Palembang (Antarasumsel.com) - Ketersediaan energi listrik dan gas di Kota Palembang menjadi perhatian utama pemerintah mengingat pada tahun 2018 akan menjadi tuan rumah Asian Games XVII dengan 54 negara peserta.
Perseroan Terbatas PLN (Persero) merespons dengan merencanakan pembangunan sejumlah infrastruktur, mulai dari penambahan jalur transmisi dan distribusi hingga pembangunan gardu induk (GI).
Salah satu yang sudah beroperasi adalah GI Jakabaring dengan kapasitas 150 kV di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan 150 kV yang diresmikan pada hari Rabu (7/12).
Direktur Bisnis Regional Sumatera PT PLN (Persero) Amir Rosyidin mengatakan bahwa pengoperasian GI akan meningkatkan keandalan penyaluran energi listrik di Kota Palembang mengingat hampir 30 tahun hanya mendapatkan suplai 70 kV dari Pembangkit Listrik Tenaga Minyak dan Gas Keramasan.
"Kebutuhan Palembang diperkirakan akan meningkat pada tahun-tahun mendatang seiring dengan peran sebagai tuan rumah Asian Games, bakal ada penambahan hotel dan Kompleks Olahraga Jakabaring sangat perlu ditingkatkan keandalannya," kata Amir.
GI ini dibangun dengan dana Rp170 miliar menggunakan anggaran PLN sendiri. Selain membangun GI, PLN juga membangun jalur transmisinya, yakni dari Mariana-Keramasan-Talang Kelapa.
Pembangunan GI bertrafo 160 mVA dan jalur transmisimya ini terbilang relatif cukup lama, sekitar 4 tahun, karena PT PLN dihadapkan sejumlah kendala, yakni pembebasan lahan dan gejolak finansial pada tahun 2012 yang berimbas pada peningkatan kurs mata uang dolar.
Selain membangun GI Jakabaring, kata Amir, PT PLN juga akan menambah kapasitas GI Kenten pada pertengahan 2017, membangun GI Gandus 150 kV yang diperkirakan akan mulai beroperasi pada akhir tahun ini, membangun GI jenis GIS di Kawasan Demang Lebar Daun dan Bom Baru atau pusat kota dengan menggunakan kabel bawah tanah pada tahun 2017.
"Kebutuhan dana untuk membangun semua gardu induk berserta transmisinya ini diperkirakan mencapai Rp900 miliar," katanya.
Terkait denganAsian Games, PLN juga menyiapkan energi listrik untuk kebutuhan jalur kereta api dalam kota light rail transit (LRT) sejauh 120 kilometer dan pemindahan tiang-tiang transmisi di kawasan Jakabaring sehubungan dengan rencana membangun sirkuit MotoGP.
Untuk semua infrastruktur Asian Games ini, PLN mengeluarkan dana sekitar Rp1,1 triliun dengan meminjam ke Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Dunia.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Selatan Dadi Murihno menambahkan bahwa pada tahun ini juga GI Gandus di Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang akan beroperasi setelah merampungkan pembangunan dan uji pada akhir November 2016.
GI Gandus ini memiliki trafo 1 x 39 mVA dan 1 x 60 mVA yang memiliki lima tower V Connetion. Nantinya GI ini akan memeunuhi kebutuhan pasokan listrik di sekitar Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin dan LRT di sekitar bandara.
"Dengan eksisnya lima GI, PLN optimistis pada saat Asian Games sudah tidak ada masalah kelistrikan lagi," katanya.
Bukan hanya PT PLN (Persero) yang sibuk terkait dengan Asian Games, melainkan Perusahaan Gas Negara juga mulai memperluas jaringan pipa di Palembang pada tahun ini untuk memenuhi kebutuhan sektor industri yang menggeliat sejalan dengan peran kota sebagai tuan rumah Asian Games.
Area Head PGN Palembang Makmuri mengatakan bahwa jika pembangunan jaringan itu rampung dalam waktu dekat, sebanyak 15 industri siap menikmati pasokan gas bumi dari PGN yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Makmuri mengatakan bahwa selain menyasar sektor industri, PGN juga memperluas jaringan gas bumi rumah tangga di Palembang.
Sekitar 1.500 rumah tangga telah diproyeksikan akan menikmati gas bumi dari PGN hingga akhir tahun. Sementara ini sudah 1.009 rumah telah dipasangi pipa gas.
