Palembang (ANTARA News Sumsel) - Indonesia menurunkan dua tim voli pantai putra pada pertandingan cabang bola voli pantai kejuaraan Asian Games (XVIII/2018 yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan.
Dua tim voli pantai putra itu adalah pasangan Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya untuk Indonesia satu dan pasangan Gilang Ramadhan dan Danangsyah Yudistira Pribadi Indonesia dua.
Untuk menghadapi pertandingan olahraga multievent tingkat Asia tersebut tim voli pantai Indonesia sudah berlatih di Arena Jakabaring Sport City Palembang, Sumatera Selatan.
Tim bola voli pantai putra ditargetkan meraih medali emas pada Asian Games 2018, dari pasangan Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya pada ajang pesta olahraga terbesar tingkat Asia tersebut.
Selama berlangsungnya pertandingan bola voli pantai pada Asian Games yang dimulai pada 19 Agustus tim voli pantai Indonesia itu berjibaku, jatuh bangun di lapangan saat bertanding untuk menorehkan prestasi sehingga bisa mempersembahkan yang terbaik untuk Indonesia.
Tim putra Indonesia pasangan Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya ini selalu sukses meraih kemenangan pada pertandingan voli pantai di Arena Jakabaring Sport City Palembang tersebut sehingga berhasil masuk semifinal.
Pevoli pantai pria Indonesia Ade Candra Rachmawan (kanan) melakukan smes ke arah pevoli Oman pada pertandingan babak penyisihan pool A voli pantai pria Asian Games 2018 di arena voli pantai Jakabaring Sport City, Palembang. (INASGOC/MUHAMMAD ADIMAJA/)
Pada laga semifinal ini pasangan Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya ini justru harus melawan rekan senegaranya sendiri pasangan duet Indonesia dua Gilang Ramadhan dan Danangsyah Yudistira Pribadi untuk berebut tiket ke final.
Tim voli pantai putra Indonesia satu yang diperkuat Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya pada semifinal itu sukses meraih kemenangan dua set langsung setelah menaklukkan rekan senegaranya pasangan duet Gilang Ramadhan/Danangsyah Yudistira Pribadi.
Pada set pertama pasangan Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya mengungguli pasangan Gilang Ramadhan/Danangsyah Yudistira Pribadi dengan meraih skor 21-13.
Begitu juga pada set kedua pasangan duet Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya berhasil menundukkan pasangan duet Gilang Ramadhan/Danangsyah Yudistira Pribadi dengan skor 21-19 pada pertandingan bola voli pantai di Arena Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, tersebut.
Ade Candra Rachmawan yang didampingi Mohammad Ashfiya, Gilang Ramadhan dan Danangsyah Yudistira Pribadi mengatakan, "Kalau tim kami ke final bukan perjuangan kami sendiri tapi tim Indonesia."
Menurutnya, tidak ada tim Indonesia satu dan Indonesia dua ini adalah tim bola voli pantai yang terbaik.
Sementara itu, pelatih tim voli pantai putra Indonesia Koko Prasetyo Darkuncoro mengaku sangat puas dengan performa permainan anak asuhnya sejauh ini.
Menurut mantan pemain timnas voli pantai Indonesia ini, dirinya melihat permainan pasangan Indonesia satu maupun Indonesia dua mulai pertandingan pertama Asian Games 2018 hingga semifinal menunjukkan progres signifikan.
"Sebenarnya target kami di putra all Indonesian final, tapi karena kami menjunjung fair play jadinya ketemu di semifinal. Lagipula all Indonesian semifinal tidak terlalu buruk, karena kami pasti mengirimkan satu wakil ke final dan perebutan peringkat ketiga sebab mending gambling di final daripada ketemu di semifinal sama China atau Qatar malah bisa tidak lolos dua-duanya ke final," ujarnya.
Ulang Sejarah
Sementara itu, di final pasangan Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya harus bertemu dengan tim putra Qatar. Tim putra Indonesia satu terpaksa menyerah dua set langsung dari tim Qatar pada final tersebut.
"Kalau bicara emas voli pantai, terakhir kali Indonesia mendapat medali perak pada Asian Games Busan 2002. Pada Asian Games 2018 ini baru bisa diraih kembali medali perak itu ditambah satu medali perunggu dan ini suatu prestasi voli pantai Indonesia," ujar Koko.
Ia menyampaikan, justru melalui anak didiknya itu akhirnya bisa mengulang prestasi yang diraih pada 2002.
Ia menuturkan, untuk menjuarai kejuaraan level Asia harus berani sampai ke titik tertinggi dan dirinya melihat perjuangan anak didiknya sudah cukup maksimal.
Indonesia bisa meraih apa yang belum bisa dicapai, yaitu juara di Asia Games untuk voli pantai, katanya.
"Bagi saya, ajang Asian Games 2018 ini merupakan pertama kali diikuti dan harus puas dengan medali perak setelah dikalahkan duet kuat Qatar dua set langsung 24-26, 21-17 di Arena Jakabaring Sport City Palembang," kata Mohammad Ashfiya.
