Bekasi (ANTARA) - Banyaknya program mudik gratis yang diadakan instansi dan pemerintah menyebabkan perusahaan otobus (PO) di Kota Bekasi, Jawa Barat, menjerit karena , jumlah penumpang mengalami penurunan signifikan selama lima tahun terakhir.
Ditemui di Terminal Induk Kota Bekasi, Rabu, pengurus PO Kurnia Jaya, Hasan (40) mengatakan jumlah penumpang kian menurun setiap musim mudik.
Sebelum marak program mudik gratis, bus-bus miliknya bisa mengantar sekitar 3.000 penumpang menuju tujuan Jawa Tengah dalam sehari selama mudik lebaran.
"Kalau mudik sekarang dan tahun lalu paling jumlah penumpang di bawah 200 orang per hari. Tembus angka 180 penumpang per hari saja sudah bagus," kata Hasan.
Akibat jumlah penumpang menurun, bus-bus di terminal banyak yang menganggur. Penurunan angka penumpang ini juga berimbas kepada bonus untuk para pengurus PO.
Hasan mengungkapkan, saat masih berjaya para pengurus PO setidaknya bisa mendapatkan bonus dari perusahaan sekitar Rp3 juta. Bonus itu diberikan sebagai apresiasi atas kerja mereka dalam melayani maupun menjual tiket secara manual kepada penumpang.
"Sekarang mah bonus nggak sampai Rp1,5 juta, itupun sudah kami syukuri daripada tidak dapat. Intinya satu, karena ada program mudik gratis itu," ujarnya.
Menurut dia, yang paling merasakan penurunan jumlah penumpang adalah PO yang melayani rute Jawa Tengah dan Jawa Timur. Seperti halnya PO Kurnia Jaya di Terminal Induk Bekasi yang melayani wilayah Jawa Tengah.
"Kalau daerah parahyangan (Jawa Barat) tidak terlalu berdampak, karena program mudik justru melayani rute Jawa Tengah dan Jawa Timur," katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Untung Bustomi, pengurus dari PO Primajasa di Terminal Induk Bekasi.
Menurut dia, saat arus mudik biasanya jumlah penumpang yang mampu dilayani oleh busnya mencapai 3.000 orang dalam sehari. Namun setiap tahun menurun dan kini menjadi 2.400-2.500 orang dalam sehari.
"Penurunan sekitar 20 persen. Jumlah penurunan di PO kami tidak besar karena melayani Jawa Barat, sedangkan mudik gratis banyaknya rute Jawa Tengah dan Jawa Timur," jelasnya.
Kepala Unit Pengendalian Operasional pada Terminal Induk Kota Bekasi, Acim Maulana membenarkan bahwa banyaknya program mudik gratis berimbas pada pendapatan para PO di Terminal Induk Kota Bekasi. Secara keseluruhan, penurunan jumlah penumpang mencapai lima persen sejak lima tahun terakhir.
"Tahun lalu jumlah penumpang yang dilayani ada 15.000 orang, dan itu untuk tujuan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera," katanya.(KR-PRA).
Ditemui di Terminal Induk Kota Bekasi, Rabu, pengurus PO Kurnia Jaya, Hasan (40) mengatakan jumlah penumpang kian menurun setiap musim mudik.
Sebelum marak program mudik gratis, bus-bus miliknya bisa mengantar sekitar 3.000 penumpang menuju tujuan Jawa Tengah dalam sehari selama mudik lebaran.
"Kalau mudik sekarang dan tahun lalu paling jumlah penumpang di bawah 200 orang per hari. Tembus angka 180 penumpang per hari saja sudah bagus," kata Hasan.
Akibat jumlah penumpang menurun, bus-bus di terminal banyak yang menganggur. Penurunan angka penumpang ini juga berimbas kepada bonus untuk para pengurus PO.
Hasan mengungkapkan, saat masih berjaya para pengurus PO setidaknya bisa mendapatkan bonus dari perusahaan sekitar Rp3 juta. Bonus itu diberikan sebagai apresiasi atas kerja mereka dalam melayani maupun menjual tiket secara manual kepada penumpang.
"Sekarang mah bonus nggak sampai Rp1,5 juta, itupun sudah kami syukuri daripada tidak dapat. Intinya satu, karena ada program mudik gratis itu," ujarnya.
Menurut dia, yang paling merasakan penurunan jumlah penumpang adalah PO yang melayani rute Jawa Tengah dan Jawa Timur. Seperti halnya PO Kurnia Jaya di Terminal Induk Bekasi yang melayani wilayah Jawa Tengah.
"Kalau daerah parahyangan (Jawa Barat) tidak terlalu berdampak, karena program mudik justru melayani rute Jawa Tengah dan Jawa Timur," katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Untung Bustomi, pengurus dari PO Primajasa di Terminal Induk Bekasi.
Menurut dia, saat arus mudik biasanya jumlah penumpang yang mampu dilayani oleh busnya mencapai 3.000 orang dalam sehari. Namun setiap tahun menurun dan kini menjadi 2.400-2.500 orang dalam sehari.
"Penurunan sekitar 20 persen. Jumlah penurunan di PO kami tidak besar karena melayani Jawa Barat, sedangkan mudik gratis banyaknya rute Jawa Tengah dan Jawa Timur," jelasnya.
Kepala Unit Pengendalian Operasional pada Terminal Induk Kota Bekasi, Acim Maulana membenarkan bahwa banyaknya program mudik gratis berimbas pada pendapatan para PO di Terminal Induk Kota Bekasi. Secara keseluruhan, penurunan jumlah penumpang mencapai lima persen sejak lima tahun terakhir.
"Tahun lalu jumlah penumpang yang dilayani ada 15.000 orang, dan itu untuk tujuan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera," katanya.(KR-PRA).