Palembang (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah I mengimbau warga di wilayah perairan Kabupaten Banyuasin tidak beraktifitas memancing pada sore dan malam hari untuk mencegah serangan buaya.
Kepala SKW I BKSDA Sumsel Yusmono, Kamis mengatakan sore dan malam hari merupakan waktu bagi buaya aktif mencari makan, sehingga aktifitas manusia di sekitar air dapat memicu serangan.
"Buaya juga mencari ikan waktu malam, kalau warga mancing ikan juga ya jadi ketemu, apalagi jika kaki dan tangan warga 'kecipak-cipak' di air, bisa dikira mangsa," ujarnya.
Baca juga: Perempuan korban diterkam buaya di Banyuasin belum ditemukan, tim terus lakukan pencarian
Pihaknya menegaskan kembali imbauan tersebut pasca peristiwa serangan buaya di Desa Ganesha Mukti Kecamatan Muara Sugihan pada Minggu (30/5) yang hingga kini jasad korban belum ditemukan.
Korban perempuan bernama Karsiti (45) tersebut diserang buaya saat memancing ikan bersama anaknya pada malam hari di saluran kanal di dekat rumahnya sendiri.
Yusmono menjelaskan daerah itu dan wilayah Banyuasin memang banyak memiliki saluran kanal-kanal yang dibuat saat program transmigrasi puluhan tahun silam, meskipun kanal bersifat buatan namun saat ini sebagian besar sudah menjadi habitat buaya.
Baca juga: Seorang kakek disambar buaya saat ambil air wudu di Sungai Mentaya Kotim
Baca juga: Tim gabungan masih mencari perempuan korban terkaman buaya di Banyuasin
"Karena kanal-kanal itu terhubung ke Sungai Musi yang juga habitat buaya, maka itu di kanal-kanal sudah kami pasang peringatan bahaya keberadaan buaya," kata dia.
Meski masyarakat sudah terbiasa melihat keberadaan buaya, namun pihaknya meminta warga selalu waspada dengan tidak memancing agresifitas buaya agar konflik tidak terjadi lagi.
Selain itu pihaknya juga terus mensosialisasikan kepada masyarakat di Banyuasin terkait pola-pola hidup berdampingan dengan buaya serta mengingatkan agar tidak membunuh satwa dilindungi tersebut.
Kepala SKW I BKSDA Sumsel Yusmono, Kamis mengatakan sore dan malam hari merupakan waktu bagi buaya aktif mencari makan, sehingga aktifitas manusia di sekitar air dapat memicu serangan.
"Buaya juga mencari ikan waktu malam, kalau warga mancing ikan juga ya jadi ketemu, apalagi jika kaki dan tangan warga 'kecipak-cipak' di air, bisa dikira mangsa," ujarnya.
Baca juga: Perempuan korban diterkam buaya di Banyuasin belum ditemukan, tim terus lakukan pencarian
Pihaknya menegaskan kembali imbauan tersebut pasca peristiwa serangan buaya di Desa Ganesha Mukti Kecamatan Muara Sugihan pada Minggu (30/5) yang hingga kini jasad korban belum ditemukan.
Korban perempuan bernama Karsiti (45) tersebut diserang buaya saat memancing ikan bersama anaknya pada malam hari di saluran kanal di dekat rumahnya sendiri.
Yusmono menjelaskan daerah itu dan wilayah Banyuasin memang banyak memiliki saluran kanal-kanal yang dibuat saat program transmigrasi puluhan tahun silam, meskipun kanal bersifat buatan namun saat ini sebagian besar sudah menjadi habitat buaya.
Baca juga: Seorang kakek disambar buaya saat ambil air wudu di Sungai Mentaya Kotim
Baca juga: Tim gabungan masih mencari perempuan korban terkaman buaya di Banyuasin
"Karena kanal-kanal itu terhubung ke Sungai Musi yang juga habitat buaya, maka itu di kanal-kanal sudah kami pasang peringatan bahaya keberadaan buaya," kata dia.
Meski masyarakat sudah terbiasa melihat keberadaan buaya, namun pihaknya meminta warga selalu waspada dengan tidak memancing agresifitas buaya agar konflik tidak terjadi lagi.
Selain itu pihaknya juga terus mensosialisasikan kepada masyarakat di Banyuasin terkait pola-pola hidup berdampingan dengan buaya serta mengingatkan agar tidak membunuh satwa dilindungi tersebut.