Pasangan duet Gilang Ramadhan dan Danangsyah Yudistira Pribadi berhasil menyumbang medali perunggu pada pertandingan bola voli pantai tersebut.
Sementara itu, tim voli pantai putri Indonesia juga berhasil menyumbang medali perunggu pada cabang olahraga bola voli pantai Asian Games 2018 setelah mengalahkan Kazakhstan dua set langsung 21-11, 21-10 pada pertandingan di Arena Jakabaring Sport City, Palembang tersebut.
Tuan rumah yang bermaterikan Dhita Juliana/Putu Dini Jasita Utami sukses menggunguli duet Kazakhstan, Tatyana Mashkova/Irina Tsambalova, walaupun mendapat perlawanan dan bermain di tengah guyuran hujan deras bercampur angin kencang sukses meraih kemenangan.
Sementara itu, pelatih tim voli pantai putri Indonesia di ajang Asian Games, Agus Salim menilai, kondisi angin besar yang terjadi pada saat pertandingan justru membantu anak didiknya, karena pasangan duet Dhita Juliana/Putu Dini Jasita Utami tersebut dikondisikan ahli angin, karena angin besar menyulitkan pasangan Kazakhstan untuk tampil maksimal.
Ia menuturkan, di Lombok pasangan duet Dhita Juliana/Putu Dini Jasita Utami ini bermain di pantai. Ini juga untuk menghadapi tim-tim besar.
Ia menyampaikan, apa yang diraih anak didiknya itu pada Asian Games 2018 ini sesuai dengan yang ditargetkan."Ya, sesuai target pada Asian Games 2018 ini," kata Agus Salim.
Ia menyatakan, ini mungkin sejarah buat Indonesia, karena tim voli pantai putri Indonesia bisa meraih medali perunggu pada Asian Games.
Sementara itu tim bola voli pantai putri Indonesia, Dhita Juliana yang didampingi Putu Dini Jasita Utami menuturkan, mereka sudah bermain semaksimal mungkin. Menang atau kalah belakangan, yang penting menampilkan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia yang sudah mendukung dan mendoakan.
"Jadi, 100 persen pelatih memberi strategi dan kami mengikutinya sehingga bisa meraih kemenangan," katanya.
Pasangan Dhita Juliana/Putu Dini Jasita Utami berhasil meraih medali perunggu setelah mengalahkan Kazakhstan dua set langsung, 21-11 dan 21-10.
Terakhir kali Indonesia mendapat medali perak pada Asian Games Busan 2002 lewat Agus Salim/Koko Prasetyo Darkuncoro.
Dua tim voli pantai putra itu adalah pasangan Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya untuk Indonesia satu dan pasangan Gilang Ramadhan dan Danangsyah Yudistira Pribadi Indonesia dua.
Untuk menghadapi pertandingan olahraga multievent tingkat Asia tersebut tim voli pantai Indonesia sudah berlatih di Arena Jakabaring Sport City Palembang, Sumatera Selatan.
Tim bola voli pantai putra ditargetkan meraih medali emas pada Asian Games 2018, dari pasangan Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya pada ajang pesta olahraga terbesar tingkat Asia tersebut.
Selama berlangsungnya pertandingan bola voli pantai pada Asian Games yang dimulai pada 19 Agustus tim voli pantai Indonesia itu berjibaku, jatuh bangun di lapangan saat bertanding untuk menorehkan prestasi sehingga bisa mempersembahkan yang terbaik untuk Indonesia.
Tim putra Indonesia pasangan Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya ini selalu sukses meraih kemenangan pada pertandingan voli pantai di Arena Jakabaring Sport City Palembang tersebut sehingga berhasil masuk semifinal.
Pada laga semifinal ini pasangan Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya ini justru harus melawan rekan senegaranya sendiri pasangan duet Indonesia dua Gilang Ramadhan dan Danangsyah Yudistira Pribadi untuk berebut tiket ke final.
Tim voli pantai putra Indonesia satu yang diperkuat Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya pada semifinal itu sukses meraih kemenangan dua set langsung setelah menaklukkan rekan senegaranya pasangan duet Gilang Ramadhan/Danangsyah Yudistira Pribadi.
Pada set pertama pasangan Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya mengungguli pasangan Gilang Ramadhan/Danangsyah Yudistira Pribadi dengan meraih skor 21-13.
Begitu juga pada set kedua pasangan duet Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya berhasil menundukkan pasangan duet Gilang Ramadhan/Danangsyah Yudistira Pribadi dengan skor 21-19 pada pertandingan bola voli pantai di Arena Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan, tersebut.
Ade Candra Rachmawan yang didampingi Mohammad Ashfiya, Gilang Ramadhan dan Danangsyah Yudistira Pribadi mengatakan, "Kalau tim kami ke final bukan perjuangan kami sendiri tapi tim Indonesia."
