Bandung (Antarasumsel.com) - Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, memiliki kuliner yang khas selain Tahu Sumedang, yakni Soto Bongko.
"Bongko itu artinya gumpalan besar. Lontong buat soto ini dibikin (dalam bentuk) besar-besar," kata salah seorang penjual Soto Bongko, Rusnandar, di Kabupaten Sumedang, Senin.
Soto Bongko terdiri dari potongan lontong yang disajikan bersama toge rebus, potongan tahu Sumedang, bawang goreng, lalu disiram kuah kari kental dan diberi kecap manis.
Lontong tersebut biasanya dicetak menggunakan daun pisang atau plastik.
"Biasanya soto bongko dijual bareng kupat tahu. Kalau gak mau santan, bisa beli kupat tahu yang pakai kuah kacang. Lontongnya sama, lontong bongko juga," ujar Rusnandar yang berjualan soto tersebut di sekitar Pasar Sumedang.
Soto Bongko akan lebih nikmat untuk dilahap jika disajikan hangat dengan kerupuk atau emping dan sambal sebaga pelengkap.
Rasa gurih yang dominan dari kuah kari serta tahu Sumedang yang telah digoreng sebelumnya.
Selain itu, rasa manis kecap pun menambah cita rasa soto khas daerah yang selalu merayakan hari jadinya setiap 22 April ini.
"Sarapan bisa, buat makan siang juga bisa. Tapi kebanyakan buat sarapan akan terasa gurih kalau makannya pakai Tahu Sumedang," kata Rusnandar.
Sementara itu, salah seorang warga, Neni, menuturkan dirinya terbiasa sarapan pagi dengan Soto Bongko.
"Biasanya habis belanja mampir dulu. Makan soto bongko sama anak. Rasa enak, gurih apalagi kalau ditambah Tahu Sumedang," kata dia.
Penjual Soto Bongko di Sumedang tersebar di berbagai tempat dan umumnya terdapat di sekitar pasar Sumedang, alun-alun Sumedang, atau sekitar RSUD Sumedang.
Para pedagang soto bongko biasanya menjajakan dagangan dari pagi hingga petang hari.
"Bongko itu artinya gumpalan besar. Lontong buat soto ini dibikin (dalam bentuk) besar-besar," kata salah seorang penjual Soto Bongko, Rusnandar, di Kabupaten Sumedang, Senin.
Soto Bongko terdiri dari potongan lontong yang disajikan bersama toge rebus, potongan tahu Sumedang, bawang goreng, lalu disiram kuah kari kental dan diberi kecap manis.
Lontong tersebut biasanya dicetak menggunakan daun pisang atau plastik.
"Biasanya soto bongko dijual bareng kupat tahu. Kalau gak mau santan, bisa beli kupat tahu yang pakai kuah kacang. Lontongnya sama, lontong bongko juga," ujar Rusnandar yang berjualan soto tersebut di sekitar Pasar Sumedang.
Soto Bongko akan lebih nikmat untuk dilahap jika disajikan hangat dengan kerupuk atau emping dan sambal sebaga pelengkap.
Rasa gurih yang dominan dari kuah kari serta tahu Sumedang yang telah digoreng sebelumnya.
Selain itu, rasa manis kecap pun menambah cita rasa soto khas daerah yang selalu merayakan hari jadinya setiap 22 April ini.
"Sarapan bisa, buat makan siang juga bisa. Tapi kebanyakan buat sarapan akan terasa gurih kalau makannya pakai Tahu Sumedang," kata Rusnandar.
Sementara itu, salah seorang warga, Neni, menuturkan dirinya terbiasa sarapan pagi dengan Soto Bongko.
"Biasanya habis belanja mampir dulu. Makan soto bongko sama anak. Rasa enak, gurih apalagi kalau ditambah Tahu Sumedang," kata dia.
Penjual Soto Bongko di Sumedang tersebar di berbagai tempat dan umumnya terdapat di sekitar pasar Sumedang, alun-alun Sumedang, atau sekitar RSUD Sumedang.
Para pedagang soto bongko biasanya menjajakan dagangan dari pagi hingga petang hari.