Di Palembang, saat ini PGN telah memasok gas bumi ke 5.993 pelanggan yang terdiri atas 5.703 rumah tangga, 78 pelanggan komersial, seperti hotel, rumah sakit, kafe dan restoran, serta sembilan pelanggan industri dan pembangkit listrik.
Ketersediaan gas menjadi hal penting di Kota Palembang karena akan menjadi tuan rumah Asian Games XVIII pada tahun 2008.
Lantaran itu pula PGN memperluas jaringan sekaligus meningkatkan keandalan.
"Sebenarnya, ketersediaan gas saat ini di Kota Palembang sudah mencukupi. Akan tetapi, jika berbicara untuk cadangan dan keandalan, memang harus ditambah lagi," kata dia.
Ketersedian energi listrik dan gas ini lantaran Kota Palembang menjadi tuan rumah Asian Games menjadi bonus tersendiri karena sejak lama Ibu Kota Provinsi Sumsel ini berkutat dengan persoalan energi.
Meski menjadi provinsi lumbung energi, bukan berarti kota ini terlepas dari persoalan blackout, kekurangan daya, dan lainnya.
Namun, dengan kehadiran Asian Games, membuat bukan hanya ketersediaan energi yang menjadi utama, melainkan juga cadangannya pun telah disiapkan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Hamid Ponco Wibowo ketersediaan energi merupakan bagian paling utama untuk menarik investor.
Jika energi listrik dan gas sudah tersedia, Kota Palembang pada masa mendatang akan tumbuh sangat pesat. Bahkan, bisa menjadi gerbang ekonomi di Sumatera menggantikan Medan.
Hal ini lantaran, tidak hanya energi yang sudah disiapkan, tetapi juga infrastruktur lain, seperti bandara, tol, jalur kereta api dalam kota (LRT), dan rumah sakit skala internasional.
"Jadi, benar yang dikatakan gubernurnya (Alex Noerdin, red.) bahwa Asian Games hanyalah sasaran antara, tetapi tujuan utamanya adalah bagaimana melakukan percepatan pembangunan dan ekonomi," katanya.
Jika merujuk pada APBD sebesar Rp7,2 triliun, sejatinya tidak mungkin Sumsel akan membangun semua infrastruktur tersebut yang bernilai total Rp68 triliun. Namun, karena menjadi tuan rumah Asian Games, dapat memanfaatkan dana APBN.
Dampak positif itu bahkan telah terlihat nyata dari pertumbuhan ekonomi yang mampu dibukukan provinsi ini sejak awal 2016.
Daerah ini seharusnya mengalami keterpurukan ekonomi akibat jatuhnya harga komoditas karet, sawit, dan mineral batu bara. Namun, justru mampu menjaga pertumbuhan ekonomi lantaran adanya pembangunan infrastruktur yang relatif cukup masif.
"Seharusnya Sumsel tidak bisa menyentuh pertumbuhan ekonomi dikisaran 5,0 persen. Namun, faktanya pada Triwulan III 2016 mampu membukukan 4,92 persen," kata Hamid.
Karena aktivitas ekonomi yang sedang berlangsung tersebut, BI pada Triwulan IV 2016 memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumsel akan menembus 5 persen atau sesuai dengan proyeksi rata-rata nasional, 5 s.d. 5,2 persen.
Ia mengatakan bahwa Sumatera Selatan sebenarnya bisa saja mencapai angka yang lebih baik, hanya pada pertengahan tahun atau Semester II terdapat hal yang di luar perkiraan, yakni pengurangan dana bagi hasil migas.
Kondisi tersebut sangat memengaruhi karena sejauh ini sektor konsumsi di Sumsel masih mendominasi, yakni mencapai 65 persen dari PDRB. Pengurangan dana bagi hasil migas sekitar Rp900 miliar.
Namun, jika dibandingkan daerah lain yang juga penghasil migas di Indonesia, sejatinya Sumsel lebih beruntung karena derasnya aliran dana APBN untuk pembangunan sejumlah infrastruktur Asian Games telah menggerakkan beragam sektor lain, mulai dari perbankan, perdagangan ritel, industri pengolahan, jasa, hingga UMKM.