Menurutnya, tidak ada tim Indonesia satu dan Indonesia dua ini adalah tim bola voli pantai yang terbaik.
Sementara itu, pelatih tim voli pantai putra Indonesia Koko Prasetyo Darkuncoro mengaku sangat puas dengan performa permainan anak asuhnya sejauh ini.
Menurut mantan pemain timnas voli pantai Indonesia ini, dirinya melihat permainan pasangan Indonesia satu maupun Indonesia dua mulai pertandingan pertama Asian Games 2018 hingga semifinal menunjukkan progres signifikan.
"Sebenarnya target kami di putra all Indonesian final, tapi karena kami menjunjung fair play jadinya ketemu di semifinal. Lagipula all Indonesian semifinal tidak terlalu buruk, karena kami pasti mengirimkan satu wakil ke final dan perebutan peringkat ketiga sebab mending gambling di final daripada ketemu di semifinal sama China atau Qatar malah bisa tidak lolos dua-duanya ke final," ujarnya.
Ulang Sejarah
Sementara itu, di final pasangan Ade Candra Rachmawan/Mohammad Ashfiya harus bertemu dengan tim putra Qatar. Tim putra Indonesia satu terpaksa menyerah dua set langsung dari tim Qatar pada final tersebut.
"Kalau bicara emas voli pantai, terakhir kali Indonesia mendapat medali perak pada Asian Games Busan 2002. Pada Asian Games 2018 ini baru bisa diraih kembali medali perak itu ditambah satu medali perunggu dan ini suatu prestasi voli pantai Indonesia," ujar Koko.
Ia menyampaikan, justru melalui anak didiknya itu akhirnya bisa mengulang prestasi yang diraih pada 2002.
Ia menuturkan, untuk menjuarai kejuaraan level Asia harus berani sampai ke titik tertinggi dan dirinya melihat perjuangan anak didiknya sudah cukup maksimal.
Indonesia bisa meraih apa yang belum bisa dicapai, yaitu juara di Asia Games untuk voli pantai, katanya.
"Bagi saya, ajang Asian Games 2018 ini merupakan pertama kali diikuti dan harus puas dengan medali perak setelah dikalahkan duet kuat Qatar dua set langsung 24-26, 21-17 di Arena Jakabaring Sport City Palembang," kata Mohammad Ashfiya.
Pasangan duet Gilang Ramadhan dan Danangsyah Yudistira Pribadi berhasil menyumbang medali perunggu pada pertandingan bola voli pantai tersebut.
Sementara itu, tim voli pantai putri Indonesia juga berhasil menyumbang medali perunggu pada cabang olahraga bola voli pantai Asian Games 2018 setelah mengalahkan Kazakhstan dua set langsung 21-11, 21-10 pada pertandingan di Arena Jakabaring Sport City, Palembang tersebut.
Tuan rumah yang bermaterikan Dhita Juliana/Putu Dini Jasita Utami sukses menggunguli duet Kazakhstan, Tatyana Mashkova/Irina Tsambalova, walaupun mendapat perlawanan dan bermain di tengah guyuran hujan deras bercampur angin kencang sukses meraih kemenangan.
Sementara itu, pelatih tim voli pantai putri Indonesia di ajang Asian Games, Agus Salim menilai, kondisi angin besar yang terjadi pada saat pertandingan justru membantu anak didiknya, karena pasangan duet Dhita Juliana/Putu Dini Jasita Utami tersebut dikondisikan ahli angin, karena angin besar menyulitkan pasangan Kazakhstan untuk tampil maksimal.
Ia menuturkan, di Lombok pasangan duet Dhita Juliana/Putu Dini Jasita Utami ini bermain di pantai. Ini juga untuk menghadapi tim-tim besar.
Ia menyampaikan, apa yang diraih anak didiknya itu pada Asian Games 2018 ini sesuai dengan yang ditargetkan."Ya, sesuai target pada Asian Games 2018 ini," kata Agus Salim.
Ia menyatakan, ini mungkin sejarah buat Indonesia, karena tim voli pantai putri Indonesia bisa meraih medali perunggu pada Asian Games.
Sementara itu tim bola voli pantai putri Indonesia, Dhita Juliana yang didampingi Putu Dini Jasita Utami menuturkan, mereka sudah bermain semaksimal mungkin. Menang atau kalah belakangan, yang penting menampilkan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia yang sudah mendukung dan mendoakan.
"Jadi, 100 persen pelatih memberi strategi dan kami mengikutinya sehingga bisa meraih kemenangan," katanya.
Pasangan Dhita Juliana/Putu Dini Jasita Utami berhasil meraih medali perunggu setelah mengalahkan Kazakhstan dua set langsung, 21-11 dan 21-10.
Terakhir kali Indonesia mendapat medali perak pada Asian Games Busan 2002 lewat Agus Salim/Koko Prasetyo Darkuncoro.