Palembang (ANTARA) - PT Hindoli, anak usaha Cargill, menutup sementara operasional pabrik pengolahan kelapa sawit di Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, lantaran adanya karyawan di pabrik tersebut yang positif COVID-19.
Presdir PT Hindoli Ong Kee Chau dalam keterangan pers, Kamis, mengatakan penutupan pabrik tersebut dilakukan pihaknya sebagai tindakan karantina menyeluruh.
“Kegiatan operasional pabrik saat ini ditutup sementara untuk disinfeksi dan sterilisasi, serta karantina,” kata dia. Pihaknya berencana memulai operasional pabrik kembali pada 20 Juli 2020.
Baca juga: Update 8 Juli: Kasus positif COVID-19 di Sumsel bertambah 63 orang, total 2.419 kasus
Cargill telah mengkonfirmasi adanya karyawan di Sumsel yang positif COVID-19 pada 6 Juli 2020. Namun demikian, untuk mematuhi peraturan dari Kementerian Kesehatan, perusahaan tidak dapat mengungkapkan informasi terkait karyawan tersebut lebih lanjut.
“Kami memberikan dukungan penuh kepada karyawan kami yang tengah menjalani perawatan medis di rumah sakit setempat,” kata dia.
Baca juga: Gapki Sumsel ingatkan perusahaan taat protokol COVID-19
Baca juga: Konsumsi minyak sawit dalam negeri tetap tumbuh di tengah pandemi, tercatat 7,2 persen kuartal I
Menurut Chau, Cargill telah memberlakukan karantina wajib selama 14 untuk karyawan dan kontraktor yang terpapar COVID-19. Hal tersebut berlaku di seluruh lokasi operasional Cargill di Tanah Air.
Karantina itu, kata dia, juga berlaku diterapkan untuk karyawan dan kontraktor yang mungkin memiliki riwayat kontak dengan karyawan yang terkonfirmasi positif.
Ia menilai pihaknya telah melakukan segala tindakan pencegahan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan para karyawan.
“Prioritas kami adalah mencegah dan meminimalkan penyebaran virus melalui pendidikan, praktik kebersihan yang baik, pemakaian masker, dan menjaga jarak antara satu orang dengan yang lainnya,” kata dia.
Baca juga: Gapki Sumsel minta pemerintah awasi lahan tak bertuan
Baca juga: Pemerintah harus kawal penetapan harga TBS di tingkat petani
Bahkan, kata Chau, Cargill telah bekerja sama dengan otoritas kesehatan setempat untuk memastikan protokol pencegahan, pengujian, pembersihan, dan karantina yang tepat diikuti.
Dalam menangani pandemi COVID-19, pihaknya telah mengambil tindakan pencegahan tambahan untuk mendukung karyawan dan menjaga keselamatan semua orang di fasilitas produksi.
“Termasuk pengecekan suhu tubuh, pembersihan dan sanitasi, optimalisasi kebijakan pengunjung dan perjalanan, menjaga jarak antara satu orang dengan yang lainnya, dan memberlakukan fleksibilitas shift kerja agar kegiatan operasional utama tetap berjalan,” kata dia.
Chau memastikan perusahaan akan terus memantau situasi saat ini dan menyelaraskan protokol kesehatan dan keselamatan dengan pedoman dari pemerintah dan otoritas kesehatan.
Presdir PT Hindoli Ong Kee Chau dalam keterangan pers, Kamis, mengatakan penutupan pabrik tersebut dilakukan pihaknya sebagai tindakan karantina menyeluruh.
“Kegiatan operasional pabrik saat ini ditutup sementara untuk disinfeksi dan sterilisasi, serta karantina,” kata dia. Pihaknya berencana memulai operasional pabrik kembali pada 20 Juli 2020.
Baca juga: Update 8 Juli: Kasus positif COVID-19 di Sumsel bertambah 63 orang, total 2.419 kasus
Cargill telah mengkonfirmasi adanya karyawan di Sumsel yang positif COVID-19 pada 6 Juli 2020. Namun demikian, untuk mematuhi peraturan dari Kementerian Kesehatan, perusahaan tidak dapat mengungkapkan informasi terkait karyawan tersebut lebih lanjut.
“Kami memberikan dukungan penuh kepada karyawan kami yang tengah menjalani perawatan medis di rumah sakit setempat,” kata dia.
Baca juga: Gapki Sumsel ingatkan perusahaan taat protokol COVID-19
Baca juga: Konsumsi minyak sawit dalam negeri tetap tumbuh di tengah pandemi, tercatat 7,2 persen kuartal I
Menurut Chau, Cargill telah memberlakukan karantina wajib selama 14 untuk karyawan dan kontraktor yang terpapar COVID-19. Hal tersebut berlaku di seluruh lokasi operasional Cargill di Tanah Air.
Karantina itu, kata dia, juga berlaku diterapkan untuk karyawan dan kontraktor yang mungkin memiliki riwayat kontak dengan karyawan yang terkonfirmasi positif.
Ia menilai pihaknya telah melakukan segala tindakan pencegahan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan para karyawan.
“Prioritas kami adalah mencegah dan meminimalkan penyebaran virus melalui pendidikan, praktik kebersihan yang baik, pemakaian masker, dan menjaga jarak antara satu orang dengan yang lainnya,” kata dia.
Baca juga: Gapki Sumsel minta pemerintah awasi lahan tak bertuan
Baca juga: Pemerintah harus kawal penetapan harga TBS di tingkat petani
Bahkan, kata Chau, Cargill telah bekerja sama dengan otoritas kesehatan setempat untuk memastikan protokol pencegahan, pengujian, pembersihan, dan karantina yang tepat diikuti.
Dalam menangani pandemi COVID-19, pihaknya telah mengambil tindakan pencegahan tambahan untuk mendukung karyawan dan menjaga keselamatan semua orang di fasilitas produksi.
“Termasuk pengecekan suhu tubuh, pembersihan dan sanitasi, optimalisasi kebijakan pengunjung dan perjalanan, menjaga jarak antara satu orang dengan yang lainnya, dan memberlakukan fleksibilitas shift kerja agar kegiatan operasional utama tetap berjalan,” kata dia.
Chau memastikan perusahaan akan terus memantau situasi saat ini dan menyelaraskan protokol kesehatan dan keselamatan dengan pedoman dari pemerintah dan otoritas kesehatan.