Palembang (ANTARA News Sumsel) - Imunisasi campak dan rubella atau "Measles Rubella-MR" yang mulai dijalankan secara massal oleh jajaran Dinas Kesehatan di wilayah Sumatera Selatan pada Agustus hingga September 2018 ini menargetkan 2,2 juta anak dengan cakupan minimal 95 persen.
Target cakupan pemberian imunisasi itu cukup besar, untuk melakukan kegiatan pemberian vaksin terhadap anak-anak yang tersebar di 17 kabupaten dan kota dalam wilayah Sumsel sebanyak itu diperlukan dukungan dari semua lapisan masyarakat, kata Wakil Ketua Komite Daerah Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (Komda KIPI) dr Lismarini, di Palembang, Kamis.
Menurut dia, kegiatan pemberian kekebalan tubuh anak dari serangan virus penyakit campak dan rubella dengan target yang cukup besar dalam waktu singkat hanya 60 hari, diharapkan tidak terjadi hambatan dalam pelaksanaannya di sekolah-sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Beberapa hambatan dalam pelaksanaan pemberian imunisasi kepada anak-anak selama ini seperti ada orang tua meragukan kehalalan kandungan vaksi serta takut anaknya mengalami kejadian ikutan pascaimunisasi seperti sakit bahkan hal terburuk meninggal dunia.
Untuk mencegah terjadinya kasus penolakan pemberian vaksin MR dalam program imunisasi massal tahun ini, pihaknya berupaya melakukan kampanye untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin tersebut aman karena sudah mendapat rekomendasi dari lembaga kesehatan dunia atau "World Health Organization (WHO)" serta izin edar dari Badan Pengawasan Obat Makanan (BPOM), dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia termasuk sejumlah negara Islam.
Melalui upaya tersebut diharapkan kegiatan pemberian vaksin MR sesuai dengan target cakupan mencapai minimal 95 persen, karena jika cakupannya di bawah angka tersebut upaya menciptakan kekebalan lingkungan atau mencegah terjadinya wabah campak dan rubella tidak maksimal.
Selain itu bisa menghambat program kesehatan nasional mewujudkan eliminasi penyakit campak dan mengendalikan penyakit rubella serta kecacatan bawaan akibat rubella atau "Congenital Rubella Syndrome (CRS)" di Indonesia pada 2020, kata Lisma dalam acara orientasi wartawan atau "media journalist engagement" dan kampanye imunisasi campak rubella yang digelar Forum Kajian Jurnalisme Sumsel bekerja sama dengan Unicef.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nuraini mengatakan pihaknya pada Agsutus-September 2018 ini menyiapkan pemberian vaksin Measles Rubella (MR) secara gratis untuk melindungi masyarakat provinsi setempat dari penularan penyakit yang disebabkan virus itu.
Program imunisasi atau pemberian vaksin MR itu dijadwalkan pada Agustus ini di sekolah- sekolah dan September nanti di semua fasilitas kesehatan termasuk tempat praktik dokter mandiri.
Pemberian vaksin campak dan rubella di provinsi ini ditargetkan menyasar 2,2 juta anak yang tersebar di 17 kabupaten dan kota dengan jumlah terbanyak di Palembang untuk 401.792 anak, kemudian Kabupaten Ogan Komering Ilir 223.000 anak dan Musi Banyuasin 180.713 anak, sedangkan yang terendah Kota Pagaralam dengan sasaran 35.156 anak, ujar Kadinkes.
Target cakupan pemberian imunisasi itu cukup besar, untuk melakukan kegiatan pemberian vaksin terhadap anak-anak yang tersebar di 17 kabupaten dan kota dalam wilayah Sumsel sebanyak itu diperlukan dukungan dari semua lapisan masyarakat, kata Wakil Ketua Komite Daerah Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (Komda KIPI) dr Lismarini, di Palembang, Kamis.
Menurut dia, kegiatan pemberian kekebalan tubuh anak dari serangan virus penyakit campak dan rubella dengan target yang cukup besar dalam waktu singkat hanya 60 hari, diharapkan tidak terjadi hambatan dalam pelaksanaannya di sekolah-sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan.
Beberapa hambatan dalam pelaksanaan pemberian imunisasi kepada anak-anak selama ini seperti ada orang tua meragukan kehalalan kandungan vaksi serta takut anaknya mengalami kejadian ikutan pascaimunisasi seperti sakit bahkan hal terburuk meninggal dunia.
Untuk mencegah terjadinya kasus penolakan pemberian vaksin MR dalam program imunisasi massal tahun ini, pihaknya berupaya melakukan kampanye untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin tersebut aman karena sudah mendapat rekomendasi dari lembaga kesehatan dunia atau "World Health Organization (WHO)" serta izin edar dari Badan Pengawasan Obat Makanan (BPOM), dan telah digunakan di lebih dari 141 negara di dunia termasuk sejumlah negara Islam.
Melalui upaya tersebut diharapkan kegiatan pemberian vaksin MR sesuai dengan target cakupan mencapai minimal 95 persen, karena jika cakupannya di bawah angka tersebut upaya menciptakan kekebalan lingkungan atau mencegah terjadinya wabah campak dan rubella tidak maksimal.
Selain itu bisa menghambat program kesehatan nasional mewujudkan eliminasi penyakit campak dan mengendalikan penyakit rubella serta kecacatan bawaan akibat rubella atau "Congenital Rubella Syndrome (CRS)" di Indonesia pada 2020, kata Lisma dalam acara orientasi wartawan atau "media journalist engagement" dan kampanye imunisasi campak rubella yang digelar Forum Kajian Jurnalisme Sumsel bekerja sama dengan Unicef.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nuraini mengatakan pihaknya pada Agsutus-September 2018 ini menyiapkan pemberian vaksin Measles Rubella (MR) secara gratis untuk melindungi masyarakat provinsi setempat dari penularan penyakit yang disebabkan virus itu.
Program imunisasi atau pemberian vaksin MR itu dijadwalkan pada Agustus ini di sekolah- sekolah dan September nanti di semua fasilitas kesehatan termasuk tempat praktik dokter mandiri.
Pemberian vaksin campak dan rubella di provinsi ini ditargetkan menyasar 2,2 juta anak yang tersebar di 17 kabupaten dan kota dengan jumlah terbanyak di Palembang untuk 401.792 anak, kemudian Kabupaten Ogan Komering Ilir 223.000 anak dan Musi Banyuasin 180.713 anak, sedangkan yang terendah Kota Pagaralam dengan sasaran 35.156 anak, ujar Kadinkes.