Jakarta (ANTARA) - Terinspirasi dari perjuangan Aksi Kamisan yang menuntut penyelesaian kasus pelanggaran HAM, Donny Verdian meluncurkan lagu tunggal kedua berjudul "Raja Singa".

Pada awal Juni, Donny sempat merilis lagu "Suluh", namun "Raja Singa" ternyata dibuat lebih dulu olehnya bersama para musisi Indonesia yang ditinggal di Sidney, salah satunya Sawung Jabo. Mereka pun saling bertukar materi termasuk lagu "Raja Singa".

Saat membuat lagu tersebut, Donny mengaku begitu tersentuh pada kisah Maria Catarina Sumarsih, penerima penghargaan Yap Thiam Hien Award tahun 2004 yang tak pernah lelah mencari keadilan untuk anaknya Benardinus Realino Norma Irawan, mahasiswa Universitas Atma Jaya Jakarta yang gugur saat Tragedi Semanggi 1.

"Ketika sedang mendalami materi lagu ini, aku membayangkan Bu Sumarsih yang begitu gigih di garis depan dalam Aksi Kamisan," ujar Donny melalui keterangan resminya, Selasa.

Dalam proses penggarapannya, Donny tak sendirian. Dia dibantu oleh Alvon Ditya Arudiskara, musisi asal Yogyakarta sekaligus pendiri Sanggar Seni Notoyudan Yogyakarta dan juga Ignasius Bowo Sarjito.

"Awalnya saya justru sebenarnya menghubungi Bowo karena dia sering bikin musik. Ketika musik dan vokal sudah jadi, barulah muncul ide untuk mengajak Alvon karena genre lagu ini kan folk-ballad, cocok dengan gesekan biolanya dia," kata Donny.

Dari data mentah, Bowo lantas mengaransemen lagu dibantu oleh Yohanes Fajar D.K (bass) dan Rohmo Pinayungan (drum), sementara dia sendiri mengisi part gitar dan backing vokal.

"Raja Singa" kini bisa dinikmati melalui kanal-kanal musik digital. Hasil pemasukan dari lagu ini, seluruhnya akan disumbangkan untuk kelangsungan hidup Sanggar Seni Notoyudan yang dikelola Alvon dan kawan-kawannya.

"Supaya lagu ini sepenuhnya dan seutuhnya untuk masyarakat banyak di Tanah Air," kata Donny.
 

Pewarta : Maria Cicilia
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024