Painan (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) siap mendukung pengembangan pariwisata bernuansa Portugis di Pulau Cingkuak, kawasan objek wisata Pantai Carocok Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
"Rencana pengembangan wisata bernuansa Portugis telah saya bicarakan dengan pejabat di Kementerian PUPR, dan mendapat respons positif," kata Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni di Painan, Jumat.
Selanjutnya, pihaknya diminta untuk membuat proposal yang mencakup anggaran dan hal-hal teknis lain yang dibutuhkan.
"Sesuai rencana nuansa Portugis di Pulau Cingkuak tidak sebatas pakaiannya, namun juga gedung hingga kapal. Itu semua akan dituangkan dalam sebuah proposal," katanya lagi.
Ia menyebutkan ide tersebut awalnya muncul dari keberadaan benteng Portugis di lokasi dan sekaligus sebagai bentuk inovasi dalam pengembangan dunia kepariwisataan setempat.
Ia mengungkapkan, selain terdapat benteng, di lokasi juga terdapat makam dan kawasan ini telah diinventarisasi dengan Nomor 04/BCB-TB/A/14/2007 di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat wilayah Kerja Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau.
Pulau Cingkuak juga populer dengan beberapa nama seperti Chinco, Poulo Chinco, Poulo Chinko, Poeloe Tjinko, Poelau Tjingkoek, dan Pulu Tjinkuk.
Saat ini, terutama pada libur akhir pekan sepanjang harinya terdapat puluhan kapal wisata dari dermaga pantai Carocok Painan yang melayani wisatawan ke Pulau Cingkuak, dengan waktu lebih kurang 10 menit wisatawan sudah sampai di lokasi.
Di Pulau Cingkuak wisatawan biasanya menghabiskan waktu bermain air, mulai dari berenang, mengamati terumbu karang dan ikan kecil, serta menjajal berbagai wahana permainan air seperti speed boat dan banana boat.
Di lokasi terdapat pohon-pohon yang rindang serta ratusan pohon kelapa yang membuat suasana semakin menarik.
"Rencana pengembangan wisata bernuansa Portugis telah saya bicarakan dengan pejabat di Kementerian PUPR, dan mendapat respons positif," kata Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni di Painan, Jumat.
Selanjutnya, pihaknya diminta untuk membuat proposal yang mencakup anggaran dan hal-hal teknis lain yang dibutuhkan.
"Sesuai rencana nuansa Portugis di Pulau Cingkuak tidak sebatas pakaiannya, namun juga gedung hingga kapal. Itu semua akan dituangkan dalam sebuah proposal," katanya lagi.
Ia menyebutkan ide tersebut awalnya muncul dari keberadaan benteng Portugis di lokasi dan sekaligus sebagai bentuk inovasi dalam pengembangan dunia kepariwisataan setempat.
Ia mengungkapkan, selain terdapat benteng, di lokasi juga terdapat makam dan kawasan ini telah diinventarisasi dengan Nomor 04/BCB-TB/A/14/2007 di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat wilayah Kerja Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau.
Pulau Cingkuak juga populer dengan beberapa nama seperti Chinco, Poulo Chinco, Poulo Chinko, Poeloe Tjinko, Poelau Tjingkoek, dan Pulu Tjinkuk.
Saat ini, terutama pada libur akhir pekan sepanjang harinya terdapat puluhan kapal wisata dari dermaga pantai Carocok Painan yang melayani wisatawan ke Pulau Cingkuak, dengan waktu lebih kurang 10 menit wisatawan sudah sampai di lokasi.
Di Pulau Cingkuak wisatawan biasanya menghabiskan waktu bermain air, mulai dari berenang, mengamati terumbu karang dan ikan kecil, serta menjajal berbagai wahana permainan air seperti speed boat dan banana boat.
Di lokasi terdapat pohon-pohon yang rindang serta ratusan pohon kelapa yang membuat suasana semakin menarik.