudah masuk olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade," kata Arya.
Masuknya Rio Waida sebagai perwakilan Indonesia di Olimpiade Tokyo, menurut Arya, telah membawa dampak yang luar biasa dan animo yang kuat dari masyarakat terhadap olahraga selancar ombak.
Terlebih, peselancar berdarah Jawa Timur-Jepang itu menjadi pembawa bendera Merah Putih dalam upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli lalu.
"Ini membuat anak-anak menjadi lebih semangat," kata Arya.
Lebih dari itu, menurut Arya, selancar ombak dapat menjadi payung dari pariwisata, sehingga sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan sport tourism.
"Indonesia is number one surfing destination in the world, dan makanya harus disadari bahwa pantai-pantai yang punya ombak kualitas dunia itu adalah sumber devisa negara," ujar Arya.
"Dan, kalau kita bisa lihat, surfer itu kalau mereka datang ke Indonesia, lenght of stay-nya lama banget karena Indonesia karena dari Sabang sampai Merauke ombaknya banyak, jadi turis-turis yang surfer itu pasti akan berkeliling Indonesia," dia menambahkan.