Jakarta (ANTARA) - International Fragrance Association (IFRA) dan International Organization of the Flavor Industry (IOFI) mengungkap lima kemajuan sektor industri rasa dan wewangian (Fragran & Flavor) yang ditopang naiknya permintaan selama pandemi COVID-19.

Mengacu laporan keberlanjutan 2020-2021 yang dirilis bertepatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, terdapat lima sektor yang mengalami kemajuan yang kemudian menjadi bagian dalam Piagam Keberlanjutan IFRA-IOFI.

IFRA-IOFI dalam siaran pers pada Jumat menyebut bahwa piagam itu merupakan komitmen kolektif kedua industri yang ditetapkan sejak Juli 2020 dan disepakati 126 perusahaan di mana sepertiga di antaranya berasal dari Asia Pasifik.

Asia Pasifik memiliki peran terpadu pada rantai pasok global dan aktivitas penelitian-pengembangan di industri fragran dan flavor. Asia Pasifik juga menjadi pemasok utama bahan baku dan produsen terbesar untuk mint, cedarwood, tanaman nilam (patchouli), maupun rempah dan ramuan herba lain.

Selain itu, selama pandemi permintaan produk-produk tersebut terus meningkat berkat kesadaran konsumen untuk menjaga kebersihan guna mengurangi risiko tertular penyakit. Nilai industri yang meningkat mampu menciptakan segmen pasar baru dan lapangan kerja, serta mendorong peningkatan keahlian tenaga kerja.

Sven Ballschmiede, Executive Director IOFI, mengatakan, "Hasil dalam laporan ini menunjukkan pencapaian keberlanjutan industri yang tinggi di lima bidang utama. Memang, ini menjadi upaya kolektif yang panjang dalam menyusun piagam. Namun hasilnya, industri F&F berada di jalur yang tepat."

"Kami akan terus mendukung berbagai perusahaan dan secara kolektif mengembangkan perangkat dan kemitraan bagi kemajuan industri pada laporan berikutnya," kata dia.


Adapun lima bidang yang meningkat dalam industri rasa dan wewangian antara lain:

- Dalam hal pengadaan barang baku secara bertanggung jawab, lebih dari 70 persen responden dan sebagian besar pelaku pasar menjalin dialog dengan kalangan petani dan komunitas lokal. Banyak pelaku pasar memahami nilai-nilai hak asasi manusia, standar ketenagakerjaan, dan rencana aksi tentang keanekaragaman hayati.

- Dampak negatif terhadap lingkungan hidup yang dihasilkan industri F&F relatif kecil. Tiga dari empat responden, dan lebih dari 90 persen pelaku pasar memiliki strategi pengelolaan lingkungan berskala global, menerapkan langkah-langkah yang berorientasi pada lingkungan, serta mengurangi konsumsi dan sampah.

- Industri F&F memberikan standar yang tinggi bagi kesejahteraan tenaga kerja, dan menawarkan iklim kerja yang nyaman, kesetaraan dalam hal peluang kerja, keragaman, inklusi, dan pelatihan.

- Dalam hal keamanan produk, industri F&F termasuk yang terbaik, dan hasil survei menunjukkan lebih dari 90 persen responden terlibat dialog dengan pelanggan di sektor hilir tentang pengelolaan produk.

- Dalam hal transparansi dan kemitraan, lebih dari tiga di antara empat responden telah memiliki strategi tata kelola responsif berskala global, termasuk pada seluruh perusahaan terbesar di industri ini.

Martina Bianchini, President, IFRA, menambahkan "Aspek keberlanjutan merupakan hal yang wajib dipenuhi semua industri, termasuk industri F&F yang berakar dari alam."

"Melalui publikasi laporan keberlanjutan ini, kami telah membuat pencapaian penting dalam mewujudkan aspek keberlanjutan—namun, upaya kami terus berlanjut guna memperluas implementasi Piagam Keberlanjutan, meningkatkan kesadaran publik, serta bekerja sama dengan para pelanggan, mitra, dan pemangku kepentingan untuk merancang berbagai produk masa depan yang aman dan berkelanjutan."

Berbagai pencapaian yang tercantum dalam Laporan Keberlanjutan 2020-2021 akan menjadi tolok ukur untuk laporan mendatang. Dengan demikian, pelaku industri bisa memantau perkembangannya.

Piagam Keberlanjutan IFRA-IOFi yang tersedia di ifra-iofi.org dan laporan tersebut juga mengangkat rangkaian aksi kolektif yang telah terjalin sejak piagam itu diluncurkan 11 bulan lalu.
 

Pewarta : Alviansyah Pasaribu
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024