Kini, saatnya Sumsel melesat setelah sekian lama mengandalkan hasil perkebunan dan mineral batu bara.
Perseroan Terbatas PLN (Persero) merespons dengan merencanakan pembangunan sejumlah infrastruktur, mulai dari penambahan jalur transmisi dan distribusi hingga pembangunan gardu induk (GI).
Salah satu yang sudah beroperasi adalah GI Jakabaring dengan kapasitas 150 kV di Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan 150 kV yang diresmikan pada hari Rabu (7/12).
Direktur Bisnis Regional Sumatera PT PLN (Persero) Amir Rosyidin mengatakan bahwa pengoperasian GI akan meningkatkan keandalan penyaluran energi listrik di Kota Palembang mengingat hampir 30 tahun hanya mendapatkan suplai 70 kV dari Pembangkit Listrik Tenaga Minyak dan Gas Keramasan.
"Kebutuhan Palembang diperkirakan akan meningkat pada tahun-tahun mendatang seiring dengan peran sebagai tuan rumah Asian Games, bakal ada penambahan hotel dan Kompleks Olahraga Jakabaring sangat perlu ditingkatkan keandalannya," kata Amir.
GI ini dibangun dengan dana Rp170 miliar menggunakan anggaran PLN sendiri. Selain membangun GI, PLN juga membangun jalur transmisinya, yakni dari Mariana-Keramasan-Talang Kelapa.
Pembangunan GI bertrafo 160 mVA dan jalur transmisimya ini terbilang relatif cukup lama, sekitar 4 tahun, karena PT PLN dihadapkan sejumlah kendala, yakni pembebasan lahan dan gejolak finansial pada tahun 2012 yang berimbas pada peningkatan kurs mata uang dolar.
Selain membangun GI Jakabaring, kata Amir, PT PLN juga akan menambah kapasitas GI Kenten pada pertengahan 2017, membangun GI Gandus 150 kV yang diperkirakan akan mulai beroperasi pada akhir tahun ini, membangun GI jenis GIS di Kawasan Demang Lebar Daun dan Bom Baru atau pusat kota dengan menggunakan kabel bawah tanah pada tahun 2017.
"Kebutuhan dana untuk membangun semua gardu induk berserta transmisinya ini diperkirakan mencapai Rp900 miliar," katanya.
Terkait denganAsian Games, PLN juga menyiapkan energi listrik untuk kebutuhan jalur kereta api dalam kota light rail transit (LRT) sejauh 120 kilometer dan pemindahan tiang-tiang transmisi di kawasan Jakabaring sehubungan dengan rencana membangun sirkuit MotoGP.
Untuk semua infrastruktur Asian Games ini, PLN mengeluarkan dana sekitar Rp1,1 triliun dengan meminjam ke Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Dunia.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Selatan Dadi Murihno menambahkan bahwa pada tahun ini juga GI Gandus di Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang akan beroperasi setelah merampungkan pembangunan dan uji pada akhir November 2016.
GI Gandus ini memiliki trafo 1 x 39 mVA dan 1 x 60 mVA yang memiliki lima tower V Connetion. Nantinya GI ini akan memeunuhi kebutuhan pasokan listrik di sekitar Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin dan LRT di sekitar bandara.
"Dengan eksisnya lima GI, PLN optimistis pada saat Asian Games sudah tidak ada masalah kelistrikan lagi," katanya.
Bukan hanya PT PLN (Persero) yang sibuk terkait dengan Asian Games, melainkan Perusahaan Gas Negara juga mulai memperluas jaringan pipa di Palembang pada tahun ini untuk memenuhi kebutuhan sektor industri yang menggeliat sejalan dengan peran kota sebagai tuan rumah Asian Games.
Area Head PGN Palembang Makmuri mengatakan bahwa jika pembangunan jaringan itu rampung dalam waktu dekat, sebanyak 15 industri siap menikmati pasokan gas bumi dari PGN yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Makmuri mengatakan bahwa selain menyasar sektor industri, PGN juga memperluas jaringan gas bumi rumah tangga di Palembang.
Sekitar 1.500 rumah tangga telah diproyeksikan akan menikmati gas bumi dari PGN hingga akhir tahun. Sementara ini sudah 1.009 rumah telah dipasangi pipa gas.
