Jakarta (ANTARA) - Perancang busana Maria Grazia Chiuri untuk rumah mode Christian Dior menjadikan kenangan masa kecil dan masa remajanya di Italia sebagai inspirasi untuk koleksi terbaru Dior, yang dipamerkan pada Pekan Mode Paris (Paris Fashion Week 2020).
Chiuri juga banyak mengeksplorasi sisi feminisme yang juga memberikan banyak inspirasi untuk koleksinya kali ini.
"Saya kembali ke masa muda saya di Roma sekitar tahun tujuh puluhan, delapan puluhan, karena itu adalah momen penting dalam hidup saya ... dengan masalah-masalah penting seperti pembebasan wanita," kata Chiuri kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Model memeragakan busana kreasi perancang Maria Grazia Chiuri sebagai bagian dari koleksi pakaian wanita siap pakai musim gugur/dingin 2020/21 untuk rumah mode Dior saat Paris Fashion Week di Paris, Prancis, Selasa (25/2/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Piroschka van de Wouw/wsj.
Beberapa penampilan tampak terinspirasi langsung oleh pengalaman Chiuri sendiri, termasuk jaket puffer bergaya kamuflase.
"Saya ingat pertama kali saya pergi ke pasar loak untuk membeli celana denim dan jaket militer, karena saya tidak ingin mengenakan gaun cantik yang membuat saya tidak mengenali diri saya sendiri," katanya.
Para Bintang
Aktris Demi Moore, Nina Dobrev, dan Sigourney Weaver berada di antara bintang-bintang di barisan depan di pertunjukan di Paris.
Dior adalah salah satu merek utama asal Prancis yang memulai gelaran Pekan Mode Paris.
Terinspirasi oleh Carla Lonzi, seorang aktivis feminis dari tahun tujuh puluhan dan Marc Bohan, direktur kreatif Dior selama 30 tahun, gaya Musim Gugur/Musim Dingin ini banyak menampilkan cetakan polkadot, tas bersilang dan tas tembus pandang.
Dior juga menafsirkan kembali jaket "Bar" khas merek itu dalam kardigan wol kasmir.
Penampilan malam lainnya yang lebih mewah, seperti gaun sutra yang lebih banyak dipadu dengan sepatu bot yang kokoh daripada stiletto (sepatu dengan hak tinggi yang ramping).
Panggung pagelaran busana pun dirancang seperti sebuah pameran seni, dengan menampilkan pesan-pesan yang terbuat dari neonbox, yang digantung di atas panggung pagelaran busana.
Chiuri juga banyak mengeksplorasi sisi feminisme yang juga memberikan banyak inspirasi untuk koleksinya kali ini.
"Saya kembali ke masa muda saya di Roma sekitar tahun tujuh puluhan, delapan puluhan, karena itu adalah momen penting dalam hidup saya ... dengan masalah-masalah penting seperti pembebasan wanita," kata Chiuri kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
Beberapa penampilan tampak terinspirasi langsung oleh pengalaman Chiuri sendiri, termasuk jaket puffer bergaya kamuflase.
"Saya ingat pertama kali saya pergi ke pasar loak untuk membeli celana denim dan jaket militer, karena saya tidak ingin mengenakan gaun cantik yang membuat saya tidak mengenali diri saya sendiri," katanya.
Para Bintang
Aktris Demi Moore, Nina Dobrev, dan Sigourney Weaver berada di antara bintang-bintang di barisan depan di pertunjukan di Paris.
Dior adalah salah satu merek utama asal Prancis yang memulai gelaran Pekan Mode Paris.
Terinspirasi oleh Carla Lonzi, seorang aktivis feminis dari tahun tujuh puluhan dan Marc Bohan, direktur kreatif Dior selama 30 tahun, gaya Musim Gugur/Musim Dingin ini banyak menampilkan cetakan polkadot, tas bersilang dan tas tembus pandang.
Dior juga menafsirkan kembali jaket "Bar" khas merek itu dalam kardigan wol kasmir.
Penampilan malam lainnya yang lebih mewah, seperti gaun sutra yang lebih banyak dipadu dengan sepatu bot yang kokoh daripada stiletto (sepatu dengan hak tinggi yang ramping).
Panggung pagelaran busana pun dirancang seperti sebuah pameran seni, dengan menampilkan pesan-pesan yang terbuat dari neonbox, yang digantung di atas panggung pagelaran busana.