Palembang (ANTARA News Sumsel) - Kabut Asap terpantau memasuki Kota Palembang beberapa hari terakhir, seperti pada Rabu pagi  di sekitaran Jembatan Ampera dan Sungai Musi, kabut asap tipis menyelimuti Jembatan Musi VI, meskipun demikian jarak pandang masih normal. 

Kepala Satuan Tugas Karhutla Sumsel yang menjabat sebagai Komando Resort Militer (Danrem) 044/Garuda Dempo Kolonel Inf Iman Budiman ketika di temui mengatakan saat ini pasukanya masih berusaha memadamkan titik api ditengah krisis sumber air untuk pemadaman. 

"Sekarang masih kondisi Puncak kemarau, akibatnya stok sumber air di daerah-daerah rawan gambut terbatas, sehingga pemadaman lewat udara lebih kami optimalkan," ujar Kolonel Inf Iman Budiman. 

Beruntung satgas karhutla mendapatkan bantuan tiga helikopter penyemprot air dari perusahaan Sinar Mas, sehingga jumlah seluruhnya saat ini 11 unit helikopter dimaksimalkan, setiap hari terus menjatuhkan air di titik-titik api, seperti pantauan terbaru di wilayah Tulung Selapan. 

Menurutnya selain upaya pemadaman dan penjagaan lahan gambut, satgas tengah melakukan operasi pengendalian penduduk, dimana mendekati musim tanam periode Oktober - Maret masyarakat dikhawatirkan masih mempraktekan budaya sonor atau membuka lahan dengan cara dibakar. 

Masyarakat kerap membuat sawah tadah hujan sebelum masa tanam dengan cara membakar lahan dan hal tersebut dianggap pembakaran liar, setidaknya ada tiga daerah yang pihaknya perhatikan yakni Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, dan Banyuasin. 

"Disatu sisi memang proses peralihan tugas dari prajurit pusat (Kostrad) ke prajurit wilayah (Yonif) cukup memakan waktu adaptasi di lokasi siaga karhutlah, namun kami yakinkan hal itu tidak mengendurkan kekuatan dalam mencegah dan memadamkan api, pasukan masih lengkap di lokasi," ungkap Iman.

Ia melanjutkan berdasar prakiraan BMKG musim hujan akan segera tiba pada awal Oktober, tentu pihaknya berharap pada musim tersebut titik api segera menghilang dan tidak lagi terjadi kebakaran hutan - lahan. 

Sementara Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain mengatakan sudah ada 7 pelaku yang diamankan karena dianggap membakar lahan secara ilegal. 

"Beberapa waktu lalu ada 5 yang kami amankan, 2 korporasi dan 3 perorangan, lalu ada tambahan lagi 1 orang dari OKI serta satu orang dari OKU," tutur Kapolda. 

Ia menambahkan secara disadari tidak mudah menangkap pelaku-pelaku pembakaran lahan, meskipun sanksi tegas sudah ada tetap saja ada masyarakat yang nekat, untuk itulah Kapolres di daerah rawan karhutlah ia beri atensi khusus. 

Disisi lain ia mengingatkan sanksi pencopotan dari presiden masih berlaku bagi Kapolda - kapolres yang tidak cakap mengamankan mencegah serta memadamkan karhutlah.

 

Pewarta : Aziz Munajar
Editor : Erwin Matondang
Copyright © ANTARA 2024