Palembang (ANTARA) - Investasi di perdagangan berjangka komoditi tetap menggiurkan selama pandemi karena pemilik modal membutuhkan alternatif untuk mendapatkan keuntungan di tengah pelemahan industri perbankan.
Pimpinan Cabang Rifan Financindo Berjangka (RFB) Palembang, Eko Budhi Prasetyo mengatakan di Palembang, Rabu, mengatakan, hal itu tercermin dalam capaian pertumbuhan nasabah baru dari RFB yang hingga 41,55 persen di tengah pandemi COVID-19.
Kinerja perusahaan di kota itu tetap dalam tren positif yang tercermin dari masih banyaknya masyarakat yang tertarik berinvestasi di perdagangan berjangka komoditi (PBK), terutama emas.
"Jumlah nasabah baru tumbuh di atas 41,55 persen atau bertambah 436 nasabah. Kami optimistis bahwa hingga akhir tahun, target sebanyak 752 nasabah baru dapat tercapai," kata dia.
Menurut Eko, catatan rapor biru RFB Palembang disebabkan oleh momen kenaikan harga emas yang dimulai sejak awal Januari dan melesat saat COVID-19 melanda.
"Banyak nasabah yang meraih profit ketika harga emas naik dan peluang keuntungan ini semakin besar hingga akhir tahun 2020 karena adanya momen pemilihan presiden Amerika Serikat, window dressing dan Festival Diwali di India," kata dia.
Selain itu, kata dia, kemudahan transaksi PBK yang bersistemkan online dan realtime mendorong para nasabah untuk memanfaatkan waktu mereka dengan melakukan transaksi sebanyak-banyaknya selama pandemi.
Eko menjelaskan sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dimulai pada April 2020, telah terjadi pergeseran perilaku konsumen Indonesia baik dalam hal berbelanja sampai kepada berinvestasi.
Kegiatan belanja online tumbuh signifikan mencapai di atas 30 persen -50 persen begitu juga dengan investasi berbasis aplikasi, termasuk pula untuk PBK.
Mengutip data dari PT Kliring Berjangka Indonesia, transaksi PBK sampai dengan Kuartal III tahun 2020 menunjukkan pertumbuhan transaksi sebesar 25,43 persen, dari 992.187 lot pada Kuartal III 2019 menjadi 1.244.491 lot pada Kuartal III 2020.
"Ini menjadi bukti bahwa industri PBK cukup tahan terhadap guncangan ekonomi, baik lokal maupun global," ujarnya.
Ia melanjutkan kondisi tersebut juga menjadi sebuah keuntungan bagi para perusahaan pialang berjangka, termasuk RFB Palembang.
Eko menilai investasi di PBK merupakan salah satu pilihan yang dapat dilirik masyarakat selama masa pandemi. Namun demikian, nasabah juga harus memerhatikan aspek manajemen risiko.
Kuncinya, kata Eko ada pada pemahaman produk dan kerjasama yang baik dengan Wakil Pialang Berjangka sebagai konsultan investasi yang telah teruji dan tersertifikasi.
"Ke depan RFB Palembang akan membuka trading class dengan sistem webinar untuk masyarakat yang ingin mengenal peluang investasi di PBK," kata Eko.
Pimpinan Cabang Rifan Financindo Berjangka (RFB) Palembang, Eko Budhi Prasetyo mengatakan di Palembang, Rabu, mengatakan, hal itu tercermin dalam capaian pertumbuhan nasabah baru dari RFB yang hingga 41,55 persen di tengah pandemi COVID-19.
Kinerja perusahaan di kota itu tetap dalam tren positif yang tercermin dari masih banyaknya masyarakat yang tertarik berinvestasi di perdagangan berjangka komoditi (PBK), terutama emas.
"Jumlah nasabah baru tumbuh di atas 41,55 persen atau bertambah 436 nasabah. Kami optimistis bahwa hingga akhir tahun, target sebanyak 752 nasabah baru dapat tercapai," kata dia.
Menurut Eko, catatan rapor biru RFB Palembang disebabkan oleh momen kenaikan harga emas yang dimulai sejak awal Januari dan melesat saat COVID-19 melanda.
"Banyak nasabah yang meraih profit ketika harga emas naik dan peluang keuntungan ini semakin besar hingga akhir tahun 2020 karena adanya momen pemilihan presiden Amerika Serikat, window dressing dan Festival Diwali di India," kata dia.
Selain itu, kata dia, kemudahan transaksi PBK yang bersistemkan online dan realtime mendorong para nasabah untuk memanfaatkan waktu mereka dengan melakukan transaksi sebanyak-banyaknya selama pandemi.
Eko menjelaskan sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dimulai pada April 2020, telah terjadi pergeseran perilaku konsumen Indonesia baik dalam hal berbelanja sampai kepada berinvestasi.
Kegiatan belanja online tumbuh signifikan mencapai di atas 30 persen -50 persen begitu juga dengan investasi berbasis aplikasi, termasuk pula untuk PBK.
Mengutip data dari PT Kliring Berjangka Indonesia, transaksi PBK sampai dengan Kuartal III tahun 2020 menunjukkan pertumbuhan transaksi sebesar 25,43 persen, dari 992.187 lot pada Kuartal III 2019 menjadi 1.244.491 lot pada Kuartal III 2020.
"Ini menjadi bukti bahwa industri PBK cukup tahan terhadap guncangan ekonomi, baik lokal maupun global," ujarnya.
Ia melanjutkan kondisi tersebut juga menjadi sebuah keuntungan bagi para perusahaan pialang berjangka, termasuk RFB Palembang.
Eko menilai investasi di PBK merupakan salah satu pilihan yang dapat dilirik masyarakat selama masa pandemi. Namun demikian, nasabah juga harus memerhatikan aspek manajemen risiko.
Kuncinya, kata Eko ada pada pemahaman produk dan kerjasama yang baik dengan Wakil Pialang Berjangka sebagai konsultan investasi yang telah teruji dan tersertifikasi.
"Ke depan RFB Palembang akan membuka trading class dengan sistem webinar untuk masyarakat yang ingin mengenal peluang investasi di PBK," kata Eko.