Palembang (ANTARA) - Warga Sumatera Selatan positif terinfeksi wabah COVID-19 kembali bertambah menjadi 674 kasus pada 21 Mei 2020, dan penambahan itu dilaporkan oleh tim kesehatan di sejumlah kabupaten dan kota yang mulai kesulitan melacak riwayat kontak penularan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan Yusri di Palembang, mengatakan penambahan kasus pada hari ini Kamis (21/5) berasal dari Kabupaten Banyuasin (16 kasus), Palembang (tujuh kasus), serta Ogan Ilir, Lubuklinggau, Musi Banyuasin, OKU TImur, dan Prabumulih masing-masing satu kasus.
"Total tambahan 28 kasus dan semuanya berstatus penularan lokal," ujarnya.
Total 674 kasus itu menyebar di Kota Palembang (zona merah) dengan 385 kasus, disusul Lubuklinggau (zona merah) 50 kasus, Ogan Ilir (zona kuning) 45 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ilir (zona kuning) 30 kasus, OKU (zona merah) 27 kasus, Banyuasin (zona merah) 42 kasus, dan Prabumulih (zona merah) 19 kasus.
Baca juga: Kontak kasus positif COVID-19 di Sumsel sulit terlacak
Baca juga: Update - Positif COVID-19 di Tanah Air hari ini tertinggi bertambah 973 kasus, total terkonfirmasi 20.162 orang
Baca juga: Selama PSBB Palembang, pengemudi tak taat aturan sanksi bersihkan fasilitas umum atau denda Rp250.000
Kasus lainnya tersebar di tujuh wilayah zona kuning, yakni kabupaten Musi Rawas Utara (19), Musi Rawas (15), Muara Enim (13), Lahat (tujuh), Musi Banyuasin (enam), OKU Timur (enam), serta Pagaralam (satu), khusus dari luar Sumsel, namun dirawat di Sumsel sebanyak sembilan kasus.
Bertambahnya jumlah kasus positif COVID-19 di Sumsel menurutnya disebabkan semakin banyaknya klaster penularan, karena tim kesehatan di kabupaten/kota tidak 100 persen mampu menemukan riwayat kontak kasus.
"Jika ada orang positif harus ingat siapa saja yang berkontak dengannya, pasti dijemput, tetapi kalau tidak ingat ya lolos," tambahnya.
Kontak yang lolos tersebut diyakini akan membawa COVID-19 dan menularkanya terus-menerus terutama kepada orang yang tidak menggunakan masker saat berada di kerumunan atau saat berinteraksi.
"Kami harap tidak ada lagi yang keluar rumah tanpa menggunakan masker, pencegahan COVID-19 harus dimulai dari masing-masing individu," kata Yusri menegaskan.
Selain kasus positif, kasus meninggal juga bertambah dua orang dari Kota Palembang (kasus 280 dan kasus 649) sehingga total menjadi 21 kasus.
Kasus sembuh juga bertambah satu orang dari Banyuasin sehingga total mencapai 78 orang.
Baca juga: Warga tak perlu "panic buying" respon PSBB Palembang
Baca juga: Inilah beberapa sanksi bagi pelanggar PSBB di Kota Palembang
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan Yusri di Palembang, mengatakan penambahan kasus pada hari ini Kamis (21/5) berasal dari Kabupaten Banyuasin (16 kasus), Palembang (tujuh kasus), serta Ogan Ilir, Lubuklinggau, Musi Banyuasin, OKU TImur, dan Prabumulih masing-masing satu kasus.
"Total tambahan 28 kasus dan semuanya berstatus penularan lokal," ujarnya.
Total 674 kasus itu menyebar di Kota Palembang (zona merah) dengan 385 kasus, disusul Lubuklinggau (zona merah) 50 kasus, Ogan Ilir (zona kuning) 45 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ilir (zona kuning) 30 kasus, OKU (zona merah) 27 kasus, Banyuasin (zona merah) 42 kasus, dan Prabumulih (zona merah) 19 kasus.
Baca juga: Kontak kasus positif COVID-19 di Sumsel sulit terlacak
Baca juga: Update - Positif COVID-19 di Tanah Air hari ini tertinggi bertambah 973 kasus, total terkonfirmasi 20.162 orang
Baca juga: Selama PSBB Palembang, pengemudi tak taat aturan sanksi bersihkan fasilitas umum atau denda Rp250.000
Kasus lainnya tersebar di tujuh wilayah zona kuning, yakni kabupaten Musi Rawas Utara (19), Musi Rawas (15), Muara Enim (13), Lahat (tujuh), Musi Banyuasin (enam), OKU Timur (enam), serta Pagaralam (satu), khusus dari luar Sumsel, namun dirawat di Sumsel sebanyak sembilan kasus.
Bertambahnya jumlah kasus positif COVID-19 di Sumsel menurutnya disebabkan semakin banyaknya klaster penularan, karena tim kesehatan di kabupaten/kota tidak 100 persen mampu menemukan riwayat kontak kasus.
"Jika ada orang positif harus ingat siapa saja yang berkontak dengannya, pasti dijemput, tetapi kalau tidak ingat ya lolos," tambahnya.
Kontak yang lolos tersebut diyakini akan membawa COVID-19 dan menularkanya terus-menerus terutama kepada orang yang tidak menggunakan masker saat berada di kerumunan atau saat berinteraksi.
"Kami harap tidak ada lagi yang keluar rumah tanpa menggunakan masker, pencegahan COVID-19 harus dimulai dari masing-masing individu," kata Yusri menegaskan.
Selain kasus positif, kasus meninggal juga bertambah dua orang dari Kota Palembang (kasus 280 dan kasus 649) sehingga total menjadi 21 kasus.
Kasus sembuh juga bertambah satu orang dari Banyuasin sehingga total mencapai 78 orang.
Baca juga: Warga tak perlu "panic buying" respon PSBB Palembang
Baca juga: Inilah beberapa sanksi bagi pelanggar PSBB di Kota Palembang