Di Palembang, saat ini PGN telah memasok gas bumi ke 5.993 pelanggan yang terdiri atas 5.703 rumah tangga, 78 pelanggan komersial, seperti hotel, rumah sakit, kafe dan restoran, serta sembilan pelanggan industri dan pembangkit listrik.
Ketersediaan gas menjadi hal penting di Kota Palembang karena akan menjadi tuan rumah Asian Games XVIII pada tahun 2008.
Lantaran itu pula PGN memperluas jaringan sekaligus meningkatkan keandalan.
"Sebenarnya, ketersediaan gas saat ini di Kota Palembang sudah mencukupi. Akan tetapi, jika berbicara untuk cadangan dan keandalan, memang harus ditambah lagi," kata dia.
Gerbang Ekonomi
Ketersedian energi listrik dan gas ini lantaran Kota Palembang menjadi tuan rumah Asian Games menjadi bonus tersendiri karena sejak lama Ibu Kota Provinsi Sumsel ini berkutat dengan persoalan energi.
Meski menjadi provinsi lumbung energi, bukan berarti kota ini terlepas dari persoalan blackout, kekurangan daya, dan lainnya.
Namun, dengan kehadiran Asian Games, membuat bukan hanya ketersediaan energi yang menjadi utama, melainkan juga cadangannya pun telah disiapkan.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII Hamid Ponco Wibowo ketersediaan energi merupakan bagian paling utama untuk menarik investor.
Jika energi listrik dan gas sudah tersedia, Kota Palembang pada masa mendatang akan tumbuh sangat pesat. Bahkan, bisa menjadi gerbang ekonomi di Sumatera menggantikan Medan.
Hal ini lantaran, tidak hanya energi yang sudah disiapkan, tetapi juga infrastruktur lain, seperti bandara, tol, jalur kereta api dalam kota (LRT), dan rumah sakit skala internasional.
"Jadi, benar yang dikatakan gubernurnya (Alex Noerdin, red.) bahwa Asian Games hanyalah sasaran antara, tetapi tujuan utamanya adalah bagaimana melakukan percepatan pembangunan dan ekonomi," katanya.
Jika merujuk pada APBD sebesar Rp7,2 triliun, sejatinya tidak mungkin Sumsel akan membangun semua infrastruktur tersebut yang bernilai total Rp68 triliun. Namun, karena menjadi tuan rumah Asian Games, dapat memanfaatkan dana APBN.
Dampak positif itu bahkan telah terlihat nyata dari pertumbuhan ekonomi yang mampu dibukukan provinsi ini sejak awal 2016.
Daerah ini seharusnya mengalami keterpurukan ekonomi akibat jatuhnya harga komoditas karet, sawit, dan mineral batu bara. Namun, justru mampu menjaga pertumbuhan ekonomi lantaran adanya pembangunan infrastruktur yang relatif cukup masif.
"Seharusnya Sumsel tidak bisa menyentuh pertumbuhan ekonomi dikisaran 5,0 persen. Namun, faktanya pada Triwulan III 2016 mampu membukukan 4,92 persen," kata Hamid.
Karena aktivitas ekonomi yang sedang berlangsung tersebut, BI pada Triwulan IV 2016 memperkirakan pertumbuhan ekonomi Sumsel akan menembus 5 persen atau sesuai dengan proyeksi rata-rata nasional, 5 s.d. 5,2 persen.
Ia mengatakan bahwa Sumatera Selatan sebenarnya bisa saja mencapai angka yang lebih baik, hanya pada pertengahan tahun atau Semester II terdapat hal yang di luar perkiraan, yakni pengurangan dana bagi hasil migas.
Kondisi tersebut sangat memengaruhi karena sejauh ini sektor konsumsi di Sumsel masih mendominasi, yakni mencapai 65 persen dari PDRB. Pengurangan dana bagi hasil migas sekitar Rp900 miliar.
Namun, jika dibandingkan daerah lain yang juga penghasil migas di Indonesia, sejatinya Sumsel lebih beruntung karena derasnya aliran dana APBN untuk pembangunan sejumlah infrastruktur Asian Games telah menggerakkan beragam sektor lain, mulai dari perbankan, perdagangan ritel, industri pengolahan, jasa, hingga UMKM.
Kini, saatnya Sumsel melesat setelah sekian lama mengandalkan hasil perkebunan dan mineral batu bara.