Jakarta (ANTARA) - Kasus prostitusi yang melibatkan selebritas kembali mengemuka, dan artis yang terlibat praktik terlarang itu kebanyakan dari keluarga menengah ke bawah.
Psikolog Intan Erlita, M.Psi, yang juga punya pengalaman di dunia hiburan sebagai presenter ini mengatakan bahwa fenomena prostitusi artis kebanyakan memiliki motif untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan membahagiakan keluarga. Mereka pun tidak peduli dengan konsekuensi yang akan didapat kemudian hari.
"Mereka jadi tulang punggung keluarga di usia dini, jadi beban yang mereka tanggung kadang-kadang mereka enggak sanggup, tapi enggak mau mengecewakan keluarganya, akhirnya ya udah," kata Intan kepada Antara, Selasa.
Baca juga: Kronologi penangkapan artis FTV inisial "H" diduga terlibat prostitusi di Medan
Baca juga: Vanessa Angel: Saya capek dizalimi
Intan mengatakan tidak heran jika ada orangtua yang kaget saat mendapat kabar bahwa anaknya terlibat bisnis prostitusi. Menurut Intan hal ini terjadi karena tidak adanya komunikasi yang terbuka di dalam keluarga.
"Harusnya ngomong aja ke keluarga itu namanya ada keterbukaan. Kadang-kadang kita ingin membahagiakan orang lain tapi enggak sadar diri kita hancur," ujar Intan.
Intan melanjutkan, "Itu satu poin banget dan itu banyak banget dan kalau di-tracking latar belakang keluarganya jarang orang yang berada, dan pasti orangtuanya kaget. Orangtua juga enggak pernah nanya dari mana uangnya."
Peran orangtua dan keluarga dekat sangat penting untuk mencegah seorang anak terlibat dalam bisnis prostitusi. Setidaknya orangtua harus selalu menanyakan tentang pekerjaan sang anak dan berapa penghasilan yang didapatkan.
"Harus ada kepekaan dari keluarga, kalau kerja di perusahaan uangnya ketakar, kalau jadi artis syuting lagi libur kok pandemi gini, ada aja duitnya. Orangtua punya hak untuk nanya itu," kata Intan.
"Dari omongan itu anak mungkin enggak akan jujur tapi seenggaknya pertanyaan itu sudah menggugah hatinya anak, 'Jangan-jangan orangtua gue tahu nih gue kerja apa'. Kasih nasihat, ya udah mudah-mudahan kamu kerja halal ya. Nasihat itu buat anak yang lagi melenceng seperti tamparan jadi kepikiran jangan-jangan tahu," ujar Intan melanjutkan.
Psikolog Intan Erlita, M.Psi, yang juga punya pengalaman di dunia hiburan sebagai presenter ini mengatakan bahwa fenomena prostitusi artis kebanyakan memiliki motif untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan membahagiakan keluarga. Mereka pun tidak peduli dengan konsekuensi yang akan didapat kemudian hari.
"Mereka jadi tulang punggung keluarga di usia dini, jadi beban yang mereka tanggung kadang-kadang mereka enggak sanggup, tapi enggak mau mengecewakan keluarganya, akhirnya ya udah," kata Intan kepada Antara, Selasa.
Baca juga: Kronologi penangkapan artis FTV inisial "H" diduga terlibat prostitusi di Medan
Baca juga: Vanessa Angel: Saya capek dizalimi
Intan mengatakan tidak heran jika ada orangtua yang kaget saat mendapat kabar bahwa anaknya terlibat bisnis prostitusi. Menurut Intan hal ini terjadi karena tidak adanya komunikasi yang terbuka di dalam keluarga.
"Harusnya ngomong aja ke keluarga itu namanya ada keterbukaan. Kadang-kadang kita ingin membahagiakan orang lain tapi enggak sadar diri kita hancur," ujar Intan.
Intan melanjutkan, "Itu satu poin banget dan itu banyak banget dan kalau di-tracking latar belakang keluarganya jarang orang yang berada, dan pasti orangtuanya kaget. Orangtua juga enggak pernah nanya dari mana uangnya."
Peran orangtua dan keluarga dekat sangat penting untuk mencegah seorang anak terlibat dalam bisnis prostitusi. Setidaknya orangtua harus selalu menanyakan tentang pekerjaan sang anak dan berapa penghasilan yang didapatkan.
"Harus ada kepekaan dari keluarga, kalau kerja di perusahaan uangnya ketakar, kalau jadi artis syuting lagi libur kok pandemi gini, ada aja duitnya. Orangtua punya hak untuk nanya itu," kata Intan.
"Dari omongan itu anak mungkin enggak akan jujur tapi seenggaknya pertanyaan itu sudah menggugah hatinya anak, 'Jangan-jangan orangtua gue tahu nih gue kerja apa'. Kasih nasihat, ya udah mudah-mudahan kamu kerja halal ya. Nasihat itu buat anak yang lagi melenceng seperti tamparan jadi kepikiran jangan-jangan tahu," ujar Intan melanjutkan.