Jakarta (ANTARA) - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto memperkirakan produksi LNG dari Lapangan Gas Abadi Blok Masela sudah akan dapat dimulai pada tahun 2027 mendatang.
"Diharapkan mulai berproduksi kepada kuartal II-2027," kata Dwi Soetjipto dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Kamis.
Dwi juga mengungkapkan bahwa pihaknya bersama-sama dengan Kementerian ESDM bakal membentuk tim pengawasan antara lain untuk menjaga proses cost recovery dari eksplorasi tersebut.
Dengan adanya tim pengawasan bersama itu, ujar dia, diharapkan maka berbagai proses seperi enjinering, pengadaan, konstruksi dan instalasi juga dapat berada dalam batas cost atau biaya yang optimum.
Sebelumnya, perusahaan Inpex Corporation melalui anak perusahaannya Inpex Masela telah menerima persetujuan secara resmi dari jajaran instansi pemerintah terkait revisi rencana pengembangan (PoD) LNG oleh Proyek Abadi pada Blok Masela di Maluku, Indonesia.
"Ketika Lapangan Abadi mulai beroperasi, proyek ini akan menjadi sumber utama pasokan LNG yang stabil bagi Indonesia serta di kawasan Asia dan Jepang dalam jangka panjang," kata President & CEO Inpex Takayuki Ueda dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Takayuki Ueda juga menyatakan, proyek tersebut akan berkontribusi secara signifikan termasuk pembangunan kapasitas nasional Indonesia dan membawa efek berganda khususnya di kawasan Indonesia timur.
Menurut Takayuki Ueda, karakteristik proyek yang berdasarkan revisi PoD sekarang ini cukup kompetitif dan keekonomiannya sangat masuk akal karena Lapangan Gas Abadi mempunyai produktivitas reservoir yang sangat bagus dan merupakan salah satu sumber gas terbesar yang ada di dunia.
Selanjutnya, Inpex akan terus bekerja sama bersama Shell sebagai mitra kerja guna memulai aktivitas persiapan yang diperlukan dalam rangka kegiatan FEED (Front End Engineering Design), di mana persiapan utamanya antara lain mobilisasi personil untuk memilih kontraktor FEED.
Proyek Abadi adalah proyek pengembangan LNG skala besar terintegrasi pertama yang diopersikan oleh Inpex di Indonesia sebagai operator sesudah proyek LNG Ichthys di Australia.
Setelah proses PoD telah disetujui pemerintah, maka proses selanjutnya menurut jadwal yang ditentukan Inpex adalah proses Front End Engineering Design (FEED) serta keputusan akhir investasi atau yang disebut sebagai Finak Investment Design (FID).
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menyetujui alokasi tambahan waktu tujuh tahun dan perpanjangan kontrak kerja sama 20 tahun yang akan berakhir di tahun 2028, diperpanjang jangka waktunya hingga tanggal 15 November 2055.
Pengembangan hulu migas di Masela diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun atau sekitar 9.5 juta ton LNG per tahun dan 150 mmscfd gas pipa, dengan target onstream pada tahun 2027.
"Diharapkan mulai berproduksi kepada kuartal II-2027," kata Dwi Soetjipto dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, Kamis.
Dwi juga mengungkapkan bahwa pihaknya bersama-sama dengan Kementerian ESDM bakal membentuk tim pengawasan antara lain untuk menjaga proses cost recovery dari eksplorasi tersebut.
Dengan adanya tim pengawasan bersama itu, ujar dia, diharapkan maka berbagai proses seperi enjinering, pengadaan, konstruksi dan instalasi juga dapat berada dalam batas cost atau biaya yang optimum.
Sebelumnya, perusahaan Inpex Corporation melalui anak perusahaannya Inpex Masela telah menerima persetujuan secara resmi dari jajaran instansi pemerintah terkait revisi rencana pengembangan (PoD) LNG oleh Proyek Abadi pada Blok Masela di Maluku, Indonesia.
"Ketika Lapangan Abadi mulai beroperasi, proyek ini akan menjadi sumber utama pasokan LNG yang stabil bagi Indonesia serta di kawasan Asia dan Jepang dalam jangka panjang," kata President & CEO Inpex Takayuki Ueda dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.
Takayuki Ueda juga menyatakan, proyek tersebut akan berkontribusi secara signifikan termasuk pembangunan kapasitas nasional Indonesia dan membawa efek berganda khususnya di kawasan Indonesia timur.
Menurut Takayuki Ueda, karakteristik proyek yang berdasarkan revisi PoD sekarang ini cukup kompetitif dan keekonomiannya sangat masuk akal karena Lapangan Gas Abadi mempunyai produktivitas reservoir yang sangat bagus dan merupakan salah satu sumber gas terbesar yang ada di dunia.
Selanjutnya, Inpex akan terus bekerja sama bersama Shell sebagai mitra kerja guna memulai aktivitas persiapan yang diperlukan dalam rangka kegiatan FEED (Front End Engineering Design), di mana persiapan utamanya antara lain mobilisasi personil untuk memilih kontraktor FEED.
Proyek Abadi adalah proyek pengembangan LNG skala besar terintegrasi pertama yang diopersikan oleh Inpex di Indonesia sebagai operator sesudah proyek LNG Ichthys di Australia.
Setelah proses PoD telah disetujui pemerintah, maka proses selanjutnya menurut jadwal yang ditentukan Inpex adalah proses Front End Engineering Design (FEED) serta keputusan akhir investasi atau yang disebut sebagai Finak Investment Design (FID).
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menyetujui alokasi tambahan waktu tujuh tahun dan perpanjangan kontrak kerja sama 20 tahun yang akan berakhir di tahun 2028, diperpanjang jangka waktunya hingga tanggal 15 November 2055.
Pengembangan hulu migas di Masela diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun atau sekitar 9.5 juta ton LNG per tahun dan 150 mmscfd gas pipa, dengan target onstream pada tahun 2027.