Musi Rawas Utara (ANTARA News Sumsel) - Kepolisian resor Musi Rawas menangkap seorang warga yang diduga ikut mengamuk di Rumah Sakit Umum Daerah Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan.

"Kami sudah mengantongi tiga nama yang diduga provokator hingga terjadi kericuhan saat itu, seorang tersangka sudah kami amankan, dua tersangka lagi masih buronan," kata Kapolres Musi Rawas, AKBP Suhendro didampingi Kapolsek Rupit, AKP Yulfikri, Jumat (4/1).

Seorang tersangka yang diamankan tersebut kata Kapolsek berinisial DI (44), warga Desa Beringin Sakti, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) itu diringkus saat sedang menyebarkan undangan untuk rencana pernikahannya.

"Ada dua pasal yang akan dikenakan kepada tersangka, yakni Pasal 170 KUHP tentang tindak pidana pengeroyokan, kemudian saat kami tangkap ditemukan senjata tajam di pinggangnya, maka melanggar Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951," jelas Kapolsek.

Setelah pihaknya menerima laporan, diketahui kericuhan yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rupit tersebut bermula ketika para pelaku mengantarkan keluarganya berobat.

Setelah diterima oleh petugas medis, lalu pasien ditempatkan di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD), namun keluarga pasien merasa menunggu terlalu lama dan menilai lambannya penanganan pihak rumah sakit sehingga membuat mereka emosi.

Lantas, salah seorang keluarga pasien berinisial WW (30) menggebrak meja tempat pendaftaran pasien, lalu menghampiri dokter Wiyoga Setiawan yang tengah berjaga dan langsung memukuli wajah korban dengan kepalan tangan hingga mengalami luka memar di bagian bibir.

Selanjutnya, kemarahan itu disusul oleh keluarga pasien lainnya, yakni DI (44) yang langsung mengeluarkan senjata tajam jenis pisau dari pinggangnya sembari melontarkan kata-kata yang bernuansa ancaman.

Lanjut Kapolsek, suasana ricuh itu sempat mendapat respon dari salah seorang sopir mobil ambulan di RSUD Rupit, Haryono yang mencoba melerai keributan tersebut dengan mengajak para keluarga pasien untuk bersabar.

Karena suasana terlalu tegang, Haryono yang melerai itu pun tidak luput menjadi sasaran amukan keluarga pasien, sehingga Haryono juga sempat dipukuli oleh para pelaku hingga mengalami luka memar di bibirnya.

Kericuhan yang terjadi di tengah pelayanan itu sontak mengundang perhatian sejumlah pasien lainnya yang tengah berobat di rumah sakit itu dan tidak lama kemudian para pelaku pergi meninggalkan RSUD Rupit.

Sementara pihak RSUD Rupit saat dikonfirmasi ANTARA News Sumsel menyampaikan kasus dugaan penganiayaan oleh keluarga pasien terhadap dokter dan petugas RSUD Rupit itu sudah dilaporkan ke pihak kepolisian dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

"Petugas kami yang menjadi korban pemukulan sudah melaporkan kasus itu ke pihak kepolisian dan juga ke IDI, baik di tingkat kabupaten, provinsi hingga IDI pusat," kata Humas RSUD Rupit, Dian Winani.

Menurutnya, terlepas dari benar atau salahnya keluarga pasien maupun petugas medis yang terlibat dalam kericuhan tersebut, tidak semestinya setiap masalah diselesaikan dengan kekerasan, apalagi sampai ada intimidasi dan pengancaman.

“Kami punya SOP (Standart Operational Procedure) dalam memberikan pelayanan medis, tidak mungkin dokter memberikan tindakan tanpa mengacu pada SOP yang ada, mereka punya keilmuan tentang pelayanan kesehatan, mestinya bersabar, tidak harus pakai kekerasan," katanya.

 

Pewarta : Rahmat Aizullah
Editor : Erwin Matondang
Copyright © ANTARA 2024