Palembang (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang mengaku program penyuntikan vaksin COVID-19 kelompok lanjut usia saat ini mengandalkan mekanisme jemput bola dari berbagai pihak agar rasio vaksinasi dapat meningkat lebih cepat.
Plt Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Palembang Mirza, Rabu, mengatakan masih rendahnya partisipasi lansia yang datang layanan kesehatan membuat rasio vaksinasi saat ini baru mencapai 17 persen.
"Memang cenderung masih rendah karena belum ada peningkatan," ujarnya.
Baca juga: Dinkes Palembang vaksin disabilitas dan orang gangguan jiwa
Menurut dia lansia memang harus didorong untuk datang ke 73 fasilitas layanan kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit agar rasio vaksin meningkat, mengingat target vaksin lansia di Palembang menyasar 181.030 jiwa.
Pihaknya berupaya melakukan mekanisme jemput bola dengan menetapkan kebijakan satu orang tenaga kesehatan wajib membawa satu lansia untuk divaksin, mekanisme yang sama juga diterapkan kepada ketua RT yang wajib membawa 10 orang lansia.
Baca juga: Sebanyak 238.402 warga Sumsel sudah menerima vaksinasi COVID-19 tahap II
Baca juga: Dinkes OKU lanjutkan vaksinasi guru dan lansia
Selain itu Pemkot Palembang juga telah mewajibkan satu ASN membawa satu lansia, berbagai perusahaan melalui CSR turut didorong agar secara masif ikut menjemput dan membawa lansia untuk divaksin.
Termasuk TNI-Polri melalui Babinsa dan Bhabinkamtibmas juga sudah melakukan jemput bola lansia.
"Ada juga mekanisme dari Kemenkes bahwa satu orang muda bisa membawa dua orang lansia ke faskes," katanya menambahkan.
Ia berharap dengan masifnya jemput bola dan dukungan berbagai pihak akan mempercepat program vaksinasi agar kelompok lansia yang notabane paling rentan terhadap COVID-19 menjadi lebih terlindungi.
Sementara data Dinkes Sumsel per 18 Mei mencatat realisasi vaksin COVID-19 lansia dosis I di Kota Palembang mencapai 30.179 orang (16,67 persen), sedangkan dosis II mencapai 26.202 (14,47 persen).
Dinkes Palembang sendiri telah menerima kembali 27.100 dosis tambahan untuk mempercepat vaksinasi ke kelompok lansia setelah sempat disetop pemerintah pusat akibat rendahnya serapan.
Baca juga: Update - Kasus COVID-19 sembuh di Sumsel capai 90 persen
Plt Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Palembang Mirza, Rabu, mengatakan masih rendahnya partisipasi lansia yang datang layanan kesehatan membuat rasio vaksinasi saat ini baru mencapai 17 persen.
"Memang cenderung masih rendah karena belum ada peningkatan," ujarnya.
Baca juga: Dinkes Palembang vaksin disabilitas dan orang gangguan jiwa
Menurut dia lansia memang harus didorong untuk datang ke 73 fasilitas layanan kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit agar rasio vaksin meningkat, mengingat target vaksin lansia di Palembang menyasar 181.030 jiwa.
Pihaknya berupaya melakukan mekanisme jemput bola dengan menetapkan kebijakan satu orang tenaga kesehatan wajib membawa satu lansia untuk divaksin, mekanisme yang sama juga diterapkan kepada ketua RT yang wajib membawa 10 orang lansia.
Baca juga: Sebanyak 238.402 warga Sumsel sudah menerima vaksinasi COVID-19 tahap II
Baca juga: Dinkes OKU lanjutkan vaksinasi guru dan lansia
Selain itu Pemkot Palembang juga telah mewajibkan satu ASN membawa satu lansia, berbagai perusahaan melalui CSR turut didorong agar secara masif ikut menjemput dan membawa lansia untuk divaksin.
Termasuk TNI-Polri melalui Babinsa dan Bhabinkamtibmas juga sudah melakukan jemput bola lansia.
"Ada juga mekanisme dari Kemenkes bahwa satu orang muda bisa membawa dua orang lansia ke faskes," katanya menambahkan.
Ia berharap dengan masifnya jemput bola dan dukungan berbagai pihak akan mempercepat program vaksinasi agar kelompok lansia yang notabane paling rentan terhadap COVID-19 menjadi lebih terlindungi.
Sementara data Dinkes Sumsel per 18 Mei mencatat realisasi vaksin COVID-19 lansia dosis I di Kota Palembang mencapai 30.179 orang (16,67 persen), sedangkan dosis II mencapai 26.202 (14,47 persen).
Dinkes Palembang sendiri telah menerima kembali 27.100 dosis tambahan untuk mempercepat vaksinasi ke kelompok lansia setelah sempat disetop pemerintah pusat akibat rendahnya serapan.
Baca juga: Update - Kasus COVID-19 sembuh di Sumsel capai 